Bab 3

3 2 0
                                    

Dimas berjalan ke arah dua gadis yang tengah tertawa sambil membawa bola yang tadi dimainkannya.

"Lo berani juga," tutur Dimas.
"Di sekolah ini, ngga ada satu pun murid yang berani ngelawan Kayla," sambungnya.
"Oh ya," ucap Cindy dengan santainya
Dimas megangguk. "Ngga ada satu pun kecuali lo."

Cindy tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Lagian kenapa sih orang-orang pada takut sama Kayla?"
"Ngga semua. Gue ngga takut tuh sama dia," sangkal Dimas.
"Kayla kan suka sama kamu. Jadi, ngga mungkin dia ngebully kamu. Ditambah lagi kamu satu kasta sama dia," gumam Cindy.
"Apaan," ucap Dimas tak terima.

***

Nadya meraih gagang pintu bercat cokelat. Gadis itu terdiam mendengar kedua orang tuanya yang saling adu mulut.

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata gadis malang itu.

Nadya menghapus kasar air matanya. Ia mendorong pelan pintu rumahnya, kemudian menutupnya kembali.

"Dasar! Taunya cuman foya-foya," cibir Wisnu-ayah Nadya.
"Aku foya-foya pakai duit aku sendiri. Jadi stop urusin hidup aku."
"Seharusnya uang kamu itu, kamu pake buat sekolah anak kamu."
"Cih. Enak aja, aku yang cari duit susah-susah, kenapa dia yang nikmatin."
"Nadya anak kamu!" geram Wisnu.
"Dia anak kamu. Kamu sendiri yang ngelarang aku buat gugurin anak haram itu."
"Ibu macam apa kamu yang tega ngebunuh anak yang ngga bersalah hanya untuk nutupin kesalahan kamu."
"Udah deh, aku capek berdebat sama kamu. Lebih baik aku pergi dari rumah ini."
"Ratna! Saya belum selesai bicara."

Buliran air mata jatuh dari kelopak mata Nadya, dadanya sesak setiap kali mendengar perdebatan orang tuanya yang selalu menyebutnya sebagai anak haram.

Jika dia memang tidak diinginkan kehadirannya, lantas untuk apa Ayah Nadya melarang ibunya untuk membunuh Nadya sewaktu dalam kandungan?

"Kenapa ayah biarin Nadya hidup jika ayah sendiri tak pernah menganggap Nadya ada?" lirih Nadya.

Clap...
Handphone Nadya berbunyi.

Nadya mengambil benda pipih  yang terletak di sampingnya. Dilihatnya nama pengirim itu...
"Cindy," ucap Nadya bersemangat.
Senyumnya kembali merekah ketika membaca isi pesan itu.

Cindy
Tes...tes. Ada orang?

Anda
Ngga ada

Cindy
Aneh. Ngga ada orang kok ada orang yang ngebales

Anda
Kamu yang aneh. Kenapa emang nanya-nanya

Cindy
Cuma mau mastiin aja kalo ini emang  nomor kamu

Anda
Iy, ini no. aki

Cindy
Ini nomor aki? 😳

Anda
Maaf typo 😁 aku maksudnya. Ini nomor aku

Cindy
Aku kira yang ngebales aki kamu 😅

Anda
Bukanlah

Cindy
OoO
Jangan lupa ngesave nomor aku ok 👌

Anda
Udah dari kemarin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Of Darkness GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang