"Mundur..... aku Celia dari kerajaan Tanpa Nama!"
Celia menyodorkan pedang white flames itu pada Ren dan Junki. Ren dan Junki terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan Celia. Tak pernah terpikirkan oleh mereka, Celia akan menyodorkan pedang. "Tunggu Celia..! Ka—kami tidak mengerti! Maksudmu apa? Kerajaan Tanpa Nama?". Junki menurunkan tangan Celia, yang sedang menyodorkan pedang kepada dia dan Ren. "I—iya. Kita bisa bicara baik-baik dulu, Celia!" Ren menambahkan, dengan suara yang agak gelagapan.
"Sudah, kalian jangan mengganggu jalan yang diambil oleh Yang Mulia Celia!" Satu dari 3 orang misterius berjubah galaksi itu angkat bicara dihadapan Junki dan Ren. "Tolong jelaskan pada kami, mengapa kalian memanggil Celia dengan sebutan Yang Mulia?" Junki memaksa ketiga orang misterius ini, untuk memberitahu apa yang sedang terjadi pada Celia. Celia dan ketiga orang misterius ini, menatap Junki dan Ren dengan sangat dalam.
Celia menatap kalungnya berubah warna, dari warna hitam menjadi berwarna galaksi yang indah menyala. Celia menggenggam kalungnya erat-erat, dan bertanya pada ketiga orang misterius itu. "Kalian lihat, kan? Warna kalungnya berubah menjadi berwarna galaksi. Aku tidak mengerti!" Celia menatap ketiga orang misterius itu dengan penuh tanda tanya, apa dan bagaimana bisa.
Ketiga orang misterius itu kemudian merendahkan tubuhnya, lalu mereka berlutut kepda Junki dan Ren. Junki dan Ren saling melirik satu sama lain, lalu mencoba membuat ketiga orang misterius itu tidak berlutut kepadanya. "Hei, bangun. Ka—kami tak pantas mendapatkan hal seperti, ini! Maka dari itu, coba jelaskan pada kami!" Kali ini Ren yang angkat bicara.
"Yang Mulia Celia, kami lupa memberi tahu kepadamu. Jika kalung berwarna hitam ada yang mengincarnya. Dan jika dari berwarna hitam berubah lagi menjadi berwarna biru galaksi, mereka punya satu tujuan dengan kita. Kau bisa merekrut mereka. Tapi, jika dari berwarna hitam berubah menjadi warna merah menyala, kau dalam bahaya mereka ingin mengincar, merampas semuanya!"
Celia memberi isyarat untuk berjabat tangan kepada Junki dan Ren, ia menyodorkan tangan kanannya pada mereka berdua. "Ayo, ikut bersamaku. Kita cari tempat yang aman, ayo kita mengasingkan diri dari sini! Akan kujelaskan lebih detailnya." Ren dan Junki menatap satu-sama lain, dan terseyum. Lalu mereka berdua menjabat tangan Celia sambil tersenyum dan membalas perkataan Celia. "Baik Yang Mulia hahahaha!!"
***
Yonashiro Sho membawa roti-roti yang sudah ia beli tadi kepada sang Pangeran, Shiroiwa Ruki. Ya, dia adalah pangeran Kerajaan Glamour. Pangeran dengan segala kemewahannya, ia fanatik dengan warna putih. Hampir seluruh ornamen kerajaannya berwarna putih, mulai dari lantai, langit-langitnya, jendela hingga singgasananya.
"Pangeran Shiroiwa Ruki, ini aku membawa roti untuk persediaan makan!" Yonashiro Sho menaruh roti-roti yang ia bawa di meja dekat singgasana milik Pangeran Shiroiwa Ruki. "Kau itu yah, kau meremehkan Kerajaan Glamour ini, wahai Knight Yonashiro Sho?" Sho menggaruk-garuk tengkuknya. "Hehe maaf, Pangeran!"
Sho sedari tadi ingin mempertanyakan ketenaran kerajaan yang ia ikuti, Kerajaan Glamour. "Pangeran Shiroiwa Ruki, Saya ingin mempertanyakan ketenaran kerajaan kita." Shiroiwa Ruki menatap tajam kepada Yonashiro Sho.
Mamehara Issei, seorang Knight junior di Kerajaan Glamour menodongkan pedang kepada Yonashiro Sho. "Kenapa kau mempertanyakannya? Bukankah Kerjaan kita adalah yang terhebat, yang terkenal? Apakah kau bukan Sho? Kau menyamar? Takumi cek dia dengan ilmu sihir yang kau punya!"
Takumi bergegas mengeluarkan ilmu sihirnya yang ia punya, dan menggunakannya pada Sho. Belum Takumi mengeluarkannya, Ruki menghentikannya. "Hmm tidak usah kau bersusah-susah menggunakan kekuatanmu, wahai Wizard Kawanishi Takumi! Sho coba jelaskan pada kami, kenapa kau mulai mempertanyakannya?"
"Yah, saat aku membeli roti, sepertinya seorang gadis yang menjualnya tidak mengenaliku, dan kerajaan kita!" Sho menjelaskan sambil mencoba roti yang ia beli tadi, bersama Mame dan Takumi, sementara Sang pangeran hanya mendengarkan santai dari singgasananya. "Begitukah? Hmm menarik..." Shiroiwa Ruki tersenyum