"Percayalah padaku, aku tak akan menyakitimu..."
....
"Percaya saja, aku akan menjadi orang yang paling mencintaimu..."
....
"Tak akan pernah ada gadis lain yang membuatku jatuh cinta selain dirimu."
....
"Aku mencintaimu..."
....
"Aku mencintaimu..."
....
"Aku akan selalu mencintaimu..."
....
"Maaf, kurasa sebaiknya kita berpisah..."
....
"Aku mencintai gadis lain..."
....
"Asal tahu saja, aku tak pernah mencintaimu!"
....
"Selamat tinggal."
.
.
.
Aku menatap jalanan yang tampak buram, tertutup air mata yang berhamburan. Kedua kakiku terus melangkah tanpa tujuan, aku ingin melarikan diri... melarikan diri dari kenyataan, bahwa aku tak dicintai...
"Hiks..." suara sesengukan kembali lolos dari bibirku tanpa bisa kuhentikan.
"Kenapa...? Kenapa harus selalu seperti ini...? Hiks... kenapa semua pria sama saja?!"
Entah sudah berapa lama aku berjalan tanpa arah, kedua kakiku sudah mati rasa. Namun aku tak ingin berhenti... karena jika aku berhenti, mungkin aku akan menoleh kebelakang dan berharap pria itu akan mengejarku dan meminta maaf. Sesuatu yang mustahil tentu saja, jika mengingat ia baru saja memutuskan karena jatuh cinta pada gadis lain.
"Uhh... hiks... h-hiks..."
Aku tak tahu apakah akan ada yang melihatku yang kini meringkuk sembari memeluk kedua lutut, tapi toh aku tak peduli...
"Mungkin sebaiknya aku mati saja..."
Din! Diiiin....!
Aku terkesiap kala mendengar klakson mobil yang begitu nyaring bersamaan dengan cahaya terang yang terlihat begitu dekat dan cepat—
Brakk...!
'Ah, harapanku terkabul terlalu cepat...'
****
"Uhh..." aku menggerakkan tanganku yang terasa begitu kaku, begitu pula dengan seluruh tubuhku yang terasa sakit disana-sini. 'Aku belum mati...?' batinku bertanya-tanya.
Dengan hati-hati aku membuka kedua mataku, lalu menatap sekeliling. Gelap...
Aku berusaha mengerjapkan mataku berkali-kali, namun tak ada yang berubah. Semua gelap...
Detak jantungku mulai berdegup tak terkendali, aku takut. Kenapa semua begitu gelap? Dimana aku...?! Kedua tanganku meraba sekeliling, aku bisa merasakan kasur tempatku terbaring dan juga selimut yang menutupi tubuhku, aku juga berhasil menggapai meja disamping tempatku terbaring dan meraba apapun yang mungkin bisa kujadikan penerangan.
Prangg...!
"Ah!" aku terkesiap, tanganku tak sengaja mendorong sesuatu hingga terjatuh dan pecah. Sesuatu yang terdengar seperti kaca, mungkinkah gelas...?
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK (Hiatus)
RomanceSetelah ditinggalkan sang kekasih demi perempuan lain, Ivanna Melodya justru mengalami hal yang lebih tragis. Kebutaan akibat kecelakaan yang ia alami dimalam ia diputuskan! Tapi disaat yang sama ia justru bertemu dengan Eldric Meyer, seorang pria m...