Prologue

66 6 0
                                    

Note :
Di sarankan untuk ngerubah warna laman Wattpad menjadi gelap/hitam ketika membaca.

















Saat ini langit malam tampak cerah dan dihiasi berbagai macam cahaya bintang. San, Namja kecil yang berumur 13 tahun saat itu pergi ke taman bermain dengan kakak laki-lakinya.




"Kakak! Kita nanti naik bianglala yah" Ajak San dengan wajah gembiranya.




Sang kakak menoleh ke kanan untuk melihat wajah sang adik yang tingginya tak terlalu jauh dengan dirinya, jauh juga sih, eh ga tau lah:(




"Hmm?, gimana yah?" Canda sang kakak.




Kening San berkerut mendengar jawaban kakaknya. "Argh!? Ayolah"




"Hahaha, aku suka sekali melihat wajahmu yang seperti ini" kakaknya tertawa sambil memegang perut dan menyambung percakapannya, "Baiklah, tapi kau tunggu sebentar di sini yah, kakak pergi membeli karcis dulu" Tutur kakak San yang menyuruhnya menunggu di kursi panjang yang juga terdapat pohon besar di sana.




Sebenarnya San tak ingin menunggu sendirian, tapi ia sangat ingin menaiki wahana bianglala itu, akhirnya ia mengikuti keinginan kakaknya dan pergi ke kursi yang di sebut kakaknya tadi.




Kursi itu cukup jauh dari kerumunan, hanya ada sedikit orang yang melewati tempat itu. Di sana cuma terdapat 1 lampu jalan yang cahayanya bisa di bilang cukup redup yang membuat San sedikit ketakutan.




Ketakutan San bertambah saat cahaya lampu jalan tadi mulai padam. Ia mulai berkeringat dingin pada saat itu juga.




Tiba-tiba seorang Pria berpakaian serba hitam lengkap dengan topi dan masker mendekatinya. Membuat San tambah ketakutan, ia tak bisa menahan tangisnya lagi. Namun tak ada yang mendengar tangisannya itu.




"Jangan nangis, ini aku, kakak" ucap pria tadi.




"Kakak?" San berlari ketempat pria itu dan memeluknya. "Kenapa lama sekali, aku ketakutan menunggumu"




"Maaf deh, sekarang mari pergi! Ini akan menyenangkan"




"Ok" senyum bahagia jelas terukir di wajah San dan membuat Mood-nya balik lagi.




Namun sepertinya tidak...


Crat!









































































































"San!" Panggil seorang Namja dari kejauhan. Ternyata itu adalah kakak San. Karena gelap ia mengira San masih berada di bangku panjang tadi.




Namun ia tak menemukan San di sana, melainkan sebuah tas besar atau tas yang sering di gunakan para pendaki gunung untuk mendaki.




Ia tak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya terhadap tas itu. Ia akhirnya membuka tas tersebut dan mendapatkan sebuah kejutan yang sangat luar biasa.























































































Ia mendapati kepala San muncul di dalam tas besar tadi. Di bawah kepala itu juga terdapat bagian-bagian tubuh San terpotong-potong, mulai dari kaki, tangan, leher, paha, hingga organ dalamnya menyembur keluar.


Bukankah ini terlalu Keji?







































Bukankah ini terlalu Keji?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Start : 1 Juni 2020
Finish : -












____________________________________

Halo Guys! Ini cerita keduaku mengenai BTS.
____________________________________

Ini juga cerita pertamaku yang bertema Thriller, jadi maklumin aja kalo kurang gimana gituh, awokawok:v.

___________________________________

Jangan lupa buat Vote juga, Author paling ga suka kalian jadi pembaca gelap, cukup Cimoy aja yang gelap:(

___________________________________




Maaf deh kalo pendek
Chapter selanjutnya janji bakal dipanjangin:v

The Climbing | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang