03. Midnight

24 7 1
                                    

"Kau duluan, aku di belakang untuk jaga-jaga," kata Hyunjae seraya menyalakan senter kecil yang ada di genggamannya.

"Kau saja, laki-laki di depan," Sebenarnya Hyein tidak berani jalan duluan di tengah-tengah hutan dalam keadaan hanya mengandalkan satu senter kecil yang cahayanya pun tidak terlalu terang.

"Apa kau mau tiba-tiba di terkam serigala dari belakang?"

"Tidak!"

"Yasudah, kau duluan. Aku di belakang, turuti aku. Aku sudah berpengalaman."

"Halah sok banget sih jadi orang," ucap Hyein pelan, takut Hyunjae mendengarnya lalu meninggalkan dirinya sendiri di hutan tengah malam seperti ini.

"Aku dengar," Ujar Hyunjae dingin.

Mendengar hal itu, Hyein segera menuruti perintah Hyunjae yang menyuruhnya berjalan di depan.

Udara tengah malam di hutan saat ini terasa sangat dingin, Hyein lupa membawa jaket, meskipun ia sudah memakai pakaian lengan panjang, namun rasanya itu belum mempan.

"Ya tuhan, apa pos pertama masih jauh?" rengek Hyein sambil menggesek-gesekkan telapak tangannya guna mendapatkan sedikit kehangatan.

"Sepertinya masih jauh," Ucap Hyunjae setelah membuka selembar kertas yang berisi peta hutan dan beberapa pos yang akan mereka lewati.

Mereka melanjutkan perjalanan menelusuri hutan ditemani suasana yang hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Tapi, tiba-tiba Hyunjae memegang pundak Hyein."Shhtt, Berhenti."

"Kenapa?" Tanya Hyein. Hyunjae mengarahkan senternya ke bawah, posisinya tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Ular?!" Aku reflek bergerak mundur.

"Jangan bergerak, Hyein!" Ular itu bergerak di depan Hyein, melewatinya. Hyein takut jika tiba-tiba ular itu akan menggigitnya.

"Ayo, lanjut," Hyunjae menepuk pundak Hyein, lalu kembali melanjutkan perjalanan setelah dirasa ular itu sudah pergi menjauh. Hyein mengiyakannya dengan menganggukkan kepalanya berkali-kali, kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

"Ck! Sial."

Hyein berbalik badan sesaat setelah ia menyadari cahaya senter kecil yang dibawa Hyunjae menghilang,
"Kenapa?"

"Nggak bisa menyala!"

"Anjirr, ini semua salah kak Chanyeol, kenapa harus pakai senter kecil ini, padahal aku bawa senter yang lebih bagus dan lebih besar ketimbang ini." Gerutu Hyein yang sepertinya tidak di dengarkan Hyunjae.

"Ini sudah tidak bisa digunakan lagi, sial," gumam Hyunjae yang langsung membuat pupil mata Hyein membesar.

"Terus gimana?!" Ujar Hyein frustasi.

Entah apa yang dilakukan Hyunjae,bukannya membalas perkataan Hyein, ia malah mendongakkan kepalanya ke atas lalu beberapa detik kemudian ia menatap lurus ke depan.

"Tidak apa apa, ayo lanjut jalan." Ucap Hyunjae santai.

"Tanpa senter? Jangan bodoh, Hyunjae. Ini tengah malem, di hutan lagi. Nanti kalau ad---"

"Kalo aku bilang jalan, ya jalan."

"Tapi sen---"

"Coba kau lihat bulan bersinar di atas sana," Hyein mendongakkan kepala, memastikan apa yang Hyunjae ucapkan.

Dalam pandangan Hyunjae, saat tengah malam, bulan terlihat lebih terang apalagi saat berada di dalam hutan seperti saat ini.

"Coba lihat ke depan, masih bisa lihat kan? Cahaya bulan cukup untuk jadi pencahayaan kita di hutan, tanpa sebuah senter." Hyein melihat ke depan, ia masih bisa melihat, meskipun sedikit remang-remang.

"Eung... tidak biasanya kau cerdik."

"Kau saja yang tidak sadar kalau aku sudah cerdik sejak lahir," Ujar Hyunjae dingin, sedngkan Hyein hanya memutar bola matanya malas.

"Hei, kau tahu? yang namanya Hyein itu katanya se-tenda sama Hyunjae!"

"Enak banget ya, tidur bareng cogan."

"Heh, padahal mereka berdua kan terkenalnya gara-gara sering bertengkar!"

"Aku iri sumpah, guys!"

"Aku bodo amat banget ama Hyein, lagian Hyunjae pasti bakal tertarik ama aku, secara aku ini cantik dari pada Hyein."

Kira-kira seperti itulah gibahan-gibahan yang Hyein dengar dari mulut para gadis yang naksir Hyunjae saat Hyein mengantri di ruang ganti tadi. Toh, 'oh' aja tuh Hyein saat denger mereka berkata seperti itu.

Sekarang sudah sekitar pukul 01.20, penjelajahan malam tadi berakhir 20 menit yang lalu, Chanyeol menyuruh mereka semua untuk langsung tidur setelah bersih-bersih, agar besok bisa bangun lebih pagi.

Tapi sayangnya Hyein tidak bisa tidur, apalagi ada seorang lelaki di sebelahnya. Kebiasaan Hyein saat tidurpun sangat buruk, ia kawatir Hyunjae akan melihatnya nanti.

Sedangkan, Hyunjae sepertinya sudah terlelap, ia tidur membelakangi Hyein dengan sarung tipis menyelimutinya.

Tiba-tiba Hyein ingin keluar tenda sekedar untuk merasakan segarnya udara malam. Saat Hyein akan beranjak keluar dari tenda, suara Hyunjae mencegatnya.

"Tidur," Katanya. dengan posisi yang masih sama dan mata terpejam.

"Eh?"

"Tidur," Ucapnya lagi, ia membuka mata, menoleh ke arah Hyein.

"Aku nggak bisa tidur."

Hyunjae duduk, lalu berkata."Kau mau dimarahi kak Chanyeol?" balas Hyein dengan menggelengkan kepala.

"Yasudah, tidurlah, Hyein."

Suara Hyunjae sepertinya telah menghipnotis Hyein, ia mengangguk, menuruti perintahnya, Hyein segera berbaring menjauh dari posisi Hyunjae.

Sedangkan Hyunjae menutup sebagian pintu tenda yang terbuka.

"Jangan ditutup!" seru Hyein membuat Hyunjae memutar bola matanya malas.

"Banyak nyamuk kalo terus-terus an dibuka. Aku tidak bakal ngapa-ngapin."

"Wajahmu tidak menyakinkan, Hyunjae." Hyein menatap Hyunjae dengan tatapan menyelidik.

"Ya! ku tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak! Disini banyak nyamuk!"

"Yasudah, iya..."

Hyunjae kembali berbaring sambil membenarkan selimutnya, lalu memejamkan matanya, begitupun dengan Hyein.

.
.
.
Hii, apa kabar kalian?
Moga-moga suka, ya. ㅠㅠ
Makasii banyak buat yang udah nyempetin baca^^
Stay safe, guys~!

Bye bye~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

「tsundere ; hyunjαe」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang