01. SUKA

63 13 10
                                    

     Pagi hari ini Blubi Lekwait  sangat bersemangat masuk sekolah karena ia sudah merindukan sahabat SMA-nya yang berkelamin laki laki itu. Rindu? Ah ya, Blubi sangat rindu pada sahabat SMP-nya yang sampai kini mereka masih bersahabat.

Entahlah mereka sering disebut pasangan, padahal mereka hanya memiliki status sahabat.

Ya, sahabat SMP-nya itu adalah seorang perempuan yatim piatu yang sering di bully dan tidak memiliki teman sama sekali. Maka dari itu Blubi merasa kasihan pada perempuan itu hingga mereka bersahabat dari SMP sampai saat ini juga.

Perempuan itu memiliki nama yaitu Redania Adisa, seorang perempuan yatim piatu sejak SD yang dikasihani banyak orang namun tak ada yang ingin menjadi temannya karena takut ikut dibully. Dania adalah seorang perempuan yang Friendly  yang tentunya mahir dalam menutupi duka-nya dibalik suka-nya.

Setelah orang tuanya meninggal, Dania dan kakaknya dimasukkan ke Panti Asuhan Cinta Warna oleh tetangganya. Mereka hanya hidup 2 tahun di Panti Asuhan itu, karena ada sepasang kekasih -yang tidak bisa memiliki anak- mengadopsi mereka.

Setiap pagi ayah angkat Dania selalu mengantarkan Dania kerumah sahabatnya, Blubi. Dania selalu menolak untuk berangkat kesekolah dengan ayahnya. Ayah Dania pun sudah menganggap Blubi sebagai kakak Dania.

"LUBI!! Ayo berangkat ini udah siang tau, ishh!!" Dania berteriak di dalam rumah Blubi tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, karena Dania sudah dianggap sebagai adik Blubi walaupun mereka seumuran.

"REDANIA ADISA! Kenapa kamu gak ngucapin salam dulu sihh gak baik tau, anak perempuan kok nggak ada akhlak" Teriakan Ratih -Ibu Blubi-  mengundang kehadiran Tamian -Ayah Blubi- .

     Tamian tidak ikut bicara, ia hanya turun dari lantai dua setelah itu ia pergi keruang keluarga dan mengambil remot TV. Tamian mengarahkan remot TV-nya ke arah Dania sembari menekan salah satu tombol. Dania membuat gelombang pada dahinya. Seketika Dania peka atas kode yang diberikan Tamian.

Dania keluar dari rumah itu dengan berlari kecil dan menutup pintu itu pelan pelan. "Apa yang kamu lakukan hingga anak itu-" belum sempat kalimat Ratih selesai tapi pintu rumah sudah kembali terbuka yang menampilkan seorang wanita cantik. Ya, dia adalah Dania.

"Assalamu'alaikum temen-tem-"

"EKHEMM!" Tamian berdehem dengan keras.

"ISHH!" Redania kembali keluar rumah dengan menghentak-hentakkan kakinya.

"Emangnya ada ap-" lagi-lagi upacapan Ratih terpotong oleh decitan pintu.

"Assalamu'alaikum om dan tante yang paling Dania sayang" Redania mengucapkan salam sambil berjalan menuju dua manusia di depannya ini tidak lupa mencium punggung tangan Ratih dan Tamian.

"Wa'alaikumsalam anak pungut dari kardus yang gak punya akhlak" balas Tamian dengan nada bercanda.

"Wa'alaikumsalam anak pungut tante yang gak punya akhlak" ucap Ratih yang diakhiri kekehan.

"Aku emang anak pungut" gumam Redania sambil menunduk.

"Baperan!" seru seorang laki-laki yang tak lain adalah Blubi yang sedang turun dari lantai dua.

"Gue 'kan cewe, panteslah baperan"

"Emang cowo gak boleh baperan?"

"Gak bolehlah 'kan cewe baper karena cowo ngebaperin, kalau cowo baperan nanti siapa yang ngebaperin cewe? Hayo siapa?"

"Banci 'kan ada, apa gunanya banci?"

     Inilah yang terjadi jika merka sudah lama tidak bertemu, sekarang bertemu kembali. Apalagi selain berdebat?. Bagus debatnya pelajaran, lah ini?! Banci-bancian. Karena geram Ratih berteriak.

COLOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang