Keluarga. Bagi setiap orang arti dari keluarga itu berbeda, berbeda makna, berbeda rasa, berbeda warna. Keluarga. Setiap orang pasti memilikinya entah itu orang tua, saudara atau teman seperjuangannya. Keluarga. Bagiku adalah tempat ternyaman untuk pulang meski sering aku tidak betah di rumah Tetapi kalau terlalu lama diluar akhirnya rindu juga. Namanya juga anak baru gede.
Saat ini aku memiliki 3 keluarga kecil yang pertama adalah orang-orang yang ada di rumah. Kedua adalah di pondok yang anggota keluargaku di pondok ini selalu bertambah dan berkurang. Ketiga adalah 2 teman kocak ku di kampus Mar'an dan Khoirul Mereka berdua sudah kuanggap seperti keluarga sendiri, kemana-mana selalu bertiga, kuliah 4 semester selalu bersama, saling tukar nestapa maupun tawa pun sudah biasa rasanya. Namun, semua telah berubah ketika munculnya sebuah virus yang bernama virus korona atau sering disebut dengan covid-19. Untuk sementara kami tidak bisa saling jumpa dan aku pun harus pulang ke rumah untuk menjalani proses karantina.
Kata kakekku virus korona itu adalah sebuah virus yang menyerang pernapasan. Begini katanya. "Virus Corona itu adalah virus yang berasal dari Cina yang menyerang saluran pernapasan manusia tanpa disadari oleh siapapun." Beliau bercerita panjang kali lebar sambil menikmati acara TV malam yang ditemani dengan pijatan ku. Bahkan sampai bercabang kemana-mana. virus korona ini memanglah sangat berbahaya dan bahkan virus ini telah mewabah di seluruh dunia. tak memandang status, jabatan maupun ras Semua dapat terjangkit. sehingga pemerintah menghimbau untuk melakukan karantina Mandiri di rumah masing-masing dan meminimalisir kontak dengan orang lain. Yang kemudian muncullah istilah yang sama sekali baru di telingaku yaitu Social Distancing.
Berbeda dengan ibu yang terlihat takut dan gelisah ketika membicarakan Virus Corona, kakek justru menanggapinya dengan tenang. "Kita tidak usah takut terhadap Virus Corona, Allah menciptakan segala penyakit sekaligus dengan obatnya hanya saja terkait dengan penyakit corona ini obatnya masih belum ditemukan." Begitu kata beliau dengan nada yang tenang mempertegas pesan yang disampaikannya. berbeda dengan ibuku yang sedang membicarakan Virus Corona dengan Pamanku yang terlihat gelisah dari ekspresi wajahnya. Ah... Semoga rasa damai ini kan selalu terjaga.
"Kek, tahu artinya Social Distancing nggak?" Tanyaku. "Nggak tahu." Jawab beliau yang masih menikmati acara TV yang ditemani pijatan yang menjamah tubuh tuanya tanpa memperdulikan polemik yang ada di depannya. Di dapur maksudku. Akunya aja yang aneh menanyai orang tua dengan istilah-istilah seperti itu. Lalu ku Jelaskan apa itu Social Distancing dan aku minta pendapatnya tentang fenomena Social Distancing ini. "Wah bagus itu, betul itu tindakan pemerintah, kita tidak tahu dari mana Virus Corona itu menular. Kita juga tidak tahu apakah dia negatif corona, apakah dia positif corona, tidak ada yang tahu. Maka dari itu tindakan pemerintah sudah benar dalam membatasi kontak sosial ini, dan kita juga harus menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan, berjemur pada pagi hari. Tapi lawong aku ini sebatas tani wong ndeso! Ya setiap pagi di sawah bermandikan sinar mentari dan juga tak terlalu berinteraksi karena kan kita di desa, sepi, tak seperti di kota, ramai sekali. Aduh!" "Sakit ya kek?"
Keluarga. Tempat ternyaman untuk menjadi tempat berpulang, baik di suka maupun duka. Keluarga. Tempat ternyaman untuk saling bertukar tawa dan nestapa. Keluarga. Tempat ternyaman untuk saling bertukar cerita. Keluarga. Tempat terbentuknya seorang manusia. Entah aku harus senang atau sedih dengan adanya Virus Corona, yang telah mewabah tak hanya di jagat Indonesia namun telah seantero dunia. Banyak orang yang kembali pulang ke keluarga untuk berlindung. Banyak pula yang meninggal karenanya. Aktivitas sosial yang tadinya dijunjung tinggi kini terpaksa berhenti. Bumi seakan hampir mati. Berbagai ritual peribadatan masa yang biasanya sangat diwajibkan sekarang terpaksa dibubarkan. Terkadang terbesit dalam benak, Apakah ini salah satu pertanda akhir dunia? Ah... tak perlu aku memikirkannya, toh aku bukan siapa-siapa.
70% dari cerita ini adalah nyata dan 30%nya saya manipulasi. Menurut kalian yang mana menurut kalian yang asli dan yang mana yang tidak? Silahkan tebak di kolom komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthology
Short StoryTulisan ini merupakan sebuah kisah bertipe ova yang akan menggunakan teknik on shot. Yang mana pada setiap babnya akan menceritakan kisah yang berbeda. Tulisan ini akan memberikan kalian bacaan berupa cerpen. Bukan, maksud saya cermin karena panjang...