Seoho mengangkat kakinya dan menempelkannya diatas dinding kamarnya. Kepalanya ia letakkan diatas sofa, lalu tangannya ia biarkan menggantung bebas. Ia baru saja pulang dari sekolah, setelah sebelas jam berkutat dengan buku buku dan juga tulisan tulisan dengan font super kecil yang membuatnya pusing sekaligus mengantuk. Tapi Seoho bersyukur, setidaknya ia memiliki waktu istirahat sebanyak sembilan jam untuk tidur.
Baru saja Seoho akan menurunkan kakinya, dering ponsel membuatnya terlonjak kaget. Lalu tanpa aba aba kakinya mulai kehilangan keseimbangan, dan terjatuh lalu menimpa tubuhnya yang membuatnya menggelinding dari sofa dan berakhir tubuhnya yang menabrak pintu lemari cukup keras.
“aduh, siapa sih anjing?!”
Dengan emosi yang masih naik turun Seoho menyambar ponselnya lalu melihat siapa yang baru saja menghubunginya.
Hwanwoong 🐨
Seoho menarik nafas perlahan, lalu menghembuskannya pula dengan perlahan. Ia mencoba untuk menghubungi Hwanwoong kembali. “Hm, kenapa?” ujarnya, setelah mendengar suara serak Hwanwoong di sebrang sana.
“Ho, buat mapel prakarya besok. Minimarket depan komplek gue tutup, gue gabisa ke supermarket terdekat motor gue di pake, lo aja ya yang beli bahan bahannya? Gue yang bawa alat alatnya.”
Seoho membulatkan matanya, baru saja ia membuka mulut, ingin menyumpahi pria manis yang sekarang tengah berada di panggilan bersamanya, tapi daripada memperpanjang masalah yang nanti malah bikin dia makin emosi setengah mati, Seoho memilih untuk mengalah.
Panggilan selesai. Seoho menghela nafas panjang. Ia menoleh kearah arlojinya, lalu lagi lagi membulatkan matanya. “Lah, kok udah jam sembilan?! Perasaan tadi masih jam Tujuh?!” ujarnya, terkejut.
Ia langsung beranjak, mengambil hoodie nya lalu bergegas pergi ke minimarket yang terletak tidak jauh dari kompleknya.
Baru saja tangannya terangkat ingin menarik knop pintu, tiba tiba seseorang menarik tudung hoodie nya sehingga ia hampir saja terjengkang kebelakang.
“Eits, mo kemana ini kakakku yang manis malam malam begini, hm?”
Ah, ia harusnya ingat bahwa ia memiliki satu adik yang sama menyebalkannya dengan Hwanwoong.
Ia menoleh, dengan wajah datar ia menatap adiknya yang sekarang hanya memakai celana pendek dan kaos oblong.
“Gue mau ke minimarket Hangyul. Kenapa, mau nitip?” Tanyanya mencoba ramah walau wajahnya sama sekali tidak terkesan ramah, lebih ke ngajak baku hantam.
Baru saja Hangyul ingin membuka mulut. Teriakkan dari arah dapur tiba tiba mengalihkan atensi mereka berdua. “Kak Seoho mau ke minimarket? Esa nitip susu ultra stroberi dong, sama cikinya, terserah kakak apa aja.”
Seoho membalas dengan berteriak. “Oke!” lalu pandangannya kembali kepada Hangyul yang terlihat sedang berfikir.
“ck, lama cepetan nanti kemaleman.”
“gajadi, gue cuma mau narik tudung hoodie lu aja, dah sana pergi lo hus hus.”
Seoho memaksakan seulas senyum, lalu memukul Hangyul tepat diwajah dengan tinjunya sebelum akhirnya berlari ke minimarket terdekat.
• 𝑑𝑟𝑎𝑏𝑏𝑙𝑒 •
Seoho meletakkan keranjang belanjaannya diatas meja kasir, lalu mengeluarkan pouch berbentuk hamster yang Ravn berikan untuknya, sebagai hadiah karena udah berhasil dapet nilai seratus di pelajaran bahasa inggris.
Mengingatnya membuat pipi Seoho tiba tiba terasa panas.
Ia mencoba menahan senyumnya, namun jika mengingat bagaiman Ravn dengan hangatnya mengusak rambutnya, membuatnya serasa terbang menuju tak terbatas dan melampauinya.
Saking sibuk dengan pikirannya sendiri, Seoho sampai tidak sadar kalo kasir dihadapannya dari tadi merhatiin dia sambil ketawa kecil.
“Mas? Ini barangnya.”
Seoho langsung tersadar dari lamunanya ketika kasir dihadapannya menepuk bahunya pelan. “a-ah iya mas, jadi berapa?”
“Totalnya jadi seratus enam puluh tiga ribu lima ratus. Ah, dua ratus peraknya mau didonasiin atau diganti pake permen jelly?”
“Donasiin aja.”
Kasir itu tersenyum, lalu menunjuk kearah tumpukkan roti. “Rotinya mas, beli dua gratis satu lagi promo.”
“gak, mas”
Lagi lagi ia tersenyum. “Tertarik teh pucuknya mas, lagi promo jadi lima ribut sembilan ratus. Rasanya manis mas, sama kayak mas nya.”
“gak-- Eh apa?”
Kasir tersebut tidak menjawab, dan malah menyibukkan diri memencet mencet monitor dihadapannya, meninggalkan Seoho yang kebingungan dengan pipi yang sedikit merona.
“Ini kembaliannya mas.” ujarnya, masih mempertahankan senyum lebarnya sedari tadi.
Seoho mengambil kembaliannya lalu memasukkannya kedalam pouchnya, lalu dengan cepat keluar dari minimarket tersebut.
Baru saja tangannya terangkat untuk mendorong pintu, si mas kasir malah bikin Seoho makin bingung dan pipinya makin merona.
“Mas, nama saya Keonhee. Dan saya gak bisa menoleransi kadar gula berlebihan, jadi mas jangan manis manis ya.”
End.
Akhirnya, setelah mikir mikir kapal apa yang harus muncul duluan. Gw milih keonho karena mereka UWU 😭❤❤
Makasih dah baca (◍•ᴗ•◍)❤
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰ 'Drabble ꒱
Romance'𝐨𝐧𝐞𝐮𝐬 ⠀⠀⠀❝Take a sit, and take it easy.❞ [ Bahasa-Semi ] ©glossybin