Marvel itu lebih cocok dipanggil Mang Buaya wkwk. Yaudah, Mang Buaya mau lewat dulu... Permisi..
Fakboy berasal dari sadboy yang chatnya cuman di read doang.
***
Breum breum breum.... suara motor anggota Savegas, terdengar dengan jelas saat bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Pemandangan ini yang selalu dinantikan kaum hawa walaupun mereka hanya bisa mengagumi dari jauh. Motor hitam besar milik Marvel terlihat paling mencolok dengan stiker merpati emas di body sampingnya.
"Lo pada duluan, gue masih ada urusan," ujar Marvel kepada Beni sebelum mereka keluar dari gerbang VHS.
"Yoi Bos, semoga sukses," ucap Beni lalu menurunkan kaca helmnya. Motor milik Beni berjalan lebih dulu baru diikuti oleh anggota Savegas yang lain. Biasanya, Marvel yang memimpin. Berhubung cowok itu ada urusan, jadi Beni yang menggantikan Marvel.
Putra yang berada di barisan belakang, menyempatkan diri untuk menyapa Marvel. "Writing tresno jalaran wani rekoso Bos, jangan pantang mundur maju terus," ujarnya memberi semangat.
Marvel mengangguk saja walaupun sebenarnya dia tidak paham dengan apa yang Putra katakan. "Ati-ati lo," ucap Marvel dengan tawa kecil.
"Siap bosqu," balasnya lalu menyusul rombongan Avegas yang sudah berjalan lebih dulu.
Marvel sengaja berdiri di balik gerbang VHS. Tatapannya terus menatap ke arah kerumunan yang terus keluar melewatinya dengan wajah was-was. Marvel tidak peduli mau mereka takut dengan dirinya atau tidak. Toh juga saat ini dia sedang menunggu seseorang.
Beberapa saat kemudian, gadis yang Marvel tunggu akhirnya menampakkan diri juga. Kanaya sedang berjalan seorang diri karena Mega membawa mobil sedangkan dirinya di jemput oleh sopir. Raut wajah Kanaya langsung berubah pias saat gadis itu telah menyadari keberadaan Marvel. Cowok itu sedang tersenyum ke arahnya dengan bersandar pada motor hitamnya.
Kanaya hampir mengabaikan keberadaan Marvel, jika saja cowok itu tidak menghadangnya.
"Pulang bareng saya yuk," ajak Marvel setelah dirinya berhasil menahan Kanaya yang berniat pergi.
Takut-takut, Kanaya berusaha keras menyingkirkan tangan Marvel dari lengannya. "Saya udah di jemput Kak," jawabnya dengan nada pelan. Marvel bahkan hampir tidak mendengar saking pelannya.
"Mana? Saya nggak lihat sopir kamu udah ada diluar," tantang Marvel dengan sebelah alisnya yang terangkat ke atas.
Kanaya melihat ke arah luar gerbang. Benar saja, sopirnya yang bernama Pak Jo belum tiba. Pak Jo memang selalu telat saat menjemput Kanaya. Namun, Kanaya tidak sepenuhnya menyalahkan Pak Jo.
Alasan Pak Jo telat menjemput Kanaya dikarenakan Pak Jo juga menjadi sopir pribadi kakeknya. Maka dari itu, Pak Jo harus bolak-balik dulu baru bisa menjemput Kanaya.
"Bareng gue aja ayo," paksa Marvel tidak sabaran.
"Enggak usah Kak, takutnya Pak Jo nyariin saya nanti. Kak Marvel duluan aja," tolak Kanaya halus. Jantung cewek itu sedari tadi sudah berdetak cepat. Sedangkan Marvel sepertinya tidak mau menyerah.
"Bilang aja lo udah pulang, dia nggak bakal nyariin," balas Marvel santai.
"Nggak bisa Kak, Pak Jo udah ngabarin mau sampai kok," alibi Kanaya berharap Marvel percaya. "Saya duluan ya Kak," ujarnya berniat pergi. Namun, Marvel malah menahan lengannya.
"Tunggu disini aja kenapa sih? Diluar panas," ucap Marvel sedikit membentak. Sial, Kanaya malah langsung diam bagaikan batu. "Gue nggak maksud bentak lo, Nay," ujarnya penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVEL
Teen Fiction"Oke, gue ngalah. Gue bakal pergi," putus Marvel akhirnya. "Tapi dengan syarat, lo harus mau jadi pacar gue. Gimana?" Marvel Geraldin adalah playboy paling berbahaya di Venus High School. Cowok itu bisa mendapatkan cewek manapun semudah ia mencari...