8.bertubi tubi

29 17 1
                                    

Pagi harinya, aku nyaranin buat kamar alex diperbaiki
"Tapi lys, kita harus hemat selama ini" Ucap alex
"Aku punya sedikit tabungan kok" Jawabku

Aku menggunakan semua tabunganku untuk memperbaiki kamar alex dan membeli serta beberapa perabotan baru dari toko dan rumahku.

Aku bersiap siap kekampus dan mempersiapkan makanan.
Alex sudah bangun dan terlihat lesu dan pucat, mungkin karena dia basah dan kedinginan tadi malam, alex sudah bekerja keras dan memberikan seluruh gajinya untuk sehari hari walaupun uang itu nggak mungkin cukup aku mulai melelang beberapa perabotan dirumahku untuk sehari hari yang semuanya ku rahasiakan pada alex.

Alex kelihatannya sakit dan aku kasihan melihatnya,
"Lex, kamu baiknya dirumahsakit aja" Saranku
"Nggak lys, aku tambah sakit kalau dirumah sakit" Jawabnya

Dan beberapa saat kemudian alex pingsan dan benar-benar harus kubawa kerumah sakit.
Saat dia sadar, aku mulai merunding padanya.

"Aku berhenti kuliah lex" Ucapku pelan
"Kenapa lys" Ucap alex kaget
"Aku ngerasa, aku harus full kerja buat cari uang agar nggak nyusain kamu" Ucapku
"Kamu.. Kamu nggak pernah nyusain aku, itu cuma akunya yang kurang kerja keras" Jelasnya
"Nggak kok lex, itu bukan salah kamu tapi ini keputusan aku" Kataku
"Kalau gitu aku juga berenti kuliah"ucapnya lantang
"Loh kok gitu" Ucapku
"Kamu juga nggak bisa larang aku, ini keputusan ku juga" Jawabnya.

Saat itu aku belum ngomong kalau rumahku aku jual buat modal usaha dan bayar rumah sakit ini.

Alex dibolehin pulang setelah seharian dirumah sakit, dokter bilang alex kena tipus dan kelelahan.

Kami pulang kerumah dan ternyata aldo dan frem datang kerumah.
Mereka duduk di teras dan segera berdiri melihat alex yang pucat dan dipapah olehku.
"Lo sakit lex" Ucap frem
"Nggak kok cuma sakit ringan aja" Jawab alex.
"Kalian kenapa kesini? " Tanyaku
Kami duduk dan mulai berbicara.
"Jadi.. Gini lex, lys, gue sama zesa kan bakal nikah jadi.. Gue mau kalian berdua dateng ya" Ucapnya
"Iya dong frem, pasti" Jawab alex

Lalu selama alex dan frem ngobrol, aldo ngajak gue ngobrol berdua didalem.
"Kenapa do? "Gue bingung
" Lo beda ya sekarang"ucap aldo
"Maksudnya? "
"Mana sih, alysa yang gue kenal? Udah berubah" Ucap aldo yang membuatku tambah bingung
"Lo dulu orangnya ceria loh dan sekarang lo lebih sering nangis dan murung terus lo lebih ada tujuan hidupnya" Ucap aldo serius agak mengejek.
"Tujuan hidup?, lo tu yang nggak berubah sama sekali, selalu ngejek gue" Tegas ku.
"Nggak kok, itu kenyataan.. Lo lebih mandiri dan lebih galak aja" Ucap aldo
"Oohhh gitu ya.. "
"Ya.. Lo sebaiknya nerima alex deh" Ucap aldo agak serius
"Jadi gitu ya, penasihat...gue nggak mau" Ucapku
"Nanti juga mau" Jawabnya
"Oo ya"
"Iya dong"

Dan perdebatan biasa kami mulai terjalin sampai aldo lagi lagi mengembalikan tawaku yang mulai tenggelam dari hidupku.

Dan kelihatannya alex mendengar semua pembicaraan kami.

Besok frem akan melaksanakan pernikahan, dia dan aldo pamit pulang.

Aku memasuki rumah dan menuju ke kamarku, saat aku masuk kekamar paku payung menusuk kakiku, rasanya sakit sekali, mendengar teriakanku alex datang menuju kesini.

"Lys, kamu kenapa? " Tanyanya khawatir

Aku mulai mencabut paku itu dari kakiku.
"Kayaknya sisa paku untuk bangun kamar kamu jatuh kesini deh" Jawabku
"Keliatan nya nggak mungkin deh lys, lagian itu nggak pakai paku payung dann kita nggak pernah beli kan"jelasnya
"Mungkin ini cuma kebetulan aja mau sial lex" Ucapku

Aku duduk diranjang lalu darahnya terus mengalir dan alex mengobatinya.

Aku membuka hp ku dan melihat pesan dari zesa tentang pernikahannya, dia sedang curhat bahwa dia bahagia, aku juga begini saat itu tapi mungkin jalan pernikahannya berubah.

Saat tengah malam, aku mendapat sebuah telpon.

"Hallo"
"Ya hallo" Jawabku
"Sakit ya pakunya"
"Kamu siapa? "
"Nanti ada kejutan lainnya loh" Ucapnya.

Hpnya mati dan aku penasaran siapa yang menelpon ku, nomor tidak dikenal.

Aku khawatir, namun apa sebab dia mau menakutiku, dan siapa dia, aku mulai takut dan bingung mau berbuat apa.

Hari ini frem dan zesa akan menikah dan pagi ini aku bersiap siap untuk pergi kesana.

Kami sarapan lalu pergi kesana.

Saat sampai pestanya meriah dan mereka terlihat bahagia. Mungkin Aku cemburu pada mereka tentang bagaimana mereka saling mengisi kebahagiaan selama bersama.
Karena mereka saling mencintai.

Singkatnya Kami bersenang-senang disana. Waktunya pulang
, waktu terasa sangat singkat ternyata.

Aku pulang duluan kerumah sebelum alex. Aku berganti pakaian dan memikirkan usaha apa yang bisa kulakukan untuk membantu keuangan dirumah ini.
Aku menyimpan gelang ku di laci dan sesuatu menyakitiku
"Aaakkhh! " Teriakku
Rasanya sakit..didalamnya ada penjepit tikus tetapi memiliki duri.
"Aku ceroboh sekali... " Ucapku
Saking sakitnya aku menangis..
Aku ingin mengambil obat dikamar alex, agar lukanya cepat sembuh..

Aku memasuki kamar alex dan mencari obatnya.
Aku mendapatkan nya dilacinya dan mengambilnya tapi ada secarik kertas jatuh.
Aku membukanya dan itu adalah surat dari kak halim kemarin tapi saat kuambil surat itu ada dua halaman.

Lalu langsung kubaca suratnya
:
Hilang dan jauh dari kalian lalu hpku mati, saat aku pingsan mereka memotret ku entah untuk apa, sekarang aku berada ditempat yang jauh, setelah mereka membunuh diri mereka sendiri karena bertengkar dan takut pada polisi pelakunya ternyata adalah #$@&#(namanya tertutup tetesan darah) . Aku telah kabur saat itu dan akan kembali, Halim

Aku membacanya dengan serius dan ingin meloncat kegirangan..
"Jadi kak halim masih hidup, dia akan menepati janjinya dan dan dan dia akan pulang" Ucapku

Aku berjanji akan menunggu kak halim saat itu dan berusaha menghubunginya lagi.
Tapi aku bingung kenapa alex menyembunyikan salah satu lembar suratnya dan hanya memberikan ku sebagiannya. Aku akan meminta penjelasan darinya.

Aku menunggu alex pulang dan dia datang dan melihatku dikamarnya.
"Lysa, kamu kenapa? "
"Awalnya mau ambil obat tapi aku mau tanya sesuatu sama kamu" Jelasku
"Tangan kamu kenapa? " Tanyanya khawatir
Aku melihatnya tajam dari kejauhan itu.
"Apa maksud kamu nyimpan bagian surat ini dan berharap aku akan mengira kak halim meninggal" Suaraku meninggi.
Surat itu kugenggam dan ku arahkan padanya sambil telah berbalut darah.





Love dream(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang