CUEK SI CUEK,TAPI JANGAN BERLEBIHAN
Kata itu sering banget gue dengar. Padahal seharusnya ada saat tertentu kalian harus peduli dengan keadaan sekitar. Come on girls didunia ini lo ga bisa hidup sendiri. Ada saat nya lo bakal memerlukan bantuan orang lain. Jadi jangan menjadikan sikap cuek itu menjadi kebiasaan lo.
Gue hanya kasih saran seperti ini karena gue sudah mengalami nya sendiri. Dimana gue menyesal kehilangan orang yang paling gue sayang. Disaat gue mulai tersadar bahwa gue membutuhkan dia, tapi hari ini juga dia sudah pergi meninggalkan gue dengan perempuan itu
----
"Dasar brengsek!" Sasa melayangkan sebuah tamparan dipipi laki laki didepannya
Laki laki itu memegang pipi kanan nya yg memanas sambil tersenyum sinis. Ia tau hal ini bakal terjadi padanya. Ia sudah siap menerima konsekuensi nya dari dulu. "Gue tau cara gue salah. Tapi ini juga bukan 100% kesalahan gue. Lo kemana aja ha?! Kayaknya 2 tahun uda cukup perjuangan gue buat lo sa."
Sasa terdiam dengan bahu naik turun menahan amarahnya. Ia tidak menyangka hal ini terjadi padahnya. "Kenapa harus sekarang Ga! Kenapa saat gue mulai buka hati buat lo?"
"Gue capek sama lo. Ada saatnya seseorang bosan karena perjuangannya tidak dihargai. Pukulan seperti ini pantas lo terima. Lo harus tau arti kehilangan, agar bisa menghargai orang yang uda berjuang keras buat lo."
Sekali lagi sasa terdiam mendengar penjelasan cowok didepannya. Hatinya seperti dicambuk . Ia harus menerima kenyataan bahwa ini juga salahnya
"Maaf sa, gue bener benar sayang sama lo. Tapi gue uda muak sama tingkah lo. Gue berpikir banyak cewek diluar sana yang lebih patut diperjuangkan dan menghargai perjuangan gue."
Sasa tidak bisa membendung kembali air matanya. Setetes air bewarna bening lolos dari matanya. "Ga,tapi lo ga harus kayak gini juga. Lo bisa bilang langsung sama gue kalau lo bosan sama gue."
Raga menghapus air mata dipipi sasa. Ia menyesal atas perbuatannya. "Maaf sa, gue yakin ada cowok diluar sana yang pantas dapetin lo. Bukan cowok brengsek kayak gue."
Sasa menenggakan kepalanya menatap Raga dengan sendu. "Cara lo ini bikin gue trauma untuk jatuh cinta lagi. Kalau lo memang ga bisa bertahan buat dapetin gue mending lo gausa memulainya."
Air mata sasa terus mengalir tanpa henti. Disaat benteng pertahanan nya mulai runtuh dan mulai membuka hatinya, dia malah mendapat kekecewaan. Seharusnya dari awal ia tidak perlu membuka hatinya.
Sebuah benda bersegi panjang berbunyi mengeluarkan suara. Raga merogoh kantong celana nya
"Halo ta..."
"Iya sayang aku otw ya."
Raga melihat arloji ditangan kirinya. Jam menunjukkan pukul 20.00 . "Maaf sa gue harus pergi sekarang. Lo jangan terlalu larut dalam kesedihan. Lo pantes bahagia. Gue pergi dulu cewek gue uda nungguin."
Sasa terdiam, lututnya melemas. Ia tidak menyangka Raga ya dulu kalau melihat Sasa menangis bakalan memeluknya dan menunggu sampai Sasa mulai tenang. Dan sekarang ia pergi begitu saja? Hanya dengan sebuah panggilan melalui benda kecil itu, Raga meninggalkannya? Dunia begitu kejam. Sifat manusia bisa berubah dengan secepat ini.
.
.
.
.
.
Guys ini cerita pertama aku. Karena lagi covid gini aku gabut jadi aku mikir buat cerita yang terlintas dipikiran aku.
Semoga kalian suka ya. Aku mohon support dari kalian. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Jangan jadi siders doang pliss biar aku tambah semangat lanjutin cerita ini

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahira
Teen FictionMeskipun lo merasa sedih,jangan pernah putus asa. Dan meskipun lo terjatuh,jangan merasa hancur. Lupakan mereka yang menyakitimu kemarin tapi jangan lupakan mereka yang menyayangimu hari ini. #Sahira Sedih si boleh tapi jangan be...