Mohon dihargai karya author ini gaess. Mohon dipencet bintangnyaaa..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ditengah derasnya hujan,aku dengannya berjalan,berdua. Dengan memakai seragan sekolah,kami berdua berlari,mengejar satu sama lain.
"Ayo dong Nay!" "Iya. Kamu larinya kecepatan tauk.." "Hehehe"
Kami,lebih tepatnya satu bulan yang lalu,baru menginjak bangku SMA. Kami berdua satu sekolah,dan tentu juga satu kelas. Dan sebulan yang lalu juga,aku baru menyimpan rasa pada teman dari jaman orokku itu. Namanya Chandra Putra Arelyo. Ia bagiku adalah orang paling sempurna di seluruh penjuru Nusantara. Eeh tidak jadi deh. Kedua,setelah ayahku.
Kami berdua pun sampai didepan gerbang rumahku yang besar.
"Terimakasih Chan!" "Iya. Sudahlah sana masuk!" "Hati hati!" "Rumahku hanya berjarak 3 meter dari rumahmu.." "Ya tapi tetap saja hati hati. Kalau kau terpeleset? Siapa yang taukan?" "Amit amit. Doamu itulah Nay. Yasudah aku pulang dulu.." "Ya. Dah. Besok samper aku ya.." "Siap boss!"
Inilah yang membuatku menyukai lelaki satu itu. Sangat baik pada siapapun. Walau perasaannku belum terbalaskan,tapi aku masih bersyukur bisa bertemuny setiap hari. Walau aku harus agak sedkit sakit saat melihatnya dengan perempuan yang lain.
"Ma,kakak pulang!"
"Kok kamu basah kak? Mandi hujan lagi?",Mama sudah tau kalo aku ini kegemarannya adalah seperti itu,jadi aku hanya cengegesan saat menanggapinya.
"Yasudah sana ganti baju dulu!" "Iya Ma. Galak banget. Cepet tua lohh..",kataku sembari berlari menuju kamarku yang ada di lantai dua. Aku takut diamuk Mama lagi.
Esoknya..
"NAYA! NAYA!"
"IYA. BENTAR DULU.."
"Kamu itu teriak teriak. Kalau Papa marah bagaimana?" "Tidak bagaimana bagaimana. Sudah biasa..",katanya sambil nyengir. Dasar,kuadukan Papa saja,merengek. "Yasudah ayo.."
Diperjalanan,kami bercerita tentang sekolah kami itu. Kami bersekolah di SMA daerah Bandar Lampung. Cukup jauh untuk menuju sekolah kami itu. Perlu waktu sekitar 15 menit untuk sampai. Itu kalau berjalan ya.
"Chan?" "Iya?" "Kau sudah sarapan?" "Belum. Aku tidak sempat.." "Tunggu sebentar..",kataku lalu mengambil sesuatu didalam tasku. Ya,kotak bekal.
"Ini untukmu!" "Waah. Kau memang teman terbaik.."
Setelah hampir 3 menit berdiam diaman. Dia yang memakan sarapan dariku. Dan aku? Sedang memikirkan hal gila yang mungkin akan kukatakan sekarang. Ini masih mungkin sih yaaa.
"Chan?" "Iya?" "Nggak jadi deh. Lanjut aja makannya lagi.." "Yasudah.."
Yang menebak bahwa aku akan menyatakan perasaannku,itu benar. Tapi aku berpikir dua kali,mungkin kalau aku menyatakannya,dia akan menjauhiku. Maka dari itu,aku tidak jadi menyatakannya.