Tala menutup buku yang tengah ia baca, sesaat setelah ia mendengar suara bel masuk berbunyi. Saat ini, Gadis itu tengah berada di perpustakaan sekolahnya. Tala segera bangkit, dan berjalan menuju pintu keluar untuk kembali ke kelasnya. Tak lupa, ia mengucapkan terimakasih kepada penjaga perpustakaan yang sudah sangat hapal dengan tabiatnya menjadi 'penghuni tetap' perpustakaan sekolahnya ini.
"TALA!"
Saat ingin menapaki anak tangga menuju kelasnya, seseorang memanggil namanya. Tala menoleh dan mengurungkan niatnya untuk segera naik ke lantai atas.
Gadis itu tersenyum saat mengetahui bahwa sosok yang memanggil namanya adalah salah satu sahabat dekatnya.
"Dari mana, Ji?"
Yeji mempercepat langkahnya, mendekati Tala yang sudah menunggunya di ujung tangga.
"Biasa, makan di kantin," jawab Perempuan itu.
Tala menganggukkan kepala. Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya, berjalan beriringan bersama Yeji menuju lantai atas.
"Makan sendirian? Shuhua mana?" tanya Tala.
"Tadi sama Shuhua, kok. Lagi ke toilet anaknya, sekarang. Biasa, setoran."
Tala terkekeh kecil mendengar jawaban Yeji, "Kebiasaan tuh, anak. Pasti dia makan pedes la-"
"MAU JADI APA KALIAN NANTI, HAH?!"
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan yang memotong ucapan Tala, dan berhasil mengejutkan kedua gadis itu. Tala dan Yeji seketika menghentikan langkahnya. Mereka segera menoleh kearah sumber suara.
Dapat mereka lihat sosok Pak Kris yang berada tepat didepan ruang BK, yang lokasinya tak jauh dari tempat kedua Perempuan itu berdiri. Beliau tidak sendiri. Ada tiga siswa Laki - laki dengan penampilan yang sejujurnya sangat tidak pantas disebut sebagai penampilan anak sekolahan pada umumnya, tengah berdiri dihadapannya. Bagaimana tidak, ketiga anak itu menggunakan seragam yang tak sesuai dengan aturan sekolah. Baju seragam yang dikeluarkan, celana yang di vermak sehingga menjadi ketat, serta sepatu yang tak berwarna hitam.
Tala mengenali dua dari tiga siswa yang tengah berdiri disana. Salah satunya adalah Felix, teman sekelasnya yang memang terkenal sangat nakal karena kerap kali bolos dan melanggar aturan sekolah. Disebelahnya ada Jaemin, yang ia kenali sebagai sahabat dekat Felix, karena mereka selalu terlihat berdua dimanapun berada. Sedangkan untuk siswa yang berdiri di paling ujung sana, Tala tak mengenalnya sama sekali. Ia hanya dapat menduga - duga, bahwa Pria itu juga merupakan teman dekat Felix. Namun jika dilihat dari penampilannya, Pria tersebut terlihat paling urakan dibandingkan dengan Felix dan Jaemin. Pria itu tidak mengkancingi baju seragamnya, sehingga kaos dalamannya yang berwarna hitam terlihat dengan jelas. Tak hanya itu, ia juga menggunakan kalung rantai, headphone yang bertengger di lehernya, dan sebuah piercing di telinga kanannya.
Tala memperhatikan Laki - laki itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sebenarnya wajah Laki - laki itu nampak tidak asing baginya. Namun, ia lupa pernah melihat Laki - laki itu dimana.
"Tal? Ayo! Keburu Pak Kai dateng," Yeji menyenggol Tala dengan sikunya. Membuat Wanita itu tersadar dari lamunannya.
"E-eh? Iya, ayo!" Ia melanjutkan langkahnya menuju ke kelasnya, diikuti oleh Yeji dibelakangnya.
ππππ
Tala berjalan sendirian di koridor sekolahnya. Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Namun, ia baru bisa meninggalkan kelasnya dikarenakan harus piket terlebih dahulu.
Tala mempercepat langkahnya. Ia harus segera sampai dirumah untuk belajar, karena besok akan diadakan ujian lisan mata pelajaran sejarah. Sejujurnya, Tala amat benci pelajaran sejarah. Karena menurutnya, ia sangat lemah dalam bidang hafalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipia | Mark.
FanfictionDalam hidupnya, Tala hanya mengenal buku dan belajar. Menjadi anak pintar, dan mengikuti perintah sang Ibu. Namun, semuanya berubah saat ia mengenal sosok Mark di dalam hidupnya. Bersama Mark, Tala merasa bahagia. Dengan Mark, Tala kembali merasa hi...