JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN COMENT NYA.
TERIMAKASIH
-------------------------------------------------------Happy reading ❤️
Sehun kini berdiri hanya beberapa langkah darinya, menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca.
Lisa menggenggam tasnya erat. "Saya sudah selesai, Pak. Jadi, saya benar-benar harus pergi sekarang."
Tapi Sehun justru menyandarkan tubuhnya ke meja, kedua lengannya terlipat di depan dada. "Kau takut padaku?"
Lisa terdiam.
Takut? Tidak. Yang ada, ia hanya ingin menghindari pria ini sebisa mungkin sebelum perasaannya semakin kacau.
"Kenapa saya harus takut?" balasnya, mencoba terdengar tenang meskipun jantungnya masih berdetak kencang.
Sehun menyeringai kecil. "Bagus. Karena aku tidak suka melihat karyawanku gemetar ketakutan saat berbicara denganku."
Lisa hampir mendengus. Omong kosong. Sehun jelas menikmati bagaimana ia selalu dibuat tegang oleh keberadaannya.
"Kalau begitu, saya pamit dulu, Pak," ucap Lisa cepat sebelum pria itu bisa mengatakan hal lain yang membuatnya semakin canggung.
Tapi saat ia hendak melewati Sehun, pria itu tiba-tiba meraih pergelangan tangannya, menghentikan langkahnya.
Lisa terkejut.
Sehun menatapnya dalam-dalam, lalu-dengan suara rendah yang hampir seperti bisikan-berkata,
"Hati-hati di jalan, Lisa."
Lisa membeku.
Tatapan pria itu begitu intens, begitu menusuk, hingga membuatnya kehilangan kata-kata.
Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Sehun akhirnya melepaskan tangannya, membiarkan Lisa melangkah keluar dari ruangan dengan wajah yang memanas tanpa bisa ia kendalikan.
Begitu pintu tertutup, Lisa menyandarkan punggungnya ke dinding, menghela napas panjang.
Kenapa setiap kali ia ingin menjauh, pria itu justru menariknya lebih dalam?
Lisa buru-buru meraih tasnya, bersiap untuk pulang, tetapi langkahnya terhenti saat menyadari sesuatu.
Ponselnya menghilang.
Matanya membulat panik. Lisa membongkar isi tasnya, menyapu pandangan ke seluruh meja, bahkan mengecek laci-laci dengan cepat. Namun, hasilnya nihil.
Ia mengerutkan kening, mencoba mengingat kembali kapan terakhir kali memegangnya.
Tadi... saat mengantar berkas ke ruangan Sehun!
Lisa menghela napas berat. Sial. Itu berarti aku harus kembali menemui pria gila itu.
Tangannya mengepal di sisi tubuh, mencoba menguatkan mentalnya. Setelah mengumpulkan semua keberanian, ia akhirnya berdiri di depan pintu ruangan bosnya.
Jantungnya berdebar tak menentu.
Ia menarik napas dalam, lalu mengetuk pintu dengan ragu.
"Permisi, Pak. Ini saya, Lisa."
Dari dalam terdengar suara Sehun yang tegas. "Masuk."
Lisa menggigit bibirnya sebelum akhirnya membuka pintu. Namun, begitu matanya menangkap sosok di dalam, seluruh tubuhnya menegang.
Pandangannya langsung membelalak.
Detik berikutnya, Lisa berteriak kaget.
"Aaa-!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mobster
RomansaDON'T COPY MY STORY Warning full part +21 !!! Banyak mengandung adegan dewasa kata kata fulgar dan lain. Real dari pemikiran kami sendiri. No ciplak ciplak. Bagaimana jadinya jika anak seorang mafia menyamar menjadi seorang kutu buku untuk menjalan...