Kamu.
Kamu, satu satunya lelaki yang kupahami, namun membuatku berpikir sangat keras.
Kamu, satu satunya lelaki yang aku benci namun aku cinta.
Tapi, kenapa harus kamu. Kamu yang membuat seolah olah aku hanya perempuan bodoh, gila, aneh atau apapun itu namanya.
Ya, aku mengakuinya. Aku memang bodoh karna sudah mencintaimu walaupun kamu tidak ada setitik rasapun terhadapku.
Gila, ya aku memang gila. Itu juga karna kamu. Wajahmu yang selalu ada setiap aku menutup mata, seolah aku tak punya imajinasi untuk ku mainkan sebelum aku memulai tidur.
Kamu yang tahenti hentinya mengoyak dadaku menjadi kepingan kecil tak beraturan.
Kamu yang membuat bibirku taberhenti mengucap, seolah tak ada kata lain yang bisa ku keluarkan.Hatiku sempat hancur, ketika kamu memamerkan kekasih barumu.
Fikiranku sempat redup, saat melihat sorot matamu yang memantulkan kebahagiaan tampa memikirkan aku yang selalu ada dibelakangmu.Tapi, ada sesuatu yang menahanku untuk mengeluarkan airmata yang siap membanjiri pipiku.
Mungkin itu cinta.
Cinta yang terlalu besar untuk menahan semua rasa sakit yang ku derita.Hati kecilku seperti tersenyum saat melihat kebahagiaan yang tersorot di kedua matamu.
Dan fikiranku seolah menampakan cahaya. Menyuruhku untuk ikut bahagia.
Tapi disisi lain.
Luka itu masih membekas.
Seperti sayatan pisau yang menggores kulit mulus perempuan.
Luka itu masih membekas.
Seperti tanda pada bayi yang baru lahir.Dan rasa sakit itupun masih membekas.
Ketika kamu mencariku hanya karna rasa penasaranmu. Tampa berfikir bagaimana keseharianku yang diselimuti ke kosongan, rasa yang kacau, dan hati yang remuk.Dan kamu, masih arnold yang dulu.
Arnold yang selalu penasaran akan kehadiranku yang memuakan ini.Salam
YOUR SECRET ADMIRER"Ya ammmpppoooooonnnnnn gue harus ape iniiiiiii" -gumam arnold sembari mengusap usap mukanya yang terlihat kacau.
"Mas arnold yang sabar, masalah pasti berlalu" -tegur ibu kantin sembari menawarkan kue ulang tahun.
"Ehh iya buuu, hahahah biasa bu masalah cinta cintaaan kebiasaan anak muda. Eh ini kue ulang tahun, siapa yang ulang tahun bu" -tanya arnold.
"Ini anak ibu ulang tahun, katanya titip buat mas arnold sama mas bibin" -balas ibu kantin.
"Ehh, iya aduh makasih banyak loh. Anaknya kemana bu mau ucapin selamat" -tanya arnold.
"Lagi dijalan mas arnold, mas sekalian mau pesen sesuatu?" -tanya ibu kantin.
"Iya bu arnold mau es teh deh"
"Sama kopi buuuuuu, arnold yang bayar" -suara dari kejauhan yang tidak lain adalah bibin.
"Sekali kali ke bin gituh, elo yang bayarin gue" -tegur arnold.
"Selau nold besok gue deh" -balas bibin yang mulai duduk disamping arnold dan membaca surat yang arnold pegang.
"Abis baca kasih saran bin, apaan yang harus gue lakuin" -tanya arnold.
Bibin hanya menaikan jempolnya untuk menjawab pernyataan yang arnold lontarkan.
.
.
.
."Nold" -tegur bibin sembari menepuk pundak arnold.
"Hah apaan solusinye" -tanya arnold.
"Tanya ama unad hahahaha"
"Bajingaaaaaaaan" -balas arnold.
"Kesian nold ni orang" -balas bibin.
"Kesian kenape coba jelasin" -balas arnold.
"Yaa lo mikir aje coba setiap hari die buang buang waktu buat bikinin lo surat di dalem suratnye juga die utarain cinta, sayang bla bla bla tapi respon yang die dapet dari lo ga sesuai ekspetasi die. Kalo gue si yang jadi die pasti bakal sakit ati" -balas bibin.
"Padahal gue udeh mulai naro respect ke die bin, tapi kayanye terlambat yeh. Nih orang kayanye bakal mundur buat jadi secret admirer" -balas arnold.
"Yee tapi lo mau ape kaga kalo die mundur?" -balas bibin.
"Ye engga lah setaaan, gue udeh mulai nyaman ama surat yang die kasih.
Tiap pagi gue berharap ni surat ada mulu kalo gue buka jendela" -balas arnold."Ooohhh jadinye udeh mulai nanem rasa cinta nih ciyeeeeeeee cihuuuuyyyyy yuhuuuuu yihaaaaaa hahah" -ledek bibin.
"Gausa ribet, gue buang ntar kopi loh" -balas arnold.
"Galak ko lo sekarang mentang mentang lagi jatuh cinta hahaha cihuuuy" -ledek bibin lagi.
"Yee maaap, yaudeh yu cabs ke caffe, gue mao makan kentang" -sambung bibin.
"Ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
Teen FictionMAAF untuk tulisan yang tidak teratur dari kalimat, tanda baca, atau apapun Karena sifat saya yang terlalu malas. Dan akan ada bagian baru jika saya tidak malas mengetik.