6.kembali tidak menerima lagi

37 19 5
                                    

Alex hanya diam dan menatapku saat aku melampiaskan semuanya
"Setidaknya kamu mau tetap hidup untuk amanah kak halim"
"Amanah? "Tanyaku
"Iya, surat yang dikirim kak halim buat kita bertiga"
"Surat?... Iya aku ada, kamu dan..? " Dengan suara yang masih tinggi
"Aldo"jawabnya

Aku langsung berdiri, berbalik dan meninggalkan alex yang masih duduk disana.

Aku kembali kerumah dan mencari surat dari kak halim dan menemukannya.

Aku langsung membuka dan membacanya
Isi suratnya:
Sayang,
Lysa... Bahkan aku hampir nggak bisa nanyain kabar kamu saat ini
Kamu kecewa ya?
Mau maafin aku?
Jangan tanya aku lagi dimana, aku baik baik aja kok,
Kamu yang kuat ya, aku selalu bersama kamu dan selalu mencintaimu, Halim.

Singkat dan sangat tertuju padaku, surat ini benar benar berharga buatku dan ada sedikit darah dikertasnya, namun itu tidak menunjukkan tanda tanda bahwa dia bakal pergi selamanya dariku dan dengan alasan apa.

Aku segera berlari dan mencari surat milik aldo dan dengan mudahnya kutemukan dirumahnya dimeja kamarnya.

Tanpa pikir panjang aku membacanya:

Aldo, lo sahabatnya alysa kan?
Jadi tenangin dan jagain dia ya...
Aku tau dia bakal sedih tapi tolong buat dia tangguh,
Aku mau kamu dukung dia,
Sebenernya aku udah mau balik kesana tapi takdir berkata lain,
Di apartemen aku ada penyusup aku sempet belain diri, berkelahi
Sama dia, tapi dia punya pisau, aku dalam keadaan sekarat menulis surat buat alysa, aku udah pergi dan sedang bersembunyi.

Aku sungguh terharu dan hatiku terasa hancur bahkan kakiku membeku dan kehilangan Keseimbangannya dan menangis adalah akhirnya.
Tapi kata terakhirnya ia sembunyi tapi dia juga pergi.

"Aku semakin yakin kak halim masih ada disini" Ucapku

Lalu aku kembali kerumah alex dan menaiki taksi.

Aku masuk kesana dan bertemu alex.
"Lex, mana surat dari kak halim? " Tanyaku
"Dikamarku nanti aku kasih sama kamu" Ucapnya
"Oke, aku mau kita pisah sekarang" Tegas ku
"Nggak bisa lys"
"Oke besok" Ucapku

Alex hanya diam, Lalu orangtuanya datang.

"Nak Lysa, kamu nggak bisa becerai sekarang atau besok sama Alex" Ucap tante
"Jadi kapan tante, minggu depan apa bulan depan bisa, secepatnya deh tan" Tegas ku
"Lysa, paling cepat kalian pisah itu satu tahun lagi, baru kalian bisa pisah" Jelas om
"Apa! Kok gitu? "
"Memang gitu peraturan nya, dan belajarlah manggil om dan tante, mama dan papa"jelas tante
" Iya aku bisa manggil kalian mama dan papa dan nunggu setahun karena aku udah pasrah"ucapku

Aku segera pamit bersalaman dan pulang secepatnya saat ku berbalik dan Sampai ke pintu mama manggil aku.

"Nak, kamu mau kemana? " Tanya mama
"Mau pulang ma"
"Nggak bisa gitu dong"
"Terus aku harus apa pa ma"
"Kamu sama alex tinggal berdua disatu rumah karena kalian sekarang suami istri"
"Kok gitu? Dimana? "
"Ya memang seharusnya gitu, kalau rumahnya nanti kamu bareng sama alex perginya" Jelas mama

Aku menghela nafas dan berusaha menerima semua ini sesuai amanah kak halim.

Diperjalanan aku hanya diam begitu pula alex yang hanya diam dan sekali kali melihatku dan aku hanya menoleh kearah je dela dan melihat pinggir jalan.

Mobilnya berhenti dan kami sampai ditempatnya.

"Lys ini rumahnya semoga kamu tetep suka" Ucap alex
"Iya" Ucapku datar
Jadi dia jelasin bahwa saat ini hanya rumah sederhana inilah yang bisa ia beli.
"Kenapa? " Tanyaku
"Karena orangtuaku dan kak halim udah kerja dan punya uang banyak sedangkan aku fokus belajar dulu dan selama kuliah aku cuma bisa ngumpulin uang sedikit sedikit dan beli rumah ini dan.. Soal warisan aku bisa dapetin itu saat aku udah punya anak, jadi aku juga nggak bisa asal kerja di kantor papa dan nyingkirin orang lain yang lebih perlu diposisi itu"jelas alex
" Nggak apa apa kok lex, aku juga ngarepin kaya uang bisa dicari dan kita bisa beli barang barang buat isi rumah"ucapku

"Kalau gitu lys semoga kamu nyaman disini dan kita liat liat dalemnya" Ajak alex

Rumah itu dua lantai dan tidak begitu luas tapi punya halaman yang indah dan sepertinya kehidupan kami akan berjalan sederhana.

"Jadi ada kamar lys, kamu tidurnya diranjang dan aku dibawahnya aja" Jelas alex

"Kan ada 2 kamar jadi aku tidur di yang satunya aja" Ucapku pelan

"Jangan lys, disana lampunya mati dan listriknya suka rusak juga atapnya sering bocor kalau ujan" Alex menjelaskannya dengan serius.

"Nggak pa pa kok,nanti diperbaiki aja" Ucapku

"Sekali lagi maaf ya lys, aku nggak punya cukup banyak uang dan mungkin untuk sehari hari aja itu juga belum tentu cukup" Keluh nya
"Nanti aku juga bakal kerja" Jawabku
"Jangan lys, nggak usah, kamu urus aja rumah biar aku cari uang" Tegasnya
"Tapikan... "
"Tenang aja lys gue bisa kok"
"Gue bangga sama loh, loh nggak nyusain orang tua dan mau berusaha" Ucapku

Jadi akhirnya alex mau tidur dikamar atas yang gelap dan sering bocor dan aku tidur dibawah.
Rumah itu hanya tersedia satu kamar mandi dua kamar dan satu dapur juga teras depan rumah, perabotan nya juga hanya hal penting seperti kasur kursi biasa dan wajan serta peralatan sederhana lainnya.

Mama dan papa sering menawarkan uang yang cukup besar tapi alex selalu menolaknya dan meyakinkan mereka bahwa dia akan belajar berusaha sendiri.

Sehari hari alex akan kerja di kantor sebagai karyawan biasa di kantor milik orang lain dan aku sibuk dirumah, mencukupkan uang untuk sehari hari dan kuliah kami yang terkadang terganggu, yang untungnya orang tua alex yang menanggung jawabkan biaya kuliah kami.


Love dream(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang