Saat aku sedang berjalan jalan di dalam hutan, aku menemukan sebuah kalung. Kalung itu berwarna merah bercampur hijau terang.
Indan sekali. Ucapku membatin.
Aku terpesona dengan kalung itu. Berkali kali kumaini kalung itu. Kemudian aku memakainya.
Kulihat diriku dan kalung itu di carmin. Aku merasa telah cocok dengan kalung itu.
Lagi pula aku kan suka warna merah dan hijau.
Kalung ini sangat pas denganku. Ucapku membatin lagi.
Tok! Tok! Tok!.
Ketukan pintu itu mengagetkanku dan membuatku seketika sadar dari lamunanku pada kalung tersebut.
"Iya!?". Jawabku.
"Rara, ada temanmu yang datang". Teriak ayah dari luar kamarku.
Ku persilakan sahabat baruku itu untuk memasuki kamarku.
Kami berbincang bincang di dalam kamarku sambil mengerjakan PR sekolah.
Tiba tiba temanku bertanya soal kalung yang kupakai.
"Indah sekali," ucapnya terpana melihat kalungku.
Aku membalasnya dengan senyum sambil menulis kembali beberapa materi.
"Kamu beli dimana, Ra?" Tanyanya kemudian mendekatiku.
Aku merasa ada yang aneh.
Aku diam. Jantungku berdegup lamban.
"Rara". Dia berusaha mengambil kalungku.
Aku kaget dengan sikapnya. Ia memelukku, lalu segera menarik kalung yang berada dileherku.
Matanya memerah keabu abuan. Urat uratnya terlihat menonjol di sekujur tubuhnya.
Aku tidak takut. Segera ku tutup pintu kamarku.
Ada sebuah cahaya merah malayang layang di sekitarku. Kemudian dengan cepat memasuki jantungku.
Otot otot ditubuhku membesar. Aku melihat temanku yang tadi berusaha kabur lewat jendela, dengan gesit ku tarik kakinya lalu kukoyak badannya hingga seluruh cairan dan organ organ dalamnya muncrat keluar dan berserakan.
Kalung yang tadi, kuambil kembali.
Entah makhluk apa yang sedang menyamar jadi temanku itu.
Kamarku berantakan....
☆Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar☆
KAMU SEDANG MEMBACA
BERUANG MERAH
Ficción GeneralSebuah kisah fiksi tentang seorang anak yang mendapat kutukan dari alam.