#Kilas Balik:Jelita Anggun Wibowo

42 6 0
                                    

Hargai karya ini dengan menekan bintang!
Oke👌👌

Hargai karya ini dengan menekan bintang!Oke👌👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!
Namaku Jelita. Aku lahir dan dibesarkan disini. Lampung. Aku hidup dengan Ibu dan kedua saudariku.

Setiap hari kulewati dengan gembira. Entah itu dengan teman maupun keluarga. Sekarang aku berusia 16 tahun. Ya,aku baru menduduki bangku SMA.

Sejak kepergian kakakku,kak Abel,setahun yang lalu,aku agak kesepian. Sebenarnya kakakku ini pergi bukan untuk selamanya ya. Tapi pindah doang ke rumah nenek yang ada di jauh sana. Tujuannya kesana adalah untuk melanjutkan pendidikan SMA-nya. Sekarang dia kelas 2. Entah apa yang dia lakukan sekarang.

Adikku,Rosa,baru saja naik kelas 9 SMP. Dia adalah anak yang lembut dan agak gesrek seperti kakaknya. Aku mengakuinya ya.

Aku menghabiskan waktuku dengan temanku,Ulfa. Dia adlah orang Betawi yang merupakan suku asli kota Jakarta. Aku tau itu.

"Ulfa,ayo kita ke bazar malam ini!"
"Ayo! Ayah sedang keluar.."
"Nanti malam janjian ya di depan gerbang blokku.."
"Oke.."

Aku dengannya satu komplek. Tapi,beda blok. Dia blok C,aku blok F. Cukup jauh? Memang betul. Tapi,setiap pagi kami selalu berangkat bareng. Kami tak pernah melewatkan itu lebih tepatnya.

Jam 07.00 malam..

"Jeli!"

"Kau sudah datang?"

"Sudahlah. Yok berangkat!"

"Ayo!"

Kami berjalan berdua dengan bergandengan seperti tak mau kehilangan satu sama lain. Ulfa dan aku memang slalu bergandengan bila berjalan.

Setelah sampai di bazar,kami melihat lihat,adakah yang menarik di tempat ini?
Sudah lama aku tak ketempat ini..

"Jeli,kita beli itu saja. Biar samaan.."
"Iya.."

Kami berdua tertarik dengan sebuah gelang yang bisa dibilang cantik. Mungkin ini akan menjadi penanda persahabatan kami berdua.

"Ini berapa bang?"

"2.000 aja.."

Kami berdua pun membayar gelang itu.

"Janji ya,dipake terus. Jangan dilepas.."
"Siap Ulfa!",kataku sambil hormat dengannya,dan tentu membuatnya tersenyum.

Aku sangat suka senyum itu. Karena dia akan lebih cantik jika tersenyum. Ulfa itu memiliki tipikal wajah yang agak jutek,tapi kalau tersenyum,mungkin bisa membuay kaum adam terpikat.

"Ayo kesana!"

Dan berakhirlah kami menghabisi malam itu di sini. Dengan bergandengan,dan memakai gelang yang sama.

Esoknya..

"Jeli,ayo brangkat!"

"Ya tunggu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kosan Bunda-2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang