Kamu tahu apa hal yg paling menarik dalam perjalanan?
Iya, prosesnya. Mulai dari lamanya waktu, kondisi jalan yg dilalui, orang-tempat yg kita lewati, dan keajaiban-keajaiban yg tak terduga dari proses perjalanan di muka bumi ini.
Kadang, kita emang memiliki tujuan perjalanan yg udah terencana. Namun, di tengah rencananya kita ternyata ada hal lain yg keputusannya lebih tinggi, sehingga rencana perjalanan kita tidak terealisasi dengan baik. Iyalah rencana Allah.
Mungkin, banyak orang percaya, tapi mungkin juga kita khilaf, sehingga lupa.Sebagai pengingat diri ketika melakukan perjalanan "jauh" dari kata rencana.
Ada yg sudah nyerah dengan rencana?
Katanya, "kalau rencana-rencana aja seringnya jadi wacana".
Mungkin ada sebagian dari kita memiliki prinsip ini atau ada yg memang bagian-bagian tertentu yg tidak harus terencana, tapi lebih baiknya kita tetap harus memiliki perencanaan, ya walaupun kita tau, pemegang kekuasaan tertinggi itu Allah.Di suatu perjalanan. Mungkin ada yg...
Sudah sering melakukan perjalanan "ke situ" atau ada yg baru menuju "ke sini". Sehingga tak luput jika bertemu orang-orang di perjalanan atau sebelumnya, pasti ada yg menyerahkan kata-kata. Entah itu selamat sapaan, atau kalimat wejangan.
Dan kata-kata ini muncul dari mereka yg sering melakukan perjalanannya. Baik karena tuntutan maupun kemauan.Dari perjalanan, ada baiknya kita diam-bercerita. Diam untuk menikmati keindahan lukisan Nya (tempat, orang, dan suasana) dan bercerita untuk menghilangkan rasa keingintahuan atau kekaguman tentang suatu perjalanan.
Iya, "perjalanan emang engga semua menarik", kata sebagian orang. Tapi, kataku "semua perjalanan sangat menarik". Walaupun ada benci, kesal, marah, sedih, dan perdebatan sekalipun. Perjalanan itu akan tetap menarik. Karena dari perjalanan kita bisa mengambil poin, poin yg bisa kita gunakan untuk bekal di masa namanya "pengalaman".
Jadi, kemanapun kita pergi dan apapun yg menjadi tujuan hati, tetap syukuri yaa. Nikmati perjalanannya, mungkin keajabain yg kita cari dalam doa-doa ketemunya ada "di situ".
~Hululudin Shah