first

741 87 19
                                    

Malam itu di dorm nct dream, jam sudah menunjukkan pukul 00.12 Disaat seluruh penghuni dorm yang insom berada dikamarnya untuk mengerjakan aktivitas malam mereka seperti bermain game atau membaca buku atau yang lainnya, ada Renjun dan Jaemin yang sedang berada di loteng dorm duduk ngemil snack malam mereka sembari berbincang tentang hari berat mereka.

Suasananya hangat dan lembut, Jaemin suka menghabiskan waktu dengan Renjun. Karena akhir akhir ini mereka jarang bersama karna jadwal yang masing masing padat.

"Jaemin-ah,"

Nada ini, Jaemin tau sekali nada ini, kalau Renjun sudah memanggil Jaemin dengan nada ini pasti ada sesuatu yang sedang mengganjal hatinya.

"Kenapa?" tanya-nya dengan penuh keheranan.

"Bagaimana rasanya berciuman?" tanya Renjun dengan wajah polosnya yang menatap wajah Jaemin dengan mata penuh tanya dan penasaran.

Julukan pria polos yang diberikan oleh agensi sebenarnya bukan hanya sekedar embel embel saja, Renjun benar benar polos walau kadang suka ngegas. Seperti sekarang ini ia seperti anak kecil yang menanyakan darimana keluarnya adik bayi. Bahkan Jisung yang jelas jelas maknae saja mungkin tidak akan menanyakan pertanyaan seperti itu.

Jaemin hanya terdiam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan seperti ini takutnya Renjun semakin penasaran dan arahnya jadi tidak baik.

Ya benar, Jaemin mungkin pernah berciuman beberapa kali, mungkin. Ayolah ciuman itu hal yang wajar di negara sana.

"Jaemin kenapa tidak menjawab? Aku tau kau pasti tau rasanya aku pernah melihatmu dengan seseorang sedang berciuman."

Skak, Jaemin tidak bisa mengelak lagi.

"Emm anu itu Injun-ah rasanya seperti-

seperti-

seperti marshmallow," jelasnya tergagap.

"Marshmallow?" ucap Renjun sembari memiringkan kepalanya.

"Iya, lembut dan manis."

Renjun hanya ber-oh-ria, kemudian ia menatap langit sembari memegangi bibirnya.

Jaemin memperhatikan Renjun yang daritadi masih terdiam dan memegangi bibir bawahnya. Mungkin mengecek tekstur apakah bibirnya benar benar selembut marshmallow.

"Ingin mencobanya?" tawar Jaemin.

Oke Jaemin yang memulai.

Renjun berbalik kearah Jaemin dan bertanya, "Huh? Dengan siapa?"

Saking polos dan tidak pekanya seorang Huang Renjun ia masih bertanya dengan siapa yang jelas jelas disana hanya ada mereka berdua.

"Dengan burung, ya dengan siapa lagi kalau bukan denganku baginda Huang Renjun. " Jawab Jaemin.

Dan dengan santainya Renjun menjawab "Hmm boleh."

Mendengar pernyataan itu, Jaemin mendekatkan dirinya ke arah Renjun memegang kedua pipinya dan mulai mengikis jarak antara keduanya sampai tinggal beberapa senti lagi Jaemin pun tersadar, Jika ia mencium Renjun malam ini itu berarti Jaemin akan menjadi first kiss bagi Renjun? Jantungnya sekarang berdegup kencang, tak pernah Jaemin segugup ini dalam mencium orang.

Kini bibirnya sudah menyentuh lembut kedua bibir Renjun yang semerah ceri itu, dapat ia lihat kini pipi Renjun sedikit memerah.

Jaemin pun mulai menjilati kedua bibir itu dengan lembut juga mendorong dorongkan lidahnya agar Renjun mau membuka mulutnya. Yap itu dituruti begitu saja oleh Renjun. Bibir yang terkatup tadi kini sudah terbuka memberi akses masuk lidah Jaemin yang dengan pelan memberi lumatan dan jilatan disekitar bibirnya.

