-Dua-

5 1 0
                                    

Enjoy reading


Terdengar suara motor dari belakang Dila yang sepertinya motor itu mendekatinya. Dila menoleh kebelakang, lampu motornya terlalu menyorot ke arah Dila sehingga pandangan nya terganggu untuk melihat siapa yang mengendarai motor itu.

Semakin dekat jarak motor itu dengan Dila. Semakin jelas siapa yang mengendarai motor itu. Ternyata itu Kafka siswa baru dikelas Dila yang tadi duduk di depan laboratorium kimia saat bel masuk, dan membuat Dila harus menghampirinya.

Kafka mematikan mesin motornya. "mau bareng?" tawar Kafka.

"gak,makasih" tolak Dila cepat.

"Eh tapi kalo gue gak ikut Kafka, nanti gue pulang gimana? angkot jam segini mana ada. Masa nanti gue jalan. Kan jauh" gumam Dila dalam hati.

Saat Kafka sedang menyalakan motornya kembali. Dila berubah pikiran. Dila pun langsung menaiki jok belakang motor Kafka.

Di perjalanan mereka tidak membuka pembicaraan sama sekali. Tetapi banyak hal yang ingin Dila ketahui dari Kafka, hingga akhirnya Dila memberanikan diri untuk membuka pembicaraan agar tidak terlalu hening di perjalanan.

"kenalin gue Freska Nadila, panggil aja gue Dila" Dila dengan senyuman nya walau tidak terlihat oleh Kafka tapi Dila tetap tersenyum.

Tidak mendengar sepatah kata pun dari Kafka, Dila mencoba untuk berbicara kembali kepada Kafka.

"Lo suka baca buku ya?, buku tentang apa yang lo suka baca?, terus tadi diperpustakaan lo kembaliin buku apa?"

Kafka tidak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan oleh Dila. Dila mencoba untuk berfikir positif, mungkin saja Kafka sedang fokus menyetir dan tidak mau diganggu.

Suasana kembali hening, hanya ada suara knalpot motor yang barlalu lalang yang terdengar.

Motor yang di taiki oleh Dila berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.

Tanpa basa basi Dila langsung turun dari motor Kafka, dan langsung membalikan badan menuju pagar rumahnya, tanpa mengucapkan terima kasih kepada Kafka. Dila berpikir Kafka akan memintanya untuk berterima kasih karena sudah mengantarkan nya.

Tetapi Kafka malah langsung menancap gas motornya dan meninggalkan Dila.

*****

Hari ini sungguh melelahkan. Dila berbaring sebentar diatas kasur, mengistirahat kan badan kecilnya yang kelelahan karena sudah membereskan ruangan perpustakaan sendirian. Setelah itu ia mencharger handphone nya. Hukuman yang diberikan oleh Pak Panji memang sungguh melelahkan.

Dila harus mandi agar tubuh nya terasa lebih segar.

15 menit kemudian...

Dila keluar dari kamar mandi dengan keadaan tubuhnya yang agak segar dan terasa lebih enteng dari sebelumnya, ia langsung mengganti bajunya.


Dila!" panggil Maya dengan suara ketukan pintu kamar.

"iya bun?" jawab Dila dari balik pintu kamar.

"mandinya sudah selesai?" tanya Maya.

"sudah bun, ini Dila lagi ganti baju"

"nanti turun ke bawah ya, makan malam"

Dila keluar dari kamar mengenakan baju ungu yang dibelikan oleh Maya minggu lalu.

Kedatangan Dila disambut oleh nasi putih, sup ayam dan lauk pauk lainnya yang sudah berada di atas meja makan dan sudah siap untuk di santap.

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang