"Kak Bela", teriak seseorang dibalik pintu kamar tidur Bela. Bela yang mendengar teriakan itu hanya mendengus malas. Dia tau siapa yang berani menganggunya belajar. Fabian Ardio Saputra, adiknya yang sekarang duduk dibangku kelas 2 SMP.
"Apasih dek?", teriak Bela dari kamar tanpa mau menghampiri sang adek.
"Bukain pintunya dulu", ujar Bian
"Apa?", tanya Bela sinis setelah membuka pintu kamarnya
"Minta uang dong kak", pinta Bian melas
"Buat apa? Kakak lagi nggak punya uang", jawab Bela
"Buat beli kuota, kuota gue habis",
"Kakak nggak ada uang, sana pergi", ujar Bela lalu kembali masuk ke kamarnya.
"Loh Bian ngapain disini?",
"Bunda udah pulang?", tanya Bian
"Iya, hari ini lagi nggak lembur, jadinya Bunda pulang cepet", jelas Fanda, ibunda Bela dan Bian. "Gangguin kakak kamu lagi?", tanya Bunda pada Bian.
"Enggak Bun, tadi aku minta uang sama kakak tapi nggak dikasih", jelas Bian pada sang Bunda
"Kamu minta uang buat apa?",
"Buat beli kuota", ujarnya pelan, takut bunda malah memarahinya.
Bunda menghela nafas "Emang beli kuota buat apa?", tanyanya kemudian
"Em nggak jadi deh bun", balasnya lalu pergi meninggalkan sang Bunda.
Fanda hanya bisa menghela nafas melihat kepergian Bian, Anaknya itu pasti beli kuota hanya untuk ngegame. Lalu Fanda beralih mengetuk pintu kamar anak gadisnya, Bela.
"Apasih dek, udah kakak bilangin kakak lagi nggak punya uang", teriak Bela kesal.
"Ini Bunda Bela", ujar Fanda
"Eh maaf Bunda, kirain tadi Bian", ujar Bela ketika sudah membuka pintu kamarnya.
"Uang saku kamu masih?", tanya Fanda. Jatah uang saku Bela dan Bian tidak harian atau mingguan, tapi bulanan.
"Masih Bunda. Inikan bukan tanggal ngasih uang saku Bun",
"Iya, tapi kayaknya pengeluaran kamu bulan ini banyak ya?",
"Enggak kok Bun", jawab Bela dengan tersenyum
"Bela bilang aja sama Bunda kalau misal uang sakunya kurang atau udah habis ya",
"Siap Bunda", ujar Bela dengan kekehan kecil.
_______
Hari ini Bela datang kesekolah terlalu pagi. Kelasnya masih sepi, hanya ada Deva yang sedang tidur. Sepagi ini?,batin Bela. Dan Lutfi yang sedang piket.
"Eh Bela?", sapa Lutfi
"Oh hai Lutfi", sapa bela balik
"Udah berangkat aja lo","Lo juga udah berangkat aja?",
"Ye ditanya malah nanya balik",ujar Bela sambil tertawa
"Hari ini jadwal gue piket",
Belum sempat Bela menjawabnya, ada seseorang yang berteriak kencang.
"Bela lo datang sepagi ini?", teriak Ana yang memang ada tugas piket juga hari ini."Biasa aja dong Na, kaget gue"
"Lebay lo mah"
"Gue piket dulu deh, minggir sono",_______
Bel istirahat berbunyi nyaring membuat siswa-siswi yang tadinya ngantuk dan malas menjadi segar kembali. Termasuk Adit dan keempat sahabatnya, Aldo, Kenan, Farhan, dan Dirga. Walaupun mereka berbeda kelas, tapi mereka bisa bersahabat.
Mereka berjalan menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong. Di depan koridor kelas X MIPA 2 mereka berpapasan dengan Bela dan Dara.
Bela tersenyum ramah kepada kelima Kakak Kelasnya itu. Berbeda dengan Dara yang hanya memasang wajah datarnya. Kelima Kakak Kelasnya pun membalas senyuman Bela tak kalah ramah. Termasuk Adit.
"Bunda dia senyum ke aku", teriak Bela dalam hati.
"Dara dia tadi senyum ke gue Dar", heboh Bela sambil tersenyum senang.
"Lama-lama lo gila juga kayak si Seila sama Ana", jawab Dara sebal.
"Ah lo mah nggak asik Dar",
"Yaudah sana main bareng Seila sama Ana sono", ujar Dara lalu meninggalkan Bela.
"Dara kok lo sensi banget sih? Lo PMS ya?", ujar Bela pada Dara tapi ucapan Bela diacuhkan oleh Dara.
"Lo mau beli apa Dar?", tanya Bela saat mereka sudah sampai di kantin.
"Lo mau pesenin gue Bel?", tanya Dara mengernyit kan dahi.
"Mumpung gue lagi bahagia nih, langka tau liat gue berbaik hati seperti ini"
"Terserah lo deh, gue bakso sama es teh aja"
"Siap bos", jawab Bela sambil hormat kepada Dara. Sedangkan Dara hanya mendengus malas melihat kelakuan temannya yang mungkin saja tertular kelakuan Seila dan Ana.
Oh ya ngomong-ngomong, Saela dan Seila sedang tidak berangkat sekolah karena ada acara keluarga ke Bogor. Sedangkan Ana, dia sedang nggak mood katanya. Mungkin nggak mood karena best partnernya tidak berangkat.
"Mana makanannya?", tanya Dara kepada Bela yang sudah kembali dari memesan makanan tapi tanpa membawa apapun.
"Nanti dibawain Mbok Nah, gue males bawa berat-berat", jawab Bela santai. Mbok Nah adalah salah satu penjual Bakso di stan kantin ini.
"Lebay lo mah", Bela mendengus malas mendengar ucapan Dara.
"Lebay gini pernah ada yang suka sama gue", jawab Bela malas
"Cuma pernahkan?", balas Dara dan Bela hanya diam. Ucapan Dara itu selalu tepat sasaran gais.
"Ngeselin lo Dar", dengus Bela
_______
"DARAAA!!", teriakan itu berasal dari kelas X MIPA 2. Bela langsung berteriak heboh ketika melihat Dara mencoret-coret buku tulisnya.
"Ada apa Bela?", tanya Dara santai.
"ADA APA, ADA APA, LO ITU LAGI NYORET-NYORET BUKU GUE TAU!!", kesal Bela.
"Oh buku lo", tanpa rasa bersalah Dara malah membalikan lembaran buku itu dan mecoret-coretnya didepan Bela.
"DARAA IH", teriak Bela lagi
"nggak papa Bel, nanti kan bisa beli lagi",
"BELI BUKU JUGA PAKE UANG DARA!",
"lah siapa juga yang bilang pakek daun", wajah Bela terlihat memerah
"Woy udah kayak anak kecil deh kalian", Seila mencoba melerai keduanya.
"Nih gue balikin buku lo Bel", ujar Dara santai.
"Tau ah, kesel gue", Bela mendengus keras lalu duduk kebangku miliknya
"Bel", panggil Dara
"Hm"
"Bel"
"Apa?"
"Bela"
"Apasih Dar?!", teriak Bela kesal, wajahnya terlihat memerah. Dara, Seila, dan Ana tertawa kencang. Rupanya Dara telah berhasil membuat darah Bela mendidih.
_______