'Manis'

Renjun sangat manis pikir Jaemin. Ciuman yang tadinya lembut kini hampir berubah menjadi panas. Tersadar akan batasan, Jaemin langsung menyudahi ciuman itu ia tak mau ciuman itu semakin dalam.

"Kurang lebih rasanya seperti itu." Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat pipi Renjun yang masih dipenuhi rona merah.

Renjun terdiam.
.
.
.
.
.
.

Tiba tiba Renjun buka suara "Pembohong,"

"Eh?" heran Jaemin.

"Kau bilang rasanya seperti marshmallow tapi ternyata rasanya seperti susu coklat." gerutunya.

Astaga Huang Renjun tentu saja rasanya seperti susu coklat orang kalian sedang ngemil ciki dan susu coklat. Kepolosan Huang Renjun sudah mendekati tingkat kebegoan. Jaemin hanya menatap Renjun dengan perasaan mau marah tidak bisa, mau ketawa tapi tidak lucu.

"Tapi Jaemin, " sahutnya lagi.

"Rasanya enak, bisa kita melakukannya lagi?

Jaemin kaget mendengar Renjun.

"Tidak bisa Injun-ah," Jaemin menolak, ia tidak ingin semua ini semakin dalam walaupun yang ia rasakan saat ini masih ingin meraup bibir mungil itu.

Renjun terlihat kecewa, sepolos polosnya dia, dia masih sadar kalau memang yang sedang dilakukannya ini tidak boleh apalagi dengan member groupnya sendiri.

Renjun pun berbalik kembali menatap langit dengan wajah sedih merasakan hembusan angin yang menerpa rambut blonde halusnya.

Jaemin sedikit iba melihat Renjun seperti itu tapi ia juga tidak boleh meneruskannya dia tidak mau sesuatu buruk terjadi.

Ah tapi persetan,

"Injun-ah, "

Jaemin memanggil namanya menarik tengkuknya dan kembali meletakkan bibirnya di atas bibir Renjun.

Dilumatnya bibir mungil itu dengan lembut, kedua tangannya memegang belakang kepala Renjun dan meremas pelan rambutnya, dijilatnya bibir basah itu dengan pelan dan hatihati.

Renjun menikmati perlakuan Jaemin padanya, ia memegang kemeja Jaemin bagian dada dan sedikit terkesiap saat Jaemin mulai nakal menggigit pelan bibir bawahnya yang ia balas dengan erangan pelan.

Mendengar erangan Renjun, Jaemin semakin tergoda. Ciuman lembut tadi berubah jadi ciuman panas, Jaemin menghisap bibirnya dengan nafsu, setelah itu memasukkan lidahnya kedalam mulut Renjun dan mulai bermain main dengan lidahnya.

Erangan Renjun makin tak terkendali, suara lembut yang tertahan itu memenuhi telinga Jaemin.

Beruntung saat itu tidak ada orang sama sekali bisa jadi skandal besar kalau saja mereka ditemukan tengah berciuman panas diatas loteng dorm tempat mereka tinggal.

Karena kurangnya pasokan udara, Renjun mendorong dada Jaemin untuk melepaskan ciuman itu. Jaemin yang melihatnya akhirnya menjauhkan bibirnya beberapa senti dari Renjun, benang saliva mereka menjadi penghubung keduanya.

Jaemin tersenyum menatap Renjun sembari mengelap mulutnya memutus saliva itu. Kemudian ia juga mengelap mulut Renjun membersihkan sisa saliva yang ada disekitar bibirnya.

Keduanya tersenyum satu sama lain, jantung Renjun kini berdegup kencang tapi ia suka karena itu berkat Jaemin.

Renjun kemudian menyandarkan tubuhnya ke tubuh Jaemin, menyadari itu Jaemin kemudian merangkul Renjun dan mereka kembali menatap langit dan mulai membagi kehangatan satu sama lain lagi.

Wahaha nulis apa saya ini gaje banget ceritanya 😭
Segala typo dan kekurangan mohon dimaafkan chingu-deul.

our loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang