•Crowded

69 9 13
                                    

Aku adalah aku yang penuh ambisi
Aku adalah aku yang penuh harapan
Hari ini aku telah menjadi aku yang ragu
Kenapa? Apa akan ada sesuatu?
Tuhan, tolong kuatkan pundakku

...

Sekarang Anis dan Ayrin sedang berada di kantin. Hari ini dijadwalkan untuk para siswa/siswi yang ingin mengurus pendaftaran dan administrasi perguruan tinggi.

Ayrin dan Anis tak luput dari sebagian siswi lainnya yang ingin melanjutkan pendidikan mereka.

"Kamu keluar negeri mau kuliah atau cari jodoh nih?"

"Kuliah tujuan utama tapi ya soal jodoh kan ga kemana mana" jawab Ayrin asal.

"Ntar kalo nemu lebih dari satu bungkus ya untuk aku, paket hemat dan lengkap oke" ini otak Anis pindah ke dengkul keknya.

"Kalo ngomong suka ngelantur, nih minum kamu" sambil ngasih minum ke Anis.

"Makasih cantik" puji Anis sembari menaikturunkan Alisnya.

Takk-

"Aduh, kok aku dijitak sih" omel Anis.

"Kamu kek om pedofil, cringe" Ayrin bergidik ngeri.

"Aku cantik gini dibilang mirip om pedo"
"Cantik, sexy dan mempesona kek artis korea" tidak ada yang bisa menandingi ke PD an Anis di SMA Bakti Utama.

"Yak, kamu mau aku jewer?" Teriak Ayrin kesal.

"Ehhh iya iya ga Ayrin, aduhhh. Lepasin dong" teriak Anis tak kalah besar.

"Mangka nya..."

Tapi ucapan Ayrin dipotong oleh seseorang.

"Eh maaf, kakak yang namanya Kak Ayrin?" Ujar anak laki-laki dengan senyumnya.

Ayrin dan Anis menoleh bersamaan.

"Ah iya, ada apa?" Balas Ayrin sambil mendorong Anis menjauh darinya, dia jengah dengan Anis. Sungguh.

"Kakak dipanggil bu Henna diruang kepala sekolah" balas anak laki-laki itu.

"Iya, terima kasih" balas Ayrin dan berlalu dari hadapan Anis dan berjalan didepan anak laki-laki tadi.

"Kamu ga pamit sama aku, kejam kamu Ayrin. Aku ga akan gitu lagi kok. Maafin aku" teriak Anis frustasi.

Ayrin hanya jengah melihat sahabatnya itu, Ayrin ingin sekali saja membungkam mulut Anis lalu memasukkannya ke karung dan dia simpan di gudang selama semalam.

"Masuk aja kak ke dalem" sahut anak laki-laki tadi.

"Makasih ya" balas Ayrin dengan senyum ramahnya.

"Sama-sama Kak"

Lalu Ayrin masuk kedalam pintu coklat itu, ya pintu ruang kepala sekolah. Sedari tadi jantung Ayrin maraton, tapi sikap datarnya bisa menipu siapa saja yang melihat.

"Permisi Pak, Bu" sekarang Ayrin sudah berada didalam ruangan.

"Ayrin, sini nak duduk" balas Bu Henna.

"Ada hal penting apa Bu?" Tanya Ayrin sopan.

"Nilai kamu bagus semua rata-rata dan penghargaan dibeberapa bidang akademik maupun nonakademik kamu juga membanggakan" Pak Surya selaku kepala sekolah menjelaskan.

"Kamu mau sekolah di luar negeri bukan?"

"Iya pak, tapi..."

"Bapak sudah ajukan nama kamu untuk keinginan kamu"

'DESTINY' || Zhong Chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang