"CHILLA PULANG!"

21 2 0
                                    

Chilla menghembuskan nafasnya gusar, ia sangat gugup saat kaki nya menginjak kembali tanah air yang telah lama ia tinggalkan

"Hello indonesia, Chilla is back!" Chilla tersenyum dalam hati, mengingat akan ada drama yang menunggunya disana, di tempat seharusnya chilla berada, ditempat seharusnya chilla bahagia. Hmm, tidak masalah, setidaknya dia bisa dipertemukan dengan mami papi dan kedua abangnya sehabis ia meninggalkan tanah air nya hanya untuk menenangkan diri

Chilla menyetop taxi, dan memberikan alamat tujuan. Di perjalanan ia selalu mencoba berfikiran positif semampunya. Mencoba untuk mengusir jauh-jauh fikiran-fikiran negatif yang ada di dalam kepalanya
"Akankah mereka bahagia dengan kembalinya gue?" hanya satu pertanyaan dan itu membuat chilla resah

Sampai ia tak menyadari jika taxi telah sampai didepan gerbang rumahnya. Chilla pun turun, melepas kaca mata hitam yang sedari tadi ia pakai sambil menenteng slingbag yang berisi passport, uang dan beberapa kartu kreditnya. Kenapa harus bawa baju? Toh, dia bisa beli lagi kalau-kalau bajunya sudah dibuang atau dijualkan oleh pemilik rumah ini

"Loh non Chilla?" ujar Pak Bambang satpam rumah besar itu. Chilla hanya tersenyum sebagai tanggapan

"Ya Allah non, dari mana aja, bunda ayah berusaha terus buat cari nona 3 tahun belakangan ini. Den Arvin yang paling stress waktu tau non kabur dari rumah" jelas Pak Bambang panjang lebar

Chilla hanya tersenyum " Apa ucapan Pak Bambang benar?" batinnya

"Chilla boleh masuk pak?" tanya Chilla sopan

"Tentu saja nona, inikan rumah nona juga" ujar Pak Bambang senang

"Bunda kan udah pernah bilang, jangan panggil nona, aden, nyonya ataupun tuan. Kita disini sama pak, kita keluarga. Panggil Chilla kayak biasa gimana bapak manggil dulu" ujar Chilla tenang

"Hehe oke neng Chilla, bapak kira neng udah berubah, ternyata nggak" ujar pak Bambang tersenyum sembari mengusap surai panjang Chilla

Chilla hanya tersenyum, kemudian pamit untuk segera masuk ke dalam

***

Saat di depan pintu, ia berusaha untuk menjadi Chilla yang dulu, sebelum masalah datang. Mencoba untuk bersikap seperti biasa walaupun keadaan hatinya tidak biasa

Chilla menghembuskan nafasnya sekali lagi, kali ini ia nampak tenang, ia melihat jam tangannya yang menunjukka pukul 4 sore, yang berarti orang di dalam rumah ini sedang berkumpul di ruang keluarga, membagi cerita dan tawa yang hangat bersama. Jika kebiasaan itu belum berubah.

Chilla membuka pintu rumah itu, dan berteriak nyaring
"CHILLA PULANG!"

Semua anggota keluarga yang awalnya sibuk pada tugas nya masing-masing melihat ke arah suara, suara yang selama ini sangat mereka rindukan, suara yang selama 3 tahun belakangan ini tidak pernah terdengar

"BUNDA, CHILLA MANDI DULU, ABIS ITU CHILLA MAU MAKAN, CHILLA LAPER" teriak Chilla sembari menuju lantai 2

Di depan pintu kamarnya, Chilla merindukan ruangan ini. Ruangan yang memiliki kenangan begitu banyak, ketika Chilla memasuki kamarnya, ia terkejut melihat barang-barang serta baju-bajunya dulu masih tersimpan rapi disini. Ia beralih ke meja rias, meja belajar, lemari dan dinding yang ditempeli stick note. Ia mengambil satu stick note yang tertempel di kaca meja rias nya, kemudian membacanya

20 april 2019
Hai chilla!
Apa kabar?
Abang kangen sama chilla:(
Chilla kapan pulang?
Chilla g kangen sm abang ya?
I'll waiting for ur coming, bby

because i amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang