Senin 12 Februari 2018
Risa Hanna Talitha, gadis itu berjalan melewati kerumunan pasar sambil kebingungan. Pasalnya, ia tengah mencari seseorang yang merupakan sumber petunjuk jalan baginya. Dia berusaha membenarkan posisi kacamata untuk menutupi mata bulatnya, yang menurut para penyihir adalah sumber kesialan.
Gadis itu merasa seperti semut di tengah kerumunan gajah, tubuh nya terombang ambing oleh ibu-ibu pencari diskonan. Ya, lagi musim wisuda seperti ini, dan segera memasuki tahun ajaran baru, pasti pasar penuh dengan para ibu rumah tangga yang mempersiapkan sekolah anak-anak nya.
Matanya terus menelusuri setiap sudut, berharap orang yang ia cari terpampang jelas di penglihatannya. Jemarinya sibuk mengikat rambut hitam yang tebal, kulit putih bak susu, terlihat setelah rambut nya diikat, dan menarik pasang mata cowok yang jelalatan di sebelah sana. ia risih atas pandangan ini.
Ish gue kenapa sih harus terlahir cantik jadi gini kan cape gue ngurus nya. Batin Risa.
Ya, sikap percaya diri dan ambisius sepertinya sudah tuhan takdirkan padanya. pasalnya iya selalu percaya diri atas apapun dan selalu berambisi untuk mengejar cita cita nya bukan cinta-cintanya.
Oh iya, berhubungan soal cinta mungkin bisa di bilang Risa adalah orang yang tidak berpengalaman, apa lagi dia sama sekali tidak percaya apa itu cinta pada pandangan pertama.
Menurutnya, cinta padangan kesekiankali pun banyak yang berakhir gagal apa lagi cinta pandangan pertama.
°°°
"Haduhh, Iroh kemana sih? mana bisa dia ninggalin gue di tempat yang serame ini, dengan barang bawaan sebanyak ini, huft." Mulutnya terus menggerutu, mengomel tak jelas,dan terus menghubunginya. Hanya gadis yang ia panggil iroh itu, sampai-sampai dia tidak memperhatikan langkah kakinya.BRUK.
Gawat seperti nya ia menabrak seseorang
Risa POV
Haduh gue malu banget, pake acara nabrak orang lagi elah. Gimana yak? eum--- pura-pura gak salah aja deh, gue marah aja ke dia, biar dia yang minta maaf, terus gue maafin deh, baik hati banget kan gue. Batinnya.
"Ehh lo kalau jalan bisa liat-liat gak sih? Ini pasar tuh luas, ngapain lo pake acara nabrak gue. Ngeselin banget!" Tutur Risa.
"Eh maaf--- maaf bu, tadi saya sibuk menelpon, sampe gak liat jalanan sekitar." balas seseorang yang menabraknya.
HAH? OMO gue di panggil ibu? Emang nya muka gue setua itu? Ya ampun. Batinnya.
"Hah? Lo manggil gue ibu? Woi, gue masih 16 tahun ya, udah nabrak, ga sopan banget lo jadi orang!"
Cowok dihadapannya yang bernama Nazri itu terheran, mukanya begitu familiar diingatannya, sepertinya pernah melihat perempuan didepannya.
"Tunggu---tunggu lo, Risa kan? Lo alumni SMP Garuda yang baru lulus? Bener kan gue?"
"Iya. kenapa lo bisa tau, jangan-jangan lo secret admirer gue ya?"
"Eh, bukan, cuma gue punya sahabat, yang sekolah nya disana."
"Oh, yaudah gausah curhat, gue sibuk bye."
Nazri terheran kenapa islan bisa dekat dengan cewe seganas itu. Baru saja bertemu, Nazri sudah merinding dibuatnya.
°°°
Risa POV
"Kalau diliat-liat tuh, cowok tadi beneran tipe gue banget ya. mandang muka nya aja gue udah adem, mana tinggi lumayan lagi. Hahahaha, eh hussstt inget Risa! Lo itu, cewe yang ngga percaya ada nya cinta pandangan pertama, cinta itu hanya di alami oleh orang lemah, yang menganggap dirinya butuh perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Nih ya, lagi pula tujuan cinta adalah meninggalkan bukan untuk bersama selamanya".
.
.
.
.
.
Hallo semuanya terimakasih buat yang udah mampir sama baca yah mohon maaf kalau banyak typo nya kritik dan saran bole kok chat atau dm aku ajh yah nama ig nya @ryzkomala
Nantikan kisah selanjut nya sambil menantikan jangan lupa vote sama komen nya biar autor nya makin semangat salam hangat semuanya -Ryzka
KAMU SEDANG MEMBACA
207.Withyou
Teen FictionCinta? Sebuah kata yang penuh warna Warna itu tergantung lika - liku yang merasakan nya Akan kan warna itu indah seperti pelangi? Atau hanya Hitam kelam yang sangat menyeramkan Menurut kalian definisi cinta itu seperti apa? Apakah cinta harus benar...