Bab 11: Kill

1.4K 114 77
                                    

Namja itu membuka kedua matanya, Ketika merasakan hangatnya sinar matahari yang menerpa wajahnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Namja itu membuka kedua matanya, Ketika merasakan hangatnya sinar matahari yang menerpa wajahnya. Namun namja itu kembali menutup matanya berharap bisa kembali tidur dan terhanyut kembali kealam mimpi.

 Namun namja itu kembali menutup matanya berharap bisa kembali tidur dan terhanyut kembali kealam mimpi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Matanya terbuka kembali, namja itu mendesah pelan. Lalu bangun dan meregakan kan tubuhnya yang terasa kaku. Tidur tidak akan membawa sebuah keajaiban dan perubahan. Yang ada dirinya hanya akan terperangkat seumur hidup ditempat ini. Mengingat semua itu namja itu kembali mendesah lemah.

"Akh!" Ringis Chenle ketika merasakan sakit yang teramat pada bagian vital dan punggungnya. Namja itu tersenyum kecut ketika mengingat kembali kejadian semalam. Ingin rasanya ia melawan, namun jika saja Jisung tidak mengancam akan membunuh ibunya, mungkin ia tidak akan merasa sekotor ini dan semenjijikan ini.

Chenle mengelengkan pelan kepalanya. Entah ini terlalu rumit dan memusingkan untuk dipikirkan. Ia bingung harus berbuat apa lagi untuk bisa lepas dari Jisung,namja itu sangat kejam layaknya iblis. Hanya wajah putus asa yang bisa ia ekspresikan karena wajah nya mengekspresikan apa yang ia rasakan.

"Kenapa semua ini terjadi padaku?" Lirih Chenle pelan. Namja itu menunduk sedih, ia ingin hidup nya yang normal dan biasa-biasa saja kembali. Dan Ia ingin semua itu hanya itu saja, tapi jika dipikirkan lagi sepertinya itu tidak mungkin. Karena kebahagian yang telah ia susun telah dihancurkan sekejap oleh Jisung.

Kenapa Jisung membuat hidup menjadi suram dan penuh rasa sakit? Kenapa bukan orang lain?! Kenapa harus dirinya?. Pertanyaan-pertanyaan ini terus bermunculan dalam pikirannya dan masih menjadi tanda tanya bagi Chenle. Apakah Jisung mencintainya? Jika namja itu mencintainya maka ia harusnya membuat dirinya bahagia bukan menghancurkan dan memberi rasa sakit dan luka padanya. Itu bukan rasa cinta melainkan obsesi.

Mengingat kembali kejadian semalam dengan bodohnya ia memberikan tubuhnya kepada Jisung layaknya seorang gigolo yang mau menjadi pemuas nafsu birahi.sangat murahan dan tidak memiliki harga diri, ia ingin menangis namun jika ia tidak menuruti kemauan Jisung maka namja itu tidak segan-segan akan melukai ibunya.

Jisung? Namja itu sudah pergi ketika nafsunya sudah terpuaskan. Dirinya hanya ditinggalkan begitu saja dikamar ini dengan keadaan telajang bulat.

Chenle benar-benar sudah tidak memiliki harga diri. Dirinya begitu pasaran, tapi ia tidak akan selemah itu. Ia harus kuat! Ia harus bisa kembali pulang. Jika dirinya mengeluh dan menangis terus ia tidak akan pernah terbebas dari Jisung. Maka dari itu ia akan mengikuti alur permainan Jisung dan memcari celah, dan ketika ia sudah menemukan celah maka ia akan kabur sejauh-jauh mungkin dan ia akan terbebas dari Jisung.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jun 27, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Crazy Boy [Lanjutan]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora