Two.

26 3 0
                                    

"T-TUNGGU!!"

Mark menoleh kan kepalanya, saat mendengar seseorang meneriaki namanya dari arah belakang. Netranya menangkap sosok perempuan yang tadi ada bersama dengan dirinya, di dalam ruang guru.

Mark mencibir, kemudian melanjutkan langkahnya. Ia sama sekali tidak mempedulikan panggilan perempuan itu.

"Hey!!"

Mark bertingkah seperti orang tuli. Laki - laki itu mempercepat laju jalannya, saat menyadari orang yang memanggil nya itu mengikuti langkahnya.

"Lo beneran budek, ya?" Gadis tersebut berhasil menyusul dan menghadang Mark tepat dihadapannya.

Mark bungkam. Ia melihat kearah Gadis itu. Sebelah alisnya naik keatas, menunggu Perempuan dihadapannya tersebut melanjutkan pembicaraannya.

"Lo denger 'kan, tadi Bu Joy ngomong apa? Jadi, kapan gue bisa mulai ngajarin lo?" tanya Gadis itu.

"Gue nggak mau!" jawab Mark ketus.

Raut wajah Perempuan dihadapannya itu seketika berubah, saat mendengar jawaban yang terlontarkan dari bibir Mark. Ia menatap Mark dengan tatapan tajam.

"Gue nggak peduli, lo suka apa enggak. Pokoknya, lo harus belajar sama gue! Ini semua demi nilai gue, dan buat lo, biar lo nggak di drop out dari sekolah," Perempuan itu menunjuk Mark dengan jari telunjuknya.

Mark tersenyum sinis, sebelum akhirnya menggenggam jari telunjuk Gadis itu.

"Denger, ya. Pertama, gue nggak kenal lo siapa, jadi buat apa gue bantuin lo? Kedua, gue nggak peduli soal nilai lo itu, mau nilai lo jelek, bagus, nggak akan ada pengaruhnya sama kehidupan gue. Dan ketiga, soal gue yang bakal di drop out, itu biar jadi urusan gue, lo nggak perlu ikut campur."

Mark menarik Perempuan itu. Membuat jarak diantara mereka semakin dekat.

Perempuan tersebut sontak saja terkejut dengan tindakan Mark. Ia sama sekali tak dapat berkutik. Dirinya bahkan dapat merasakan deru nafas pria dihadapannya itu, yang hanya berjarak beberapa senti saja dari wajahnya.

Mark mendekat bibirnya kearah telinga Gadis itu, kemudian membisikkan sesuatu disana, yang membuat Perempuan tersebut seketika merinding.

"Jadi, lo jangan pernah berharap kalo gue bakal mau nurutin perintah Bu Joy itu. Karena sampai kapanpun, hal itu nggak akan pernah terjadi."

Mark segera menjauhkan wajahnya dari Gadis itu. Setelah nya, tanpa mengatakan apapun, ia segera pergi meninggalkan Gadis tersebut yang tengah memandangi dirinya dengan tatapan kesal.

ππππ

"NGAJARIN MARK??!"

Tala menganggukkan kepalanya, memberikan jawaban kepada Shuhua yang tengah duduk tepat dihadapannya. Setelah pertemuannya dengan Bu Joy dan Mark tadi, gadis itu memutuskan untuk menyusul Shuhua dan juga Yeji yang tengah berada di kantin, dirinya bermaksud meminta saran mengenai langkah apa yang sekarang harus ia ambil.

"Bu Joy nggak mikir panjang apa? Anak modelan kayak Mark gitu, mana bisa diajarin?!" Yeji yang duduk disebelah Shuhua menambahkan.

Tala menghela nafasnya. Kedua bahunya merosot kebawah. Ia memandangi jus mangga yang ada dihadapannya dengan tatapan lesu.

"Udahlah, nyokap lo juga nggak bakal tahu soal nilai lo ini. Lagian, nilai lo nggak jelek - jelek amat, kok. Lo juga 'kan, selalu ngerjain tugas yang dikasih Bu Joy. Gue yakin di rapor nanti, nilai lo bakal ditambahin." Yeji menatap Tala dengan pandangan iba.

Serendipia | Mark.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang