Dapur

Keajaiban

🥘—Baru-baru ini, Haru menyaksikan sesuatu yang sangat ganjil. Suaminya—Kambe Daisuke—sudah akur dengan musuh bebuyutannya, dapur. Hal yang bisa dikatakan nyaris tidak pernah terjadi. Tapi disanalah Daisuke, berdiri dengan celemek hitamnya tengah mengaduk sesuatu di pancinya.

Haru yang saat itu sibuk dengan cuciannya mendadak terdiam, berdiri mematung di ruang keluarga. Awalnya Haru ingin berteriak, memperingati Daisuke agar tidak membakar dapurnya lagi. Tapi selang lima menit, Daisuke tampak baik-baik saja dengan kegiatannya. Semuanya berjalan terlalu mulus sampai-sampai Haru bergidik ngeri.

Tidak ada angin, tidak ada hujan, bagaimana bisa Daisuke berbaikan dengan dapur? Sejarah mana yang menuliskan bahwa Daisuke bisa memasak?

Tiba-tiba Haru teringat, semua ini berawal dari celetukan si kecil Kambe pada suatu siang. Anak mereka mengatakan dengan riang bahwa ia baru saja memainkan game yang sangat menarik. Cooking Mama. Dari namanya saja sudah bisa ditebak tentang apa permainan ini. Haru melirik Daisuke yang entah mengapa terlihat sangat cerah. Matanya berbinar juga bibirnya tersenyum. Dari sini Haru mulai merasakan ada yang tidak beres dari suaminya.

Singkat cerita, pada suatu malam sehabis Haru menidurkan anaknya, ia tak sengaja mendapati sang suami tengah asyik sendiri dengan ponselnya. Senyum Daisuke mengembang terlalu lebar hingga Haru merasakan suaminya mulai tidak waras.

Dalam hati Haru terus menerus merapalkan doa. Jikalau suaminya ini tengah kerasukan setan, tolong cepat keluarkan. Daisuke tersenyum terlampau jarang. Ini mengerikan.

"By?"

"Hm?"

"Kamu udah gosok gigi?"

"Hm."

"Cuci kaki?"

"Hm."

"By?"

"Hm?"

"Tidur, yuk."

"Hm."

***

🥘—Seminggu terlewat dengan Haru tidur duluan karena Daisuke mengabaikannya. Dipanggil, diam. Diajak bicara, diam. Bahkan dipukul pun Daisuke tetap diam. Ya, karena ponsel. Disini Haru mulai berpikir yang tidak-tidak.

Apa jangan-jangan sang suami sudah berani main di belakangnya? Apa Daisuke berselingkuh? Dengar-dengar ada karyawan baru di kantor Daisuke yang cantik jelita.

Haru sudah sampai membayangkan skenario terburuknya. Bagaimana kalau Daisuke benar-benar berselingkuh? Apakah mereka akan cerai? Apa anak mereka akan baik-baik saja?

Berbekal kenekatan dan rasa ingin tahu, Haru mencuri ponsel Daisuke dan membukanya di kamar mandi. Beruntung Haru tahu kata sandinya. Saat dibuka, terpampanglah foto keluarga mereka yang diambil saat liburan bulan lalu. Hati Haru menghangat. Tapi misinya tetap berlanjut. Ia membuka semua aplikasi yang ada, mulai dari pesan, kontak, sosial media, bahkan histori pencarian dibabat habis. Hasilnya nol.

Apa mungkin Daisuke punya ponsel lain?

Di tengah pikiran negatifnya, seseorang mengetuk pintu kamar mandi. Itu Daisuke.

"Ai, kamu kenapa? Kok lama banget di toiletnya?"

"Nggak, nggak papa. Aku keluar, nih."

***

🥘—Besoknya, Haru kembali mendapati Daisuke memainkan ponselnya dengan senyum lebarnya. Karena tak mau membuang-buang kesempatan, didekatilah sang suami.

"Kamu ngapain sih? Dari kemaren sering banget main hape."

Daisuke mendongak, masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

"Sini, sini." Kata Daisuke sambil menepuk sofa di sebelahnya. Haru duduk berbarengan dengan Daisuke menyodorkan ponselnya. Tertulis dengan jelas, singkat, dan padat—Cooking Mama.

Wajah Haru berubah masam. Seminggu Haru diabaikan, semua itu hanya untuk ini?!

Haru merengut. Daisuke yang menyadari perubahan raut istrinya langsung menggelendot. "Kamu kenapa lagi, Ai?"

"Aku dicuekin seminggu ini gegara game?"

"Hehe."

"Haha, hehe. Udah ah, ngambek aku. Kamu nyebelin!"

***

🥘—Kembali lagi, Haru diam mematung. Ia menatap Daisuke, terpukau dengan kemajuannya. Sang suami yang sadar tengah diperhatikan tersenyum sambil mengangkat sendok.

"Ai, Cooking Mama kasih aku dampak positif, kan?"

Haru mendengus. "Iya, setelah seminggu kamu cuekin aku."