Youtube, Youtube lebih dari TV BOOM!!
Lagu yang sangat BOOM! pada tahun 2016 lalu dipopulerkan oleh geng Ganteng Ganteng Swag yang sekarang viewsnya mencapai 64 jt penonton. Goks.
Mereka mengkritik keras media mainstream TV karena konten-kontennya cenderung monoton dan minim kreasi serta meng'agung-agung'kan Youtube sebagai platform yang sangat support terhadap freedom of expression.Dan memang benar, semua jenis konten bisa kita temukan di Youtube. Dari mulai yang ramah anak, sampai konten khusus dewasa. Dari yang masak-masak sampai makan-makan. Juga dari yang original sampai yang ilegal. Konten konservasi binatang, Edukasi, Hiburan, dan masih banyak hal lainnya. Secara implisit maupun eksplisit para konten kreator membuat saluran TV pribadi mereka masing-masing.
Tetapi, jangan lupa. Namanya juga bebas. Pasti ada aja yang ngawur.
Masih segar syekali di pikiran kita, kasus Youtuber FP yang melakukan prank memberi sembako 'sampah' kepada kaum transpuan juga kasus beauty vlogger IK yang dalam interviewnya mengeluarkan statement kontroversial enggan menggunakan masker karena mengganggu kegiatannya dalam bernafas. Hmmmmmmmm maksud anda yang bercadar susah bernafas gitu hey beauty vlogger?? (hehehe joking only)
Okay, izinkan saya mendistribusikan pemikiran saya.
Menurut saya, seorang pemuda yang sangat amat biasa saja dan penikmat berat Youtube, that's the consequencies of allowing freedom of expression.
Kalau anda mengizinkan tamu di rumah anda untuk menganggap seperti rumah sendiri, maka anda harus siap jika tamu anda menghabiskan cemilan yang tersaji di rumah anda."Tapikan gak secara harfiah menganggap rumah sendiri, just a metaphore"
Benar. Yang juga kita harus sadari adalah metafora itu tidak bekerja untuk semua orang. Banyak orang yang mengerti, dan ada juga yang tidak mengerti. Konsekuensinya adalah ketika ada orang yang tidak mengerti, kita harus siap jika orang tersebut benar-benar menganggap seperti rumah sendiri. Kalau tidak siap, lebih baik untuk tidak menggunakan metafora tersebut. Contoh misalnya,
"Silahkan masuk, jangan anggap rumah sendiri ya"
Saya yakin orang tersebut akan sungkan menghabiskan cemilan anda. HeheheheMari kita kembali ke topik.
Sebenarnya, Youtube memiliki features and policies untuk mengatasi masalah seperti ini. Dimana Youtube memberikan fasilitas report akun dan konten sebagai bentuk keterlibatan audiences untuk menjaga ekosistem Youtube. Serta memberikan guidelines and policies sebagai panduan untuk para kreator untuk mengembangkan kontennya.
Konten yang membahayakan seperti selfharm, violents, bullying, offensives, dan hal semacamnya akan dapat peringatan keras dari Youtube yang dapat berakhir pada Channel Termination. Dengan prosedur tertentu (googling aja ya guys, jangan cuma ingin menghujat tanpa riset) channel yang melanggar peraturan yang dibuat dapat ditutup atau bahkan mendapat penalty lho.
Menyambungkan fakta di atas, menurut saya akan lebih bijak dalam menanggapi kasus seperti FP adalah dengan memanfaatkan fitur report konten atau akun tersebut. Bukan dengan menghujat beramai-ramai.
Rasanya ironis sekali, membela kaum transpuan dengan menghujat FP sebagai seseorang yang tidak humanis atas nama humanity tapi dengan cara yang tidak humanis.
So, siapa yang sebenarnya tidak humanis?Sebuah pengecualian untuk korban prank pada saat itu, yaitu transpuan, sangat berhak untuk menuntut tanggung jawab atas tindakan FP yang merendahkan dan mengganggu mereka.
Adapun kasus IK yang kembali meramaikan rakyat twitter dimana IK keberatan menggunakan masker padahal peraturannya sudah sangat jelas bahwa pada situasi seperti saat ini diwajibkan menggunakan masker.
The point is, that's her opinion.
Maksud saya, kalau ada orang malas memakai masker, itu hal yang sangat wajar. Karena kita tidak terbiasa menggunakan masker. Jangan naif, bahwa pada kenyataannya banyak orang yang keluar menggunakan masker hanya sebagai syarat untuk keluar rumah dan pada saat diluar mereka menurunkan maskernya atau bahkan membukanya.
Yang mungkin jadi masalah adalah cara IK menyampaikan pendapatnya yang terkesan seperti sangat ignorant terhadap situasi saat ini. Dari penyampaian tersebut, kita bisa melihat seperti apa pesonality asli IK. Jika memang anda terganggu, maka carilah beauty vlogger lain. Jika tidak, anda dapat mengingatkan IK akan cara penyampaiannya tersebut. Atau mungkin tidak perlu.
Kedua kasus diatas memiliki persamaan.
Viral.
They got the spotlight for being offensives and ignorant.
The question is,
Are they worth enough for the spotlight?Jawaban saya, tentu tidak.
Mungkin menurut masyarakat lain, iya.Pernahkan terpikir oleh kita, bahwa bagaimana jika spotlight yang diberikan membuat mereka dilihat lebih banyak dari yang biasanya, yang berakibatkan mereka merumuskan kasus tersebut menjadi rumus meningkatkan engagement dari konten mereka.
Misal,
Bikin kasus - Viral - Minta maaf - Membuat konten yang membuktikan bahwa mereka sudah taubat - membuat konten seperti biasa - engagement turun - Bikin kasus - Viral - Minta maaf dan seperti itu secara terus menerus. Yang mana pada akhirnya, konten disturbing tersebut akan bermunculan terus menerus dan bahayanya rumus tersebut digunakan oleh Youtuber lain sehingga akan bertambah banyak konten kreator yang berperilaku serupa.
Saya sangat yakin, ketika FP atau IK kembali membuat konten, mereka akan mendapat lebih banyak views daripada yang biasanya. Lalu endorsement, ads, sponsor, akan berdatangan karena tertarik akan crowd yang ada.Demi mencegah hal tersebut terjadi, alangkah baiknya untuk kita lebih bijak dalam bertindak menanggapi suatu peristiwa. Gunakanlah fitur yang tersedia. Lebih baik kita langsung report akun-akun abusives daripada terlebih dahulu memberikan spotlight kepada mereka untuk mendapatkan eksposur yang meningkatkan market mereka. Nikmati jenis konten yang anda sukai, hargai selera orang lain dengan tidak menonton jenis konten yang tidak anda sukai, dan gunakan fitur yang tersedia jika ada konten yang menurut anda konten tersebut melanggar policies yang sudah ditetapkan.
The worlds getting smarter out there,
Let's also making the worlds more wiser too.PS.
Distribusi Pemikiran adalah program penumpahan isi kepala penulis untuk menghindari kesumpekkan ekosistem media sosial lain yang isinya orang marah-marah. Semata-mata hanya untuk berbagi pandangan. Boleh setuju, boleh juga tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRIBUSI PEMIKIRAN
RandomDistribusi Pemikiran adalah program penumpahan isi kepala penulis untuk menghindari kesumpekkan ekosistem media sosial lain yang isinya orang marah-marah. Semata-mata hanya untuk berbagi pandangan. Boleh setuju, boleh juga tidak.