Bab 2 Deredekan

11 2 0
                                    

"Aduh mbaknya ya diaduk itu adonan kuenya bukan jendela,ngelamun mulu dari tadi"ucap Danina.
"Ish diem deh gue ini lagi ngeredem rasa malu gue sama kakak lo tau"jawab Rucira kini mengalihkan fokusnya ke adonan kue yang ia buat.
"Alah pake alasan malu segala,biasanya juga elo malu-maluin gue ya"ucap Danina sambil mulai membuat topping untuk kue yang akan ia buat.
  Selang waktu setengah jam,akhirnya kue yang dibuat oleh kedua sahabat karib tersebut telah selesai.Danina pun mengajak Rucira untuk menikmati kue hasil buatan mereka di ruang keluarga.Tak selang beberapa lama,muncul Arka yamg sepertinya baru selesai mandi ikut gabung bersama mereka.
"Wah lagi makan-makan gak ajak kakak"ucap Arka sambil mencomot kue yang ada ditangan Danina.
"Ya elah mas elu udah bukan bayi lagi kali,masa mau makan harus selalu gue ingetin"tukas Danina tak terima kuenya dicomot sembarangan oleh sang kakak.Sementara itu,Rucira nampak sibuk menekuni kue yang sedang ia makan.
"Eh Cil,jangan diem-diem baek napa.Dari tadi kalau gak diem ya ngelamun.Atau jangan-jangan sebelum kesini elo ketempelan lagi...hi meriding tau"sontak Rucira langsung melayangkan jitakan dikepala Danina.
"Sembarangan ya lo kalau ngomong"jawab Rucira sengit.
"Ya habis loe daritadi diem aja,oh gue tau atau loe jangan-jangan grogi ya deket kakak gue karena kejadian tadi..ciat udah ada yang baper nih"ucapan Danina tersebut mampu membuat pipi gembul milik Rucira mulai memerah bak kepiting rebus.
Sementara itu,Aska yang bingung harus ngomong apa,akhirnya lebih memilih untuk menghabiskan kue yang berada di tangan Danina tanpa disadari oleh pemiliknya bahwa kuenya telah raib termakan kakaknya...wakaka.
  "Oh ya,Cilla omong-omong kamu kelas berapa sekarang"kini giliran
Aska yang memulai pembicaraan.
"Sama mas kaya Danina"jawab Rucira dengan tersenyum tipis.
"Jiah mas Ar,masa iya dia temenan sama gue tapi beda kelas"sahut Danina yang baru saja menyadari jika kuenya telah raib dimakan sang kakak.
"MAS ARKAAAAA....................."teriak Danina ya disahuti tawa oleh Rucira dan kepergian Arka dengan langkah seribu.
  Karena hari sudah mulai beranjak petang akhirnya Rucira pun pamit pulang.Namun sebelum itu,ia sempat dicegat oleh Arka di tengah pintu utama.Sontak hal tersebut membuat Rucira panas dingin dan salting.Pasalnya selama ini,ia tak pernah sedekat ini dengan seorang lelaki.Karena pada dasarnya Rucira merupakan seorang gadis pendiam dan hanya akan cerewet dengan seseorang yang ia kenal dekat saja.Maka tidak lebay bukan jika ia merasa berkeringat dan panas dingin dihadapan Arka.
"Ehm.......mas boleh gak kalau minta nomer hp kamu Cila"tanya Arka yang masih setia menatap Cila.Cila yang ditatap sebegitu dalam pun akhirnya hanya mampu menundukkan kepalanya,karena kepalang malu dengan semua hal yang telah ia perbuat tadi.
"Bo....bo..boleh mas,ini ponselku catat aja mas nomernya"sahut Rucira sambil menyerahkan hpnya ke Arka dengan tangan gemetaran.
"Oke,udah aku simpan yang nomer kamu,terima kasih dan hati-hati di jalan"ucap Arka sambil mengacak rambut Rucira.Rucira yang diperlakukan seperti itu hanya mampun menyahuti perkataan Arka dengan anggukan kepala.Mungkin nanti setelah dirumah ia akan menyuruh bundanya memeriksa apakah ia memiliki penyakit serius atau tidak.Pasalanya sejak tadi ia terus berkeringat dan jantungnya terus saja bekerja tak normal seperti semestinya.

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membaca cerita alakadarnya dari saya.Jangan lupa untuk vote cerita saya ya😊.

GetirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang