1. Hilang

476 71 0
                                    

❝Aku tidak memiliki seseorang untuk kugenggam tangannya sambil berjalan. Jadi, indahnya musim semi ini terasa sangat menyedihkan.❞ ーNot Spring, Love, or Cherry Blossom.

[•]

Changwon-si, 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Changwon-si, 2019

Na Jaemin menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Ia terlihat menawan walau hanya mengenakan kemeja yang dipadukan dengan celana jeans.

"Jaemin-ah, kau mau kemana?" tanya Lee Haechan ーsepupu Jaeminー yang kini menatapnya dengan tatapan curiga.

Jaemin berjalan menghampirinya dan mendaratkan bokongnya di sebelah pemuda manis itu. "Aku akan pergi ke Jinhae untuk datang ke Festival Bunga Sakura."

Haechan semakin memicingkan matanya. "Tumben sekali kau mau pergi ke tempat ramai sendirian."

"Kalau begitu ayo pergi bersamaku!" ajaknya.

Haechan menggeleng. Lebih baik ia tetap di rumah, menonton drama sambil makan camilan. Daripada harus berkeliaran di luar sana. "Tidak, aku malas. Katakan padaku kau akan pergi berkencan, kan?"

Tanpa diduga, Jaemin malah tertawa mendengar pertanyaan konyol sepupunya itu. Hey, dia saja tidak pernah dekat dengan siapapun selama ini. Bagaimana bisa ia tiba-tiba berkencan?

"Haechanie~ kau tahu aku bahkan tidak dekat dengan siapapun, bagaimana aku bisa berkencan?"

Haechan menatap Jaemin datar, si bodoh Na itu melupakan seseorang sepertinya. "Lalu bagaimana dengan anak bernama Hwang Hyunjin itu? Dilihat dari kedekatan kalian pasti ada sesuatu."

Jaemin tersenyum sambil mencubit pipi Haechan gemas, membuat si empu memekik kesakitan. "Yak! Hentikan itu!"

"Dengar Haechan Lee, aku dan Hyunjin hanya teman, tidak lebih. Lagipula dia itu sudah punya kekasih. Kau ingat dengan adik kelas kita dulu yang bernama Yang Jeongin?" Jaemin memelankan suaranya pada kalimat terakhir ーseakan takut seseorang akan mendengarnya.

Haechan mengangguk. "Dia adalah kekasihnya." lanjut Jaemin.

Haechan menampilkan ekspresi terkejut, jadi si Hwang itu sudah punya kekasih tapi tetap mendekati sepupunya? Ini tak bisa dibiarkan! Ia harus bertindak!

"Kau seriusー"

Jaemin dengan cepat memotong ucapan Haechan sebelum bertambah panjang dan percakapannya tidak akan pernah selesai. "Sudah ya aku pergi dulu. Dadah Haechanie~" ia berlari kecil sambil melambaikan tangan.

Sementara Haechan hanya menghela nafas. Sepupunya itu benar-benar.

[•]

Dengan langkah kecil Jaemin berjalan menyusuri jembatan sungai Yeojwacheon. Tempat ini selalu ramai dikunjungi saat musim semi tiba, baik oleh orang lokal maupun turis asing.

"Seandainya aku datang ke sini bersama seseorang mungkin akan lebih menyenangkan." Jaemin menengadahkan kepalanya menatap pohon bunga sakura yang begitu memanjakan mata.

Di tempat ini memang ramai, namun tetap saja ia merasa kesepian.

"Lama tidak berjumpa, Na Jaemin." Jaemin terkesiap kala mendengar suara yang begitu dekat dengan telinganya.

Ia menoleh ke samping dan menemukan seseorang yang sudah tak asing lagi di matanya. Si anak teladan kesayangan guru, begitu teman-temannya dulu saat di SHS menyebutnya.

"Lama tidak berjumpa juga, Lee Jeno," balas Jaemin.

"Kau sendiri?" tanyanya.

Jaemin mengerutkan dahi, dulu di masa SHS ia sama sekali tidak akrab dengan pria ini. Bicara cukup seperlunya saja, dan itu pun selalu ia yang memulai.

Tapi lihat hari ini, bak keajaiban orang ini menyapanya lebih dulu!

Jaemin mengangguk. "Ya, seperti yang kau lihat aku sendirian. Kau juga sendiri?"

Jeno memejamkan matanya sambil menghirup aroma sakura. Kemudian menoleh pada pria manis yang berdiri di sebelahnya.

"Tidak, aku bersama bayanganku yang selalu mengikutiku kemanapun." ia tertawa saat melihat ekspresi Jaemin yang berubah datar.

'Orang ini benar-benar menyebalkan.' gerutunya dalam hati.

"Ah ya, sana bicara saja dengan pohon." Jaemin membalikan badan dan hendak meninggalkan Jeno. Jika saja pria itu tidak menahan lengannya.

"Kau marah karena aku bercanda barusan? Sangat kekanakan sekali." cibirnya sambil mengelus telapak tangan Jaemin yang berada di genggamannya.

Jaemin semakin menunjukan ekspresi kesalnya. Namun ia tetap membiarkan Jeno bermain dengan telapak tangannya. Entah mengapa ia sama sekali tidak menolak padahal pria ini sedang berlaku tidak sopan.

Mereka baru saja bertemu dan dia sudah berani menyentuhnya.

"Kau tahu apa yang hilang dari sini?" tanya Jeno sambil mengangkat tangan Jaemin.

Yang ditanya hanya memiringkan kepalanya seakan bertanya, 'Apa maksudnya?' jarinya masih utuh, tidak ada yang hilang

"Tanganku." lanjutnya sambil menautkan tangannya bersama tangan Jaemin. Diikuti dengan senyuman manis hingga matanya membentuk bulan sabit.



ー Beautiful Moment ー

ー Beautiful Moment ー

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Beautiful Moment • Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang