00. Dia Gara

627 10 0
                                    

Sebuah keributan terjadi di kelas XI IPA 1.

Terjadi perkelahian antar dua pemuda yang seragam sekolahnya kini sudah sangat berantakan. Satu diantaranya bahkan mendapat lebam pada sudut bibir dan pipi kirinya. Namun, tak ada tanda-tanda mereka selesai dan saling melepas diri.

Kalian berdua apaan sih? seorang pria bertubuh atletik memberanikan diri untuk melerai perkelahian tersebut.

Dia menarik salah seorang dari antara dua cowok yang tengah beradu fisik, yakni Gara.

Gar, lu apaan sih. Ngapain sih lo?! teriaknya kesal.

Sosok cowok bernama Gara itu terdiam, kemudian dia membenarkan seragam sekolahnya dan dengan santainya cowok itu meninggalkan kelas yang sudah sesak oleh kerumunan murid sekolah.

***

RUANG UKS, 11.30

sorry. Ucapan itu terlontar dari Gara, dia baru saja memasuki ruangan UKS.

Rangga yang baru saja siap di obati oleh anggota PMR sekolah sontak terkejut oleh kehadiran Gara.

tadi gue kepancing emosi, dan jujur aja lo juga berlebihan tadi. Tapi tetep gue yang salah kok, lanjut cowok itu.

Rangga menatap dingin kearah Gara. Cowok itu tampak malas menanggapi permohonan maaf Gara, dia lebih memilih fokus dengan ponselnya, membuka room chat dan membalas pesan disana.

Keadaan menjadi hening sekali. Selama Rangga fokus dengan ponsel miliknya, Gara dengan santai menarik sebuah kursi, lalu duduk sambil memperhatikan setiap gerak gerik Rangga.

ck, ngapain sih lo? tanya rangga yang tak tahan dengan keberadaan Gara yang menurutnya mengganggu. gue sadar gue juga salah, tapi tadi Lo udah keterlaluan. Selaku ketua osis, jujur aja gue juga gak suka sama tingkah lo yang terlalu sepelein orang lain dan suka semena-mena, apalagi sama murid baru. Ucapan lo malu-maluin banget, padahal minuman dia gak kena sama sekali ke baju lo. Bertobat deh lu gar, lanjut Rangga panjang lebar.

Gara memperhatikan Rangga tanpa ekspresi apapun, tetapi tepat setelah Rangga selesai dengan ucapannya, Gara malah tersenyum dengan tenang. Cowok itu menarik nafas pelan kemudian berdiri dengan kedua tangan berada pada kantung celana seragam sekolahnya yang sudah tampak rapi dibanding beberapa saat yang lalu, ketika dia beradu fisik dengan Rangga.

makasih ya, Gue pergi dulu, sahut Gara tenang, dia masih tersenyum.

Cowok itu benar-benar pergi dengan santai, tetapi bukannya ke kelas, dia malah pergi ke kantin.

Woi Gar! Disini! Seru seorang cowok yang duduk di kursi kantin bersama dua temannya.

si Diana nangis tadi, katanya gak tega liat lo begitu, ucap cowok ber-name tag Putra.

Gara menggaruk belakang kepalanya kemudian bergabung duduk bersam teman-temannya itu.

oh iya, si rangga gak laporin lo kan? tanya cowok dengan name tag Ilham.

Gara tersenyum kemudian menggeleng.

lo kayak gak tau si gara aja. Putra berucap sembari tertawa.

emang si gara kek gimana?? tanya ilham sengaja memancing jawaban dari putra yang sering liar.

ya gitu deh.

idih, jawaban cewek.

Gara hanya tersenyum kemudian memperhatikan notifikasi pada ponselnya.

Mama

Nak, mama resmi cerai sama papa. Mama harus nginap di hotel selama proses pengurusan pembagian harta. Mama harap kamu bisa dewasa menyikapi ini ya nak, mama mohon maaf gak bisa pertahanin keluarga kita.

To be Next.




ARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang