Jaehyun berulang kali mencoba untuk menelepon mamanya yang sekarang tinggal di Ontario. Ia hendak memberitahu mamanya tentang Eloise, bagaimana Ia sangat diterima di keluarga Eloise terutama oleh ibunya.
"Halo? Jaehyun?" kata seseorang di seberang sana setelah berkali-kali Jaehyun mencoba untuk menelepon nomor tersebut.
"Halo, mama. Apa kabar? Ma, kemarin aku ke rumah Eloise. Aku senang sekali mamanya Eloise ternyata periang dan ceplas-ceplos, tidak memandang rendah diriku. Oh ya, beliau juga tampaknya baik-baik saja dengan kondisiku sekarang ini. Jaehyun senang, ma. Mama harus ketemu Eloise. Ma, kali ini aku yakin akan pilihanku sendiri. Tolong restui Jaehyun dan Eloise ya, ma," Jaehyun langsung nyerocos dengan nada gembira begitu mendengar suara mamanya.
Mama Jaehyun hanya tergelak sedikit kemudian beliau menanggapi,
"Wah, senangnya Jaehyun sudah dapat restu nih."
"Eloise ini dari keluarga apa? Latar belakang orang tuanya?" tanya mamanya Jaehyun kemudian.
Sebenarnya Jaehyun sudah sering menceritakan seluk beluk tentang Eloise, mungkin mamanya hanya ingin memastikan saja.
"Ibunya direktur perusahaan perhotelan di Korea Selatan. Ayahnya chef, pemilik restoran Perancis di daerah Gangnam. Eloise sendiri sarjana dari Korea University, sastra Inggris, sekarang bekerja di perusahaan surat kabar terkenal di Korea Selatan sebagai asisten penyunting bahasa," Jaehyun menjelaskan dengan runtut dan lengkap.
"Mama kira dia pelukis atau fashion designer, begitu. Ternyata penyunting bahasa, hebat ya. Beruntung lho kamu," sahut mama Jaehyun diliputi kekaguman.
Jaehyun hanya terkekeh pelan, ada sedikit rasa bangga dalam hatinya.
"Bagaimana perlakuannya pada Ye-joon?"
"Seperti anaknya sendiri. Dia sangat penyayang namun tegas, seperti mama dulu."
"Ah, syukurlah," ujar beliau lega.
"Ma, Eloise cantik, baik, pintar pula," ucap Jaehyun yang saat ini di pikirannya didominasi oleh Eloise.
"Iya, Jaehyun. Mama sudah lihat kok bagaimana rupa Eloise, cantik sekali Ia. Kapan-kapan mama dan papa mau ke Korea Selatan, mau bertemu dengan Eloise," mama Jaehyun menanggapi dengan antusias.
"Ma, go easy on her, ya. Dia calon istriku," ucap Jaehyun tegas dan tanpa basa-basi.
"Sudah ya ma, aku akan menangani operasi katarak. Sehat selalu ya, bilang pada papa Jaehyun kangen papa," kata Jaehyun dengan nada bicara yang lembut, kemudian menutup sambungan teleponnya dengan sang mama.
Jaehyun seperti mendapat suntikan semangat untuk menjalani harinya.
+
Hari ini hari yang panjang dan melelahkan bagi Jaehyun. Tadi Ia harus menangani 2 operasi katarak, konsultasi, dan praktik reguler di rumah sakit. Jaehyun ingin tidur, tidur, dan tidur. Sampai-sampai Ia harus menitipkan Ye-joon di tempat penitipan anak saking sibuknya Ia.
Jaehyun kelelahan, Ia sekarang berbaring di atas kasur, Ye-joon sudah tertidur pulas di sebelahnya. Jaehyun sedang scrolling timeline twitternya dengan ekspresi datar, bosan, dan Ia mencari sesuatu yang lucu ataupun aneh.
Kemudian Ia menemukan sesuatu di twitter, Eloise mengunggah hasil scan pas foto Jaehyun dengan caption singkat, sebuah emoji"🖤".
Jaehyun tersenyum sendiri melihat post itu. Ah, sehari ini Ia belum bercakap banyak dengan kesayangannya itu. Jaehyun memutuskan untuk menghubungi Eloise
KAMU SEDANG MEMBACA
L' Ophtalmologiste ➻ NCT Jaehyun
Teen Fiction"Mr. J" I said with tears on my cheeks. "Hm?" he answered with all of his strength "Please, stay," I cried. "Always," he said as he tried to comfort me. ✣ Jang Hwamin, mahasiswa yang memiliki masa kecil dan masa remaja yang membuatnya menjadi seoran...