Chapter 15

1.2K 106 5
                                    

-Warning⚠️-
Rated 19+




Yoona duduk di kursi, di dekat tempat tidur itu dan termenung. Di atas ranjang di depannya, tubuh Willis masih terbaring tak sadarkan diri. Alat-alat pemonitor kehidupan masih tersambung di badannya, memonitor detak jantung dan pernapasannya.

Yoona mengamati lelaki itu dan mengeryit. Tabrakan itu cukup keras menghantam Willis sehingga menimbulkan cedera serius di kepalanya dan jahitan melintang di dahinya. Luka itu mungkin disebabkan karena Willis terbanting dan dahinya membentur aspal. Luka di kepala adalah luka yang paling ringan, masih banyak luka-luka lain di sekujur tubuhnya, di organ dalamnya. Yoona mengernyit. Dokter bilang lelaki ini akan sembuh, meskipun membutuhkan waktu pemulihan yang lama.

Kalau nanti lelaki di depannya ini bangun… siapakah yang akan muncul? Sehun… atau Willis? Siapakah yang sebenarnya paling dia inginkan? Sehun yang baik dan penuh kasih sayang kepadanya… atau Willis yang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Yoona?

Pikiran Yoona menjadi kalut. Dia bingung… bahkan dia tidak bisa membaca perasaannya sendiri. Pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan. Dia memang membenci Willis. Sangat. Willis telah merenggut seluruh keluarganya. Membuatnya sebatang kara di dunia ini hanya karena obsesi gilanya untuk memiliki Yoona. Tetapi pada saat yang sama, bayangan akan Willis yang bersimbah darah di aspal, terluka karena menyelamatkannya, lalu menanyakan keadaan bayinya menyentuh hatinya yang paling dalam. Bagaimanapun juga, Willis telah dua kali menyelamatkan Yoona, dia telah menyelamatkan Yoona dari percobaan permerkosaan mengerikan yang dilakukan oleh Jongin, lelaki itu dulu juga merawat luka-lukanya.

Willis bilang dia sudah menguasai tubuh ini sejak sebelum mereka menikah. Tetapi dia memutuskan berpura-pura sebagai Sehun dan berlaku baik padanya, bercinta dengannya setiap malam dengan lembut, tidak pernah menyakitinya dan menjaganya. Kenapa Willis repot-repot berbuat seperti itu?

Dia masih ingat akan kata-kata Willis yang diucapkannya dengan ekspresi sedih malam itu…. Tidak pernah ada yang menginginkannya. Mungkin selama ini Willis hanya ingin seseorang menginginkannya dengan sepenuh hati. Lelaki itu selama ini selalu sendirian, hidup dalam bayang-bayang Oh Sehun, kesepian jauh di dalam sana, dan ketika dia muncul yang didapatinya hanyalah penolakan dan ketakutan. Tiba-tiba Yoona merasakan simpati yang dalam kepada Willis.

Digenggamnya tangan lelaki itu, dia berbisik lembut. “Aku tahu kalian mendengar di dalam sana. Bangunlah… aku menginginkan kalian berdua.”

Air matanya menetes, dia mengelus perutnya, tempat buah hatinya dengan lelaki yang sekarang terbaring tak sadarkan diri ini bersemayam. Anak ini adalah buah cintanya dengan Sehun, begitu juga dengan Willis. Anak ini adalah anak mereka berdua. Yoona tidak bisa mengakui yang satu dan menolak yang lain. Seperti kata Sehun dulu, Sehun dan Willis adalah satu kesatuan. Kalau Yoona mau mencintai Sehun, dia harus bisa mencintai dan menerima Willis sebagai sisi gelapnya.

Yoona bisa. Dia bisa mencintai mereka berdua. Meskipun ingatan tentang kekejaman Willis membuatnya takut, tetapi lelaki itu tidak pernah sekalipun menyakitinya dengan sengaja. Dan mungkin tanpa sadar, karena mencintai Sehun, Yoona mencintai Willis juga.

Yoona lama duduk di kursi itu, menatap tubuh lelaki yang terbaring masih tak sadarkan diri di ranjang di depannya. Lelaki itu adalah ayah anaknya.

Siapakah yang benar-benar dia inginkan?

***

SooMan melangkah mendekati Yoona yang masih duduk di kursi di tepi ranjang. Hari ini sudah hari ketiga sejak Sehub ataupun Willis tidak sadarkan diri. Dan Yoona masih menunggu dengan cemas. SooMan berdiri di dekat Yoona dan menatap berganti-ganti.

From The Darkest Side (Remake Ver. Yoonhun))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang