Beberapa bulan kemudian di YG building ...
"Kali ini kau benar-benar harus mendengarku," kata Hanbin serius. "Kau selanjutnya."
"Kau yakin?" tanya Mino gamang.
Hanbin mengangguk mantap, lalu berkata, "Kau tahu aku peduli padamu."
"Bagaimana denganmu?" tanya Mino lagi. "Seharusnya kau tidak mengatakan ini padaku."
"Kenapa?" jawab Hanbin kasar. "Agar kau juga hancur? Aku tidak tahu kau memandangku seperti itu."
"Kim Hanbin," ucap Mino pelan.
"Aku harus pergi," kata Hanbin cepat. Ia memandang Mino dengan sungguh-sungguh. "Percayalah padaku. Kau harus waspada dan berhati-hati."
Mino masih ingin menahan Hanbin agar dapat berbicara lebih lama, tapi pria itu sudah melesat pergi dan masuk ke dalam mobil. Konsentrasinya pun terpecah ketika mendengar ponselnya berbunyi. Panggilan masuk dari Irene.
"Sial," umpat Mino kasar, lalu menekan tombol reject dan masuk ke dalam lift.
Nomor yang Anda hubungi sedang berada di luar wilayah layanan.
Irene kembali mendesah frustasi sembari memandangi layar ponselnya. Ia sudah mencoba menghubungi Mino puluhan kali selama beberapa hari ini, tapi pria itu tidak mengacuhkannya. Pria itu hanya membalas pesannya beberapa kali—yang dapat dihitung dengan jari tangan—tanpa benar-benar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Pria itu hanya bilang sedang sibuk dengan suatu hal dan memberikan ucapan semangat sekadarnya untuk persiapan debut subunit Irene dengan Seulgi yang justru membuatnya resah.
Sementara itu, Irene tahu pria itu sedang tidak memiliki kesibukan terkait pekerjaannya. Bahkan bisa dibilang pria itu sedang menganggur sekarang. Comeback grup Winner telah selesai, dua anggota mereka bahkan sedang wamil, pameran lukisan yang sudah lama diimpikan pria itu pun sudah digelar sukses beberapa bulan lalu. Irene tahu Mino mungkin hanya memiliki beberapa jadwal manggung di luar acara TV. Namun di tengah situasi seperti ini, Irene pun sangsi pria itu memiliki sesuatu yang dapat membuat pria itu mengabaikan dirinya dengan keras.
Sesibuk apa pun mereka sebelumnya, mereka tidak pernah seperti ini. Irene tidak pernah merasa kehilangan seperti saat ini.
"Kau tidak apa-apa, unnie?" tanya Seulgi dengan nada khawatir.
"Aku baik-baik saja," jawab Irene berbohong. Sebelum ia tahu dengan pasti apa yang sebenarnya terjadi, ia tak akan mengatakan apa-apa. "Ayo kita mulai latihan sekali lagi," ujarnya sambil bangkit dari duduknya.
Irene pun mulai berkonsentrasi dan berusaha melenyapkan Mino dari pikirannya.
+
Setelah dua minggu akhirnya Irene berhenti menghubungi Mino sepenuhnya. Wanita itu tidak mengirimkan satu pun pesan dan mengabaikan panggilan telepon yang sempat sekali Mino layangkan. Mino menghela napas mengetahui Irene telah marah besar kepadanya sekarang. Sialnya, dirinyalah yang memberi alasan wanita itu untuk marah.
Mino melalui waktu yang sulit selama beberapa hari. Ia terus dihantui peringatan keras yang diucapkan Hanbin. Kepalanya sangat ingin melupakan ucapan Hanbin, tapi ia mengenal dengan baik sahabatnya itu. Hanbin tidak akan membohonginya dan pria itu peduli padanya. Namun, di sisi lain ia sangat merindukan Irene. Ia tidak ingin kehilangan wanita itu.
Selama beberapa waktu memutus komunikasi dengan Irene, ia mulai memikirkan rencana. Mungkin ia harus membuktikan langsung ucapan Hanbin padanya. Ia perlu melakukan sesuatu dalam waktu dekat. Apabila ucapan Hanbin itu memang benar bahwa ia adalah target selanjutnya, setidaknya ia tahu tindakan yang harus diambilnya terkait Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
FanfictionDua idol besar Korea, Mino Winner dan Irene Red Velvet, diam-diam menjalin hubungan. Sayangnya, kamera yang terus menyorot ke arah mereka tidak membuat hubungan mereka mudah. Bagaimanakah cara mereka melaluinya? __________ Kisah ini lebih lengkap di...