Kisah ini dimulai saat aku menjadi siswa tingkat akhir di SMA. Aku dan dia beda sekolah, sekolah kami pun tidak bersebelahan dan sekolah kami juga bukan musuh bebuyutan.
Aku bertemu di sebuah tempat kursus. Seperti anak sekolah tingkat akhir pada umumnya, aku juga mau mendapat nilai terbaik. Dia memang sudah terlebih dahulu terdaftar di sana dan aku masuk setelah 3 bulannya.
Aku memilih kelas yang memang ada kenalan ku di dalamnya, agar tidak terlalu canggung, dan sisi baiknya ini tidak seperti sekolah hari pertama yang harus berkenalan di depan kelas. Sebagai anak baru yang sifat aslinya belum keluar, aku di dalam kelas menjadi pendiam dan duduk di depan.
"Eh anak baru udah dateng" sapa Dwi sambil duduk di sampingku.
"Dasar anak lama, abis darimana lo"
"Main gue tadi sama Ayu, gue kira lo ga hari ini masuknya, jadi ga gue ajak, Ayu masih di bawah tuh lagi absen"
"Ohhh"
Akhirnya kelas dimulai, ternyata banyak juga teman sekolahku yang kusus di tempat ini. Di tengah tengah pelajaran tiba tiba segerombolan anak datang, mereka ber empat dengan postur tubuh yang berbeda beda, benar benar seperti boy band.
"Itu anak mana, Wi?" tanyaku berbisik.
"Anak Sky, kenapa emang?" jawabnya sambil menyalin catatan dari papan tulis.
"Ya gapapa"
"Gue kasih tau nih, itu yang tinggi namanya Ilham"
"Yang tinggi banget itu?"
"Iyaa, itu yang kalo senyum ga ada matanya namanya Aldo"
"Manis sih"
"Rese anaknya"
"Terus yang pake kacamata siapa?"
"Yang pake kacamata agak tinggi namanya Didit, nah yang kacamata satu lagi namanya Abbi"
Aku hanya ber ohh ria setelah dijelaskan oleh Dwi dan sesekali menengok ke belakang untuk melihat aktifitas mereka.
Tipikal anak orang kaya, mereka ber empat tidak terlalu bersungguh sungguh dan selalu berisik di kelas. Kadang mereka berbisik bisik "anak baru" sambil menunjukku, kenapa harus nunjuk sih kan keliatan dari ekor mata dan bisik bisikan mereka terlalu keras.
Hari itu aku gapernah tau akan terjadi apa aku di masa depan.
-
"Wi, anak Sky emang jarang masuk ya?" tanyaku kepada Dwi.
Bayangkan saja ada 3 hari jadwal dalam seminggu dan mereka hanya masuk satu atau dua hari saja, aku gangerti mereka emang sibuk, males atau pokoknya aku gangerti.
"Udah biasa, apalagi nih ya kalo ada test, gaakan dateng mereka, paling minta soal doang" jawab Dwi.
"Kenapa sih Fa suka ya lo sama anak Sky" tanya Ayu meledek.
"Aldo boleh deh oper sini"
"Udah punya cewe ege" kata Dwi sambil tertawa.
"Tau lo, udah lama juga gaksi mereka" kata Ayu menimpali.
"Dih, tau tauan lo berdua" kataku bergedik ngeri.
"Yee dasar, kan gue follow followan instagram"
-
Akhirnya aku sudah sampai di rumah, aku langsung tidur di kasur kesayanganku.
Drrtt.
Drrtt.
Ilhamptr wants to follow you
Abbieee wants to follow you
Aku yang sedang berbaring langsung terduduk melihat notif dari instagram. Jujur aku ga terlalu senang karena emang ya kaget aja, kok tiba tiba mereka berdua follow aku. Nanti aja deh acceptnya. Lalu aku kembali berbaring sambil memejamkan mata. Kalau dipikir-pikir Ilham ganteng juga ya, eh tapi Abbie juga manis, kataku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK
Teen FictionNamaku Dania Syafa, lahir di Jakarta 18 tahun yang lalu. Menurutku hidupku saat ini sedang main main, entahlah, sulit untuk dijelaskan.