JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN COMENT NYA.
TERIMAKASIH------------------------------------------------------
Happy reading ❤️
Lisa melangkah memasuki gedung pencakar langit yang megah, matanya menyapu sekeliling dengan tajam, mencatat setiap detail yang bisa membantunya dalam misi ini. Gedung ini menjulang tinggi, dengan dinding kaca besar yang memantulkan kilauan cahaya matahari. Namun bagi Lisa, tempat ini bukanlah simbol kemewahan—ini hanyalah medan perang lain yang harus ia taklukkan.
Beberapa pasang mata mengikutinya, menatap penuh rasa ingin tahu. Lisa sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, tetapi kali ini, ia harus bermain peran. Pakaian sederhana, kacamata besar, serta rambut yang ia biarkan tergerai sedikit berantakan seharusnya memberinya tampilan seorang kutu buku. Namun, aura angkuh dan caranya berjalan tetap saja menarik perhatian.
"Kalian tidak perlu menatap seperti itu. Aku tahu aku cantik," batinnya, meski kali ini ia harus mengingatkan dirinya sendiri bahwa sekarang ia bukanlah Lisa yang biasa.
Bisikan-bisikan mulai terdengar. Beberapa orang tertawa pelan, entah membicarakan apa. Lisa tetap melangkah, berpura-pura tak peduli. Tapi sebelum ia sempat mencapai lift, seseorang dengan sengaja menghalangi jalannya.
Sebuah kaki terjulur ke depan—terlambat bagi Lisa untuk menghindar.
Brukk!
Tubuhnya jatuh ke lantai dengan keras, lututnya menghantam ubin dingin. Rasa nyeri segera menjalar, dan saat ia melihat ke bawah, darah merembes dari kulitnya yang tergores.
"Ups, maaf. Kakiku kepanjangan," ucap seorang wanita dengan nada mengejek. Tawa sinis pecah dari kelompoknya, tanpa sedikit pun niat untuk menolong Lisa.
Lisa mendongak, menatap wajah pelaku dengan tajam. Seorang wanita berambut cokelat panjang dengan riasan sempurna tersenyum mengejek.
"Dasar kutu buku payah!" seorang temannya menimpali, suaranya nyaring di tengah lorong. "Cepat minta maaf pada Bella! Gara-gara kau, kaki Bella jadi sakit!"
Lisa mengepalkan tangannya. Amarah mendidih dalam dirinya, tetapi ia menahannya. Nerd? Berani sekali mereka memanggilku begitu. Jika ini bukan bagian dari misiku, kalian sudah tidak bernyawa sekarang, batinnya geram.
"Seharusnya aku yang berkata begitu," ucap Lisa dingin. "Kaki dia yang jelas-jelas menaruh diri di jalanku."
Seorang wanita lain, yang berdiri di sebelah Bella, mendengus dan tanpa peringatan meraih rambut Lisa, menariknya dengan kasar.
"Kurang ajar! Kau berani melawan?"
"Akhh...!" Lisa meringis, kepalanya tersentak ke belakang. Rambutnya terasa hampir tercabut dari kulit kepalanya.
Bella hanya menyeringai puas, menikmati perlakuan kasar temannya terhadap Lisa.
Lisa menahan diri untuk tidak membalas. Jika ini adalah dirinya yang sebenarnya, wanita-wanita ini pasti sudah berlutut memohon ampun sekarang. Namun, ia harus menahan diri—demi misinya.
"Sudahlah, Anna. Jangan buang waktu dengan si kutu buku ini," Bella berkata angkuh. "Nanti kita malah tertular kebodohannya."
Dengan kasar, Anna melepaskan cengkeramannya, membuat Lisa terhuyung sebelum jatuh kembali ke lantai. Mereka tertawa sebelum pergi, meninggalkan Lisa dengan luka di lutut dan harga diri yang tercabik.
Lisa menghembuskan napas panjang, mencoba meredam amarahnya. Ia menatap darah yang mengalir dari lututnya, mendesis pelan.
"Sial," gumamnya pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mobster
RomansDON'T COPY MY STORY Warning full part +21 !!! Banyak mengandung adegan dewasa kata kata fulgar dan lain. Real dari pemikiran kami sendiri. No ciplak ciplak. Bagaimana jadinya jika anak seorang mafia menyamar menjadi seorang kutu buku untuk menjalan...