4

5.2K 327 37
                                    

JANGAN LUPA MEMBERI VOTE

di pagi hari terlihat semua orang penghuni rumah tengah menikmati sarapan mereka dengan rasa cangung karena tidak ada pembahasan apapun

"siapa yang tengah malam bangun terus turun ke bawah?" pertanyaan yassya membuat semua orang itu saling bertatapan

"kenapa emang?" rian

"ada yang menyelimuti daddy semalam" yassya menatap semua orang di meja makan

"tian?"

"engga kok"

"na?"

"dih ngapain aku selimutin kamu"

"kaya nya ada yang kalian berdua sembunyiin"

"engga ada" anna dengan sangat yakin

"bastian"

"kok aku sih?"

"yakin ga mau ngasih tau daddy?" yassya menatap sang anak

"mom maaf" tian menatap anna dengan tatapan bersalah

"anna"

"apa?"

"jadi semalam kalian berdua ga tidur?"

"semalam aku ke bangun karena haus"

"kamu?"

"aku ga bisa tidur"

"semalaman ga tidur?"

"hm"

"nanti tidur, kamu harus istirahat" yassya mengusap rambut anna dengan lembut membuat keempat anak nya saling bertatapan

"kalian yakin ingin berpisah?" pertanyaan nara membuat kelima orang itu menatap nara

"ngapain di bahas lagi?" oceh tian

"kalian masih terlihat sangat manis, aku rasa akan cangung jika nanti kami tidak melihat hal seperti ini setiap pagi" nara sambil mengunyah makanan nya

"selain itu juga mommy tipe orang yang tidak akan bisa tidur jika tidak mendengar suara daddy bernyanyi, jika kalian berpisah apa mommy ga akan tidur terus menerus?"

"jika tidak tidur terus maka mommy akan sakit, sama saja seperti mommy menyiksa diri mommy sendiri. berpisah atau tidak sama saja itu akan menyiksa mommy kan?"

"nara cukup" pinta tian

"maaf, aku hanya mengungkapkan apa yang ada di pikiranku" nara tersenyum sejenak lalu melanjutkan sarapan nya

"kalo gitu boleh mommy bertanya mengenai perkataan nara barusan?"

"apa?"

"dengan siapa kalian semua ingin tinggal?" pertanyaan anna membuat keempat anak itu saling melempar pandangan

"jika kami memutuskan apa kami di larang menemui salah satunya?" tanya angga dengan nada bicara takutnya

"engga. kalian masih boleh menemui"

"aku ingin tetap bersama mommy" nara

"aku ingin bersama kakak, jika kakak memilih mommy maka aku juga memilih mommy" angga

"bagaimana dengan kalian berdua?"

"kalian bertanya pada rian? bukankah rian masih terlalu muda untuk memutuskan nya?" tian menatap rian yang sudah tertunduk sedih

"daddy kalian memginginkan kalian berdua tinggal bersamanya"

"apa?" tanya rian dengan nada terkejut

"bersama ibu tiri?" tanya tian pada sang ayah

"bastian"

"aku tau rencana daddy setelah bercerai akan menikah lagikan?"

"jika kau keberatan dan tidak ingin bersama daddy tak apa, tinggalah bersama mommy kalian"

"untuk saat ini aku tidak mau memutuskan nya"

"baiklah sekarang terserah kalian berempat kalian ingin bersama siapa, daddy sama mommy tidak akan memaksa kalian hanya karena rasa keegoisan kami berdua" yassya tersenyum manis, seakan semua nya baik-baik aja

"aku udah kenyang, bang kak aku tunggu mobil" rian meletakan sendok dan garpunya di atas piring lalu bergegas meninggalkan rumah tanpa berpamitan dengan kedua orangtua nya

"daddy mommy kami pamit" pamit angga

"hati-hati dan sekolah dengan benar" anna mengusap rambut sang anak

"kami sekolah dahulu" ketiga anak itu memgambil tasnya lalu meninggalkan rumah mereka

"harus bertanya itu saat sedang sarapan?"

"tanda tangani ini sekarang" anna memberikan map perceraian kembali

"baby"

"tanda tangani saja apa sulitnya sih?"

"sulit, sangat sulit. aku ga mau kita pisah"

"berhenti egois sya, aku manusia bukan mainan milikmu"

"ini yang kau inginkan?" yassya dengan pasrah menandatangani surat pernyataan persetejuan terhadap perceraian mereka

"hak asuh belum di tentukan jadi jangan pernah memaksaku untuk memberikan mereka semua padamu" anna dengan cepat merapihkan bekas makan mereka

"dan karena sertifikat rumah ini atas namaku berarti rumah ini milikku meski kau yang membeli nya"

"kalo gitu izinkan aku tetap menafkahi kalian" yassya yang sedari di ruang makan kini memghampiri anna yang sedang sibuk membersihkan piring dan peralatan makan mereka

"ga perlu aku punya uang untuk membiayai hidup kami"

"jika kita bercerai di mata tuhan mereka tetap anakku jadi aku berhak menafkahi mereka"

"kalo gitu berikanlah uang itu pada mereka, bukan padaku"

"oke. aku kerja dahulu" anna hanya berdeham

"tidak ingin memelukku?"

"ga mau"

"baiklah, aku pamit" yassya mengecup kening anna meski tak mendapatkan balasan

"aku akan menghubungimu ketika aku udh sampai kantor"

"ga perlu, ga perduli juga kamu mau ke kantor atau kerumah para selingkuhanmu" yassya hanya memghembuskan nafas berat nya

"baiklah" dengan pasrah yassya meninggalkan rumahnya

SILAKAN MEMBELI E-Book UNTUK MEMBACA LEBIH LENGKAP

Secret couple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang