dyo : café

552 80 6
                                    


2 : 637


"Ngapain?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngapain?"

"Daddy aja yang-"

"Okay, Jeno kesana sekarang."

Jeno mendengus pelan, ayahnya menelepon. Menyuruh dirinya untuk menghadiri satu rapat penting yang jelas dia tidak tahu sama sekali.

Ini salah satu sikap yang Jeno nggak suka dari ayahnya, bersikap seenaknya padahal kursus musiknya selesai satu jam lagi.

"Kak-"

"Tadi ayah kamu nelpon, katanya kamu disuruh ke kantor." jawab Dowoon.

Jeno mengangguk. "Tapikan Jeno masih punya satu jam lagi, kak."

"Nggak apa apa, kita ganti di lain hari aja ya? Kakak juga mendadak ada urusan kampus nih." Dowoon menunjukkan pesan baru dari dosennya.

Jeno menghela nafas. "Yaudah, deh.. Entar kabarin kakak bisanya kapan ya."

"Iya, ayok bareng aja keluarnya." ajak Dowoon.

Hari ini memang sudah jadwalnya Jeno mengikuti kursus musik seperti biasanya. Untuk hari ini dia kursus drum, dan pertemuan selanjutnya kursus piano.

Jeno membereskan barangnya, merapihkan seragamnya daripada kena semprot ayahnya di kantor.

Dowoon dan Jeno berjalan beriringan keluar dari gedung bertingkat itu sampai mereka berpisah diantara parkiran guru dan siswa.

"I will send messages for the next schedule! See you soon, Jeno!"

"Okay! See you, coach!"

Jeno mengendarakan motornya dengan kecepatan maksimal, membiarkan kulit pucatnya tergores angin sore yang cukup tajam.

Lima menit setelahnya, Jeno sudah berjalan di lobby kantor sang ayah. Jarak kantor dengan tempat kursus memang tidak terlalu jauh.

Cklek.

Jaehyun menolehkan kepalanya, Jeno datang masih dengan seragam sekolah di tubuhnya.

Jeno berdiri tepat didepan meja Jaehyun, menatap ayahnya dingin.

"Apa?"

"Arjeno."

Pemuda itu berdecak. "What's wrong, dad?"

Jaehyun memindahkan atensinya kepada anaknya, Jeno. "Ke ruang meeting lantai tujuh."

"Ngapain?"

"Teenagers meeting, kamu harus datang. Pakai aja seragam kamu." jelas Jaehyun.

Jeno makin bingung. "Wait, for what? Ngapain sih?"

Jaehyun menghela nafas. "Kamu bakal ketemu anak anak seumuran kamu, cepet kesana."

hiraeth : jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang