22 | celaka

2.8K 401 115
                                    

Bisa mengenalmu adalah sebuah kecelakaan yang paling menyenangkan.

•••

Taurus : perlahan tapi pasti. Perhatian kecil yang dia berikan itu salah satu sinyal kalo dia juga suka sama kamu.

"Hah, siapa, tuh!?"

Seses menoleh dan spontan mematikan layar ponselnya saat Anis datang, benda tipis itu hampir saja jatuh ke pelukan lantai. "Lo gila, ya? Dateng-dateng ngagetin orang,"

Alih-alih merasa bersalah, Anis justru malah terkekeh. "Ya maap, lagian udah dibilang di Islam gak boleh percaya sama zodiak."

"Enggak Nis, ini cuma baca doang. Lagian gue gak percaya juga masa iya dia suka sama gue,"

"Siapa yang lu maksud?"

"Orang."

"Dih!"

"Eh, Juang mana, ya?"

Anis sudah tersenyum mengejek. "Cielah, ngapain nih nyari Juang?"

"Gue mau kasih jaket, Nis."

"Oh, yang selama empat hari berturut-turut di gunung lu pake? Aw lucu banget,"

Tesya baru datang dan langsung gabung dengan Anis dan Seses kala itu. Perempuan itu sudah mendekatkan kursi dengan mereka berdua.

"Heh, ngobrolin apaan?"

"Tesya, lu tahu nggak? Ada loh yang digendong Juang pas pulang dari gunung,"

Seses baru ingat bahwa Anis semalam bilang di grup kelas masalah gendongan itu, emang gak ada akhlak anaknya. Katanya teman tapi menjatuhkan Seses, bagaimana sih?

"Iya Nis, lu kan udah bilang di grup kelas. Emang siapa?"

"Nih, orang depan lu."

Seses membulatkan matanya, sebenarnya Anis berpihak pada siapa!? Katanya teman, tapi kadang mulutnya tuh bocor banget. Itu yang membuat Seses malas bercerita padanya.

"Di gendong doang bukan berarti suka, Nis. Lu mah dikit-dikit gue bercanda sama cowok di-cie-in, apaan coba?" Seses mulai kesal, apalagi melihat Tesya yang kaget tetapi seperti ... kecewa.

"Gue becanda kali, Ses. Baper amat."

Tesya benar-benar terlihat kecewa, Seses jelas peka sekali karena ia pernah merasakan apa yang Tesya rasakan. Apalagi ini pasti Tesya salah paham karena sudah menganggap Tesya teman dekatnya sendiri.

"Lu beneran di gendong Juang?" tanya Tesya.

"Hm, cuma karena gue sakit, Sya. Jangan mikir aneh-aneh,"

"Gue maunya gitu, tapi maaf, Ses. Hati gue kecewa, hati gue bilang kalo elu menikmatinya!" katanya Mulai memancing beberapa orang yang ada di kelas.

"Enggak, Sya. Gue biasa aja sama dia gue--"

"Bohong! Mana ada biasa aja? Lo juga suka chat sama Juang, kan!? Setiap gue pengen lihat chat lo sama Juang, lo selalu gak boleh! Katanya gak ada apa-apa tapi itu kenapa lo tutup-tutupin kalo emang gak ada apa-apa!?"

"Sya, nanti kita bicarain. Jangan di sini, malu diliat orang--"

"Bodo amat! Gue gak nyangka sama lo Ses, jahat lo ya. Apa selama ini Juang gak mau kasih gue tebengan kali cuma karena elo!?"

Hanromania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang