2

406 11 0
                                    

"that bastards" Taeyong berjalan mondar-mandir, memang sebelumnya di kedai itu mereka bertemu dengan Jeno dan teman-temannya. Tidak seperti biasanya, mereka hanya bertegur sapa saja karena memang Taeyong sedang ada urusan dengan teman berandalannya yang lain. Untung saja, mereka tidak terlihat mengenal satu sama lain, pikir Taeyong.

"I'll call Jeno"

"Jangan lah, gimana sih, gimana kalo polisi cek records handphone mereka? Mau kena angkut juga?" Taeyong teringat bahwa Jihyun sudah ada dirumahnya.

"kita bicara nanti saja, ayo ikut aku" Doyoung berjalan membuntuti Taeyong ke ruang tamu. Memasang wajah senyum yang tidak ikhlas, karena hatinya sedang bimbang. Bagaimana tidak? Berandalan juniornya akan ditangkap polisi.

"hey, Jihyun, maaf lama, ini cola mu"

"hey, nggak apa apa kok" Jihyun tersenyum manis pada Taeyong "banyak senjata ya dirumahmu, so you rob?"

"kenapa?"

"aku punya teman perampok, few of them are killer too"

Taeyong mengangguk. Ia mengambil sebatang rokok ganja dari rak mejanya. Membaginya ke Jihyun.

"ugh, so you smoke too? I definitely can't live without this" Jihyun mengambil rokok itu dan meminta api kepada Doyoung. "Dia ini temanmu?" Jihyun melihat kearah Doyoung. Dengan segera Doyoung mengangguk.

"oh, bukannya kamu yang kemarin main sama Ah ro? Juniorku"

"Iya, aku"

Setelah bercakap-cakap cukup lama, Jihyun pamit pulang dan Taeyong menawarkan diri untuk mengantar Jihyun.

"oh so you are a boy who owned sweet black old mustang?"

"yeah, it was my dad's"

----------

Saat diperjalanan pulang, Taeyong menerima panggilan masuk sebanyak 15 kali dari Doyoung. Memang sedari tadi, handphone nya itu dalam mode silent agar ia bisa bercakap-cakap tanpa gangguan dengan wanita yang ia sukai di dalam mobil. Taeyong menelepon Doyoung kembali dan ia mendapat informasi bahwa Jeno dan teman-temannya sudah menyebar ke kelompok berandalannya, sialnya Haechan datang kerumah Taeyong dan meminta bantuan pada Doyoung untuk bersembunyi. Taeyong segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia bisa menyebabkan banyak kecelakaan di jalanan, tetapi Taeyong bukanlah seorang dummy-driver, jadi mustang itu menurutinya.

"dimana Haechan?!"

"basement"

Taeyong segera berlari ke basement diikuti Doyoung. Mereka menemukan Haechan sedang bersembunyi dibawah lantai yang tertutup kasur. Lantai itu adalah tempat rahasia komplotan mereka untuk menyimpan barang berharga hasil rampokan dan curiannya.

"what the fuck are you doing here?"

"hyung tolong, sembunyikan aku"

"ngapain kamu bunuh tiga orang?"

"I am so sorry hyung, bukan aku, i was surely sane"

"tolong ceritakan dari awal"

"malam itu, kita habis dari basecamp, minum dan narkoba, Renjun bener bener drunk. Waktu kita dateng di diner itu, aku udah ngerasa nggak enak banget, aku sempet ngajak yang lain buat langsung pulang aja, karena keadaan kita juga gak baik, tapi mereka nolak tawaranku alasannya sih lapar. Waktu kita masuk, everything is fine dan terus kita papasan itu hyung, nah selang 5 menit kita masuk, Renjun lihat 2 orang laki-laki dan tiba-tiba Renjun ketrigger sama mereka, jadi Renjun nusuk mereka di leher, aku panik banget dong, akhirnya satu petugas diner itu ikut dibantai sama Jeno, biar nggak ada saksi mata, terus kita langsung keluar dan Renjun sempet kita bawa ke hutan dibelakang diner itu dan kita nemu sungai buat bersihin Renjun sama Jeno dari darah"

"shit, kenapa sih kalian tuh bodoh banget? Sekarang dimana renjun, jeno, jaemin?"

"sorry hyung, aku nggaktau, kita bener bener menghilangkan jejak, bahkan handphone sudah kita rusak dan buang dijurang yang jauh dari kota, mungkin mereka ditempat hyung yang lain"

"naik aja ke atas, kalau ada polisi kesini, please bersikap biasa dan anggap nggak ada apa-apa, you got me?"

"okay hyung"

Selama dua minggu Haechan tinggal bersama mereka, polisi tidak juga datang ke rumah Taeyong. Jadi mereka menjalani kehidupan seperti biasa. Hubungan Taeyong dengan Jihyun sudah pada tahap sangat dekat, setiap malam Taeyong selalu datang ke tempat Jihyun untuk sekedar mengobrol atau lebih.

Hari Rabu, pukul delapan pagi, Taeyong menonton TV dan tidak sengaja ia melihat berita pembunuhan yang lalu muncul ke permukaan lagi. Ia was-was. Isi dari berita itu adalah bahwa kasus pembunuhan itu ditutup karena polisi tidak berhasil menemukan pembunuh itu karena bukti tidak cukup dan juga tidak ada cctv didalam diner itu, hanya ada cctv dijalan yang menunjukkan footage empat pemuda dan Taeyong bersama Doyoung. Pihak keluarga tidak terima tentunya tapi, apa yang bisa diperbuat? Pembunuhan itu dianggap kasus kecelakaan dan segera ditutup.

Taeyong menghela nafasnya karena juniornya tidak jadi maju ke pengadilan. Haechan yang mendengar berita itu, menunggu hingga seminggu lagi untuk memastikan bahwa kasus itu benar benar reda dan diner itu sudah dialihfungsikan menjadi sebuah apotik.

----------

Dini hari Taeyong mengenakan jaket kulitnya dan mengantongi pisau di saku celananya. Doyoung yang melihat Taeyong segera memanggil dan menanyakan akan kemana temannya pergi dan untuk apa.

"I bought coke (re:cocaine) from Jaehyun, stay here"

"okay"

Setelah Taeyong turun ke jalan, Jihyun mengetuk pintu rumah. Doyoung mempersilahkan Jihyun untuk masuk. Janggalnya, Jihyun membawa kopernya dan wajahnya bengkak karena menangis.

"kamu mau kemana?" tanya Doyoung heran.

"aku diusir orangtua ku" jawab Jihyun sambil terisak. Jihyun bercerita bahwa orangtuanya heran darimana Jihyun mendapat banyak uang, setelah itu orangtuanya menyadari bahwa Jihyun menjual dirinya sendiri. Jihyun beralasan bahwa ia ingin mendapatkan uang yang banyak dan ingin melanjutkan kuliah yang belum sempat ia lakukan tanpa merepotkan kedua orangtuanya. Tentu tidak akan menerima alasan Jihyun, mereka mengusir Jihyun keluar dari rumah. Orangtuanya merupakan orang yang terpandang, merupakan aib bagi mereka sehingga mereka memiliki alibi bahwa Jihyun telah mati tenggelam dan mayatnya tidak ditemukan. Meskipun Doyoung seorang berandalan, ia merasa iba terhadap Jihyun. Jihyun merupakan anak yang ditekan oleh kedua orangtuanya, meskipun semua itu bukan passionnya atau kesukaannya. Itulah yang membuat Jihyun ingin menghasilkan uang sendiri sehingga ia bisa mengikuti kata hatinya. Tidak lama, seseorang datang dan mengetuk pintu rumah. Doyoung mengira itu adalah Taeyong.

"Tuan Doyoung, ayah anda sedang sakit, tolong pulanglah"

"what if I don't give a fuck?" ucap Doyoung sinis dan ia menutup pintu dengan keras.

🚪🚪🚪🚪🚪🚪🚪🚪🚪🚪

Segini dulu yak!

Vote and Comment, dear!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wet, Wild and Weed - Lee TaeyongWhere stories live. Discover now