six

22 0 0
                                    

Pagi ini, adalah pelajaran musik untuk ujian praktek.
"Kumpul dengan kelomponya ya."
"Baik Bu."
Semua murid berkumpul di aula dengan masing-masing kelompoknya.
"Rannn!" Panggil Mars sambil melambaikan tangannya. Aku pun menghampirinya dan duduk bersama kelompok kami.
"Rencananya mau lagu apa nih?"
"Gue ikut aja." Jawabku
Akhirnya kami memutuskan untuk membuat lagu tantang persahabat dengan bahasa inggris biar berbeda.

"Masing-masing kelompok ada leader ya. Boleh cewe boleh cowo." Kata bu Fadra.

"Lo aja Ran." Kata Zidan
"Lah ko gue ? Cowo dong."
"Yaudah gue." Jawab Mars
"Lo serius Mars? Yaampun dari dulu gue sekelas sama lo, lo gak pernah tuh jadi ketua. Waw." Ucap Ghea sembari menulis lirik lagu.
"Pasti gara-gara em...itu...emm.." lanjut Syahla sambil melirik padaku.
"Apa lo liat-liat gue!?"
Semua pun tertawa, mereka bilang dulu Mars gak seperti itu.
"Yaudah, fiks lo Mars." Lanjut Zidan sambil memberikan tos.
"Sip." Jawabnya.
Mars pun memulai pembagian peran,
"Oh ya, gue jadi gitaris sama puisinya. Zidan lo nyanyi bagus kan? Lo nyanyi sama Ghea. Syahla, lo mau gitar juga? Atau ukulele?"
"Gue ukulele aja."
"Ok. Udah ya fiks." Lanjut Mars
"Lah, terus gue apa dong?" Kataku sambil memprotes Mars
"Lo jadi pengisi hati gue aja Ran." Jawab Mars
"Adu duhh, tugas aja masih sempet-sempetnya bucin. Kalian udah lama bareng gak pernah berantem ya? Perasaan tentram terus haha." Kata Syahla
"Iya dong belum pernah. Ran lo mau berantem sama gue?"
"Berisik lo. Jadi gimana gue apa?"
"Ya lo pasti yang main piano Ran yang baik cantik."
"Tau gue juga AHAHAH." Jawabku

Kami pun saling berbagi ide untuk lirik lagunya. Yang paling banyak memberi ide adalah aku dan Ghea. Karena kami memang sering membuat hal semacam ini.

Tiba-tiba, Reno sahabat Mars menghampiri kami dan  memberikan sepucuk  surat yang katanya dari Caca.

"Mars, ini dari Caca. Tadi nitip ke gue."
"Wah? Ternyata dia masih aja ngasih ginian ke gue." Jawab Mars sambil tersenyum.
Aku cukup kesal menjawab jawaban dari Mars. Bukan cemburu, katanya ia sudah melupakan. Tapi masih aja dia seperti itu.
"Ran, tahan sabar." Ucap Syahla menenangkan.
"Mars, lo aneh. Kan lo ada Ran, terus kenapa lo senyum-senyum gitu pas dapet Surat dari caca?" Kata Zidan yang berbicara sambil sedikit bercanda
"Mmm...iya..ya.." jawabnya.

Akhir pelajaran pun selesai, aku cukup Badmood. Ditambah hari ini adalah PMS hari pertama. Dimana bawaanya kesel terus. Biasanya seminggu sekali itu, aku dan Mars setiap pulang sekolah membatu Bu Dewi dikantin membersihkan bekas jualannya. Jadwalnya hari ini, tapi entah hari ini aku sedang tidak mood. Aku berniat untuk langsung pulang.

"Ran, ke bu dewi kan?"
"Ga."
"Lo kenapa Ran? Lo kesel ya sama yang tadi?"
"Yaudah gue minta maaf."
"Ya."

Sebenarnya sebelum Caca memberi surat itu pada Mars,  pagi tadi saat aku memasuki gerbang Caca melihatky dengan sinis. Ia melihat ku dari mulai kaki sampai kepala, aku tidak tahu dia itu memang jutek atau bagaimana. Yang jelas matanya memang terlihat tidak menyukaiku. Dan aku selalu berusaha untuk menghiraukannya. Caca cantik, putih, dan kata orang dia baik.

"Mars, gue tau Caca cantik lebih cantik dari gue. Gue memang gak ada apa-apanya."
"Ran, gak kaya gitu. Gue suka lo karena lo baik, juga cantik. Cantik itu relatif. Menurut gue, lo lebih cantik Ran. Cantik itu bukan segalanya. Gue tau, seharusnya tadi gue gak kayak gitu. Gue janji gak akan kayak gitu lagi. Ahh cie lo cemburu ya."
"Ga. Geer banget lo."
"Yaudah, gue minta maaf ya. Senyum dong senyum."
"Iya." Jawabku sambil tersenyum. Itulah, setiap ia mengatakan 'senyum dong' entah kenapa aku tidak pernah bisa menahan senyum.

Dear MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang