chapter 1 : Our Destiny

6 1 0
                                    

Ku menatapnya lekat lekat, dia lelaki yang kucintai. Bukan hanya aku, tapi ribuan wanita diluar sana.
Akankah kita bersama ?

5 tahun sebelumnya

Aku Lili, seorang trainee. Usiaku kini 15tahun, dan sekolah disalah satu sekolah unggulan.
Aku belajar mati matian agar nilai akademisku tinggi, tapi disisi lain aku juga ingin meraih mimpiku.

Aku sudah menginjak kelas 2 SMP ketika semua berubah.
Saat itu aku menjadi trainee unggulan di salah satu agensi ternama, ketika semua nasib sial menghampiriku.

Kedua orang tuaku mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan mereka kehilangan nyawa, seluruh harta warisan seharusnya jatuh padaku sebagai anak tunggalnya.
Tapi kalian tahu ? Semua itu direnggut oleh tante dan pamanku, semua impian yang sudah didepan mataku hilang.
Bahkan aku harus pindah sekolah, beruntung aku masih memiliki beasiswa. Jadi aku mendapat kamar asrama dengan mempertahankan nilai akademisku.
Tapi, mimpiku kandas. Aku keluar adri agensi yang sudah metrainee ku selama 2 tahun lebih itu.
Dan sekarang, aku menjadi trainee di agensi kecil manapun yang mau menampungku dan menjanjikan debut secepat mungkin.

Sekarang, aku sudah menjalani trainee selama 3tahun dan agensiku menjanjikanku akan debut sebentar lagi.
Jujur saja, aku tidak begitu excited dengan debutku sekarang, aku ingin menjadi solo. Tapi agensiku menentang, karena akan sulit mempromosikanku.
Saat itu lah aku hanya bisa mengikuti apa yg mereka mau, dengan janji jika mereka sukses dengan projek ini mereka akan mempromosikan ku dengan single solo, akhirnya aku menandatangani kontrak tersebut.

Malam itu, sehabis latihan aku melihatnya.
Dia sahabatku, dia seorang trainee di agensiku sebelumnya. Kami lumayan dekat, dan kami ada janji makan malam ini berdua.
Namanya Sam

"Sam ? Gimana kabarnya ?"
Aku langsung memeluknya

"lil ? Kaku baik. Eh kamu dimana sekarang ? Kita jarang banget bisa kek gini lagi"

"iya, di agensi XX"

"emang ada ?"

"ih, ada itu loh yang lagunya terkenal dengan girlband Headshoot"

"ah girlband erotis itu ?"

"nggak seburuk itu kok"

"haha iya iya, inget Nathan ?"

"ah, tentu saja dia kan populer banget. Trainee saingan beratmu kan ?"

"eh dia jauh lah standarnya dariku. Aku lebih jago rap darinya, mukaku juga lebih cakep"

Lili tersenyum sinis, dan mengacuhkan kata kata Sam barusan
"so ? Why ?"

"hari ini dia yang traktir kita makan"

"heh ? Tumben. Emang kita akur ?"

"yah, dia temenku sekarang sejak kamu kluar"

Mereka berhenti berjalan dipersimpangan lampu merah.
Jalanan cukup ramai saat itu, dan Lili fokus melihat kearah Sam

"wah gk nyangka, sekarang Sam udah bisa bergaul dengan manusia normal"

"brarti kamu bukan manusia normal dong ?"

"emang siapa yang pernah bilang kita berdua normal ?"

Mereka tertawa, dan lanjut berjalan sampai didepan sebuah rumah makan chinese food langganan mereka
Sam segera membuka ponselnya dan menelfon Nathan.
Tak lama mereka berdua masuk resto tersebut, dan melihat Nathan di ruangan terpisah dari pengunjung lainya

Mereka mengahmpirinya.
Awalnya benar benar canggung saat Nathan menyapa Lili, tapi lama lama cukup menyenangkan.
Nathan orang yang ramah dan humble, pantas saja dia populer dikalangan laki laki maupun perempuan.
Saat itu mereka sudah memakan separuh dessertnya saat Nathan berkata

"besok aku akan debut"

"benarkah ? Selamat "

Sam langsung memeluknya, dan bersorak seru.
Lili tersenyum dan mengucapkan selamat juga.

Setelah itu mereka pulang, Nathan menawari Lili tumpangan bersamanya karena arah jalan pulang mereka sama.
Lili hanya mengiyakan, dia masih agak canggung dengan Nathan, rasanya benar benar beda kelas.

"aku bru mendapatkan lisensi mengemudi kemarin, aku benar benar senang. Sepertinya semua hal baik berturut turut datang padaku "

Ungkap Nathan saat itu, Lili hanya mengiyakan. Dia tidak berani menatap Nathan lebih lama

"bagaimana denganmu lil, ada kemajuan apa ?"

"masih seperti biasah, mungkin beberapa bulan lagi baru bisa debut"

"benarkah ? Kalau begitu kita harus tetap akrab ok ? Berikan aku nomor teleponmu, aku ingin kita tetap saling terhubung"

Lili kaget

"kenapa kau menatapku begitu ? Apakah aneh ? Kita teman kan ?"
Kata Nathan

Ah, tentu saja teman

Batin Lili

Akhirnya, dia memberikan nomornya dan berjanji akan saling menghubungi.

Wrong LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang