❁
"Jalan-jalan ketemu itik, itiknya lagi main sudoku, hai dokter cantik, apakah kamu jodohku?"
"..."
Mengabaikan Dazai dan segala keanehannya, Filly terus berjalan sambil mendorong troli belanjaannya.
"Tau gak bedanya kamu dengan jembatan?" Pantang menyerah, Dazai kini ikutan berjalan di sebelah Filly sambil memandangi dokter muda itu.
"Gak" Balas Filly cuek sambil melihat minuman-minuman rasa buah di salah satu rak supermarket itu.
"Kalo jembatan tempat aku fall terus mampus, kalo kamu tempat aku falling in love terus membangun masa depan" Mulai deh Dazai ngedip-ngedip gak jelas.
Filly berbalik menatap Dazai, lalu tersenyum membalas gombalan Dazai.
"Kamu tau gak bedanya kamu sama rumah sakit?" Tanya Filly.
"Enggak, apa tuh" Idih, Dazai malah kesenangan di bales.
"Kalo rumah sakit sumber penghasilan aku, kalau kamu sumber masalah aku"
"Wah bu dokter bisa saja, duh malu" Dazai nutup wajahnya sok-sokan shyshy.
Filly memutar matanya lelah, tau deh, lain kali kalo Dazai datang lagi minta di rawat, dia pastikan pria ini akan dia bawa ke rumah sakit jiwa.
"Lagi pula Dazai-san, jika kau ngapain di sini?"
"Belanja lah~"
"Lalu, kenapa kau terus mengikuti ku?"
"Kamu mengalihkan duniaku sih"
Filly gemes, pingin masukin Dazai dalam troli belanjaannya terus dia dorong ke jalan raya.
Akhirnya Filly selesai berbelanja, kini gadis itu memegang satu kantong plastik kecil, dan tiga lainnya di pegang sama Dazai.
Maunya sih tolak aja bantuannya Dazai untuk bantu bawaiin itu, tapi Dazainya maksa, ya udah, lagian dia juga malas bawa itu belanjaan berat-berat ke mobil.
Setelah menaikkan barang belanjaannya ke mobil, Filly segera naik ke mobilnya, namun...
Pin pin!
Sret!
Bruk!
Ada motor kampret yang tiba-tiba lewat dan nyenggol Filly, gadis itu terjatuh dan meringis pelan, tak lama setelah itu, dua orang satpam lewat dengan wajah panik.
"Astaga, orang itu!"
Rupanya tadi itu maling, dan dua satpam ini sedang mengejarnya.
Buru-buru Dazai membantu Filly berdiri, sial, dia tadi di sisi lain mobil, jadi gak sempat tarik Filly biar gak keserempet.
"Sialan bajingan itu" Gumam Dazai, mau sih bantu pak satpam ngejar, tapi Filly lebih penting.
"Bisa berdiri?" Tanya Dazai, Filly mengangguk, namun saat berusaha berdiri, dia terlihat kesusahan, dan tentu sebagai pria yang baik hati, Dazai segera membantu Filly.
Dia membukakan pintu mobil Filly, namun dia malah memasukkan Filly ke kursi penumpang.
"Lah, kok di sini?" Tanya Filly heran.
"Kaki kamu luka, kalo bawa mobil yang ada nanti kamu terjun bebas ke kali terdekat"
"Terus gimana aku pulang?"
"Kan ada aku"
"...kau?"
"Iyaa, nanti aku yang bawain mobil kamu, terus kamu tinggal kasih tau deh lewat mana"
Ini sih modus mau tau alamat doi.
Mau nolak tapi dia memang butuh bantuan, hah..
"Yaudah, ini kuncinya"
"Asik"
Singkatnya, setelah beberapa kali salah belok gegara Dazai lelet konek arahan Filly, sama emang ini si kampret sengaja bawa Filly muter-muter di kota, akhirnya mereka sampai.
Filly di bantu turun sama Dazai, setelah Filly membuka pintu rumahnya, Dazai mendidikan Filly di sofa ruang tamu itu, kemudian kembali ke mobil untuk mengambil belanjaan Filly.
"Makasih" Kata Filly, agak gengsi, ga tau kenapa.
"Masamaa" Dazai menoel-noel pipi Filly gemes.
"Ya udah, aku pulang dulu" Pria itu berdiri dan berjalan keluar dari rumah Filly.
"Dazai-san!"
"Ya?"
Filly menggaruk pipinya dengan telunjuk, gadis itu memalingkan wajahnya.
"Mau... Minum teh dulu?"
"...gak"
Sontak Filly membelalakkan matanya, asem, udah nyoba baik malah di tolak.
"Maaf buk dokter, aku harus pergi dulu" Dazai kembali mendekati Filly, dia lalu mengacak rambut dokter muda itu.
"Tapi tenang saja, mungkin besok aku mampir"
"Gak usah!"
"Iya janji"
"HAH?!"
❁
Halcyon
Chapter two; Bad luck
Jangan bacot anda
Bubay ;)