Aku kira, pria bertopi baret yang sangat mirip denganku berlari tebirit karena terkejut melihat diriku yang seperti kloning. Tetapi nyatanya tidak. Pria itu benar-benar berlari karena menghindar dari seorang pria bertubuh tinggi dan besar.
Ini semua sangat tidak masuk akal, bagaimana aku ternyata tidak terlihat oleh warga Old Town.
Aku terus mengikuti Kim Taehyung Old Town---katakan saja begitu supaya gampang. Ia menuju ke sebuah gubuk yang letaknya jauh dari keramaian. Sungguh kali ini aku hanya menganga ketika melihat teman-temanku yang lain juga ada di Old Town. Mereka adalah Jimin, Yoongi, Jungkook, dan Summer---yang menjadi satu-satunya perempuan.
Mereka duduk bersila membentuk lingkaran. Tatapan mereka memperlihatkan keputusasaan. Aku tidak tau, aku hanya terus bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa yang kalian lakukan? Kenapa pipi Jimin lebam? Kenapa aku terlihat begitu ketakutan? Kenapa Summer dan Yoongi memiliki tatapan kosong?
Sampai aku dikejutkan oleh seorang pria bertopeng putih, dengan baju yang begitu tertutup berwarna hitam.
"Aku tidak menerima manusia yang hanya setengah hati menginginkan kematian! Jadi ... ada yang ingin pergi sebelum memulau permainan?" Suara pria itu seperti sengaja disamarkan, tetapi aku merasa tak asing.
Mungkin pria itu terlihat mengerikan di awal, tetapi tidak lagi ketika aku melihat tangannya yang mengepal sedikit gemetar. Sebenarnya, apa yang akan mereka lakukan?
"Baiklah, kalau tidak ada. Kalian tau? Aku hanya wasit. Kalian tetap yang bermain. Ketika permainan dimulai, jangan ada yang mengakhiri ... semengerikan apa pun itu," ucap pria bertopeng itu lagi.
Aku melihat mereka menjadi duduk tegap, membiarkan pria bertopeng itu meletakkan sebuah kaleng yang ditutupi sebuah kain dan botol bekas alkohol di tengah-tengah mereka, kemudian memutarnya. Botol itu berputar sangat cepat, sampai beberapa sekon kemudian menjadi semakin pelan dan berhenti pada salah seorang diantara mereka. Dia adalah Summer.
Aku melihat Sam-Summer, dia menghembuskan napas pelan, perempuan itu gemetar. Aku tau bagaimana Sam menyembunyikan rasa takutnya. Dan saat ini, dia sedang ketakutan! Sam ketakutan!
Bergegas aku lari mendekati Sam, "Summer! Apa pun ini, hentikan jika kau takut! Song Summer!" Aku berusaha berteriak sekencang mungkin, tetapi aku tak didengar oleh siapa pun.
Summer mengambil sebuah kertas yang ada pada kaleng, ketika Sam membukanya dengan tangan yang gemetar, aku melihat sebuah kebiadaban dari sisi manusia.
Bunuh salah satu teman mainmu dengan benda nomor tujuh.
"Song Summer!" Aku masih berusaha berteriak.
Sam disuguhi sebuah pistol oleh pria bertopeng itu. Aku tidak ingin melihatnya, aku berusaha untuk keluar dari Old Town, tetapi aku tak kunjung menemukan hologram yang di awal kulihat.
Suara tembakan berbunyi nyaring. Min Yoongi, itu adalah Min Yoongi-yang Sam tembak. "Sam! Hentikan! Tidak .. tidak. Jangan lanjutkan, aku mohon!"
Aku menghalangi Sam untuk melakukan tembakan yang ke dua, tetapi peluru itu menembus tubuhku, dan aku yakin mengenai sasaran.
Lemas. Rasanya aku ingin menangis sejadi-jadinya. Aku ingin kembali ke Clarkania! Aku yakin ini hanya mimpi! Aku ingin bangun!
Aku terkejut dengan suara botol yang kembali terputar, berputar cukup lama sampai akhirnya berhenti dengan ujung botol yang mengarah pada Jungkook.
Belum sempat aku mengatur napasku pria bertopeng itu sudah bersua, "Tantangan atau kejujuran?"
Kemudian aku melihat genangan air mata yang tak jatuh di sudut mata Sam. Dia melihat mata Jungkook lamat-lamat, menatap Jimin, dan aku, sebelum akhirnya Jungkook menjawab, "Kejujuran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Clarkania: The Eternal Town
Fanfiction[ᶜᵒᵐᵖˡᵉᵗᵉᵈ] Clarkania adalah definisi dari kebebasan berekspresi dan keadilan. Tidak ada hal-hal keji seperti pengkhianatan, tanpa kesedihan, tanpa luka. Sampai salah seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun di Clarkania mendapat kesempatan untuk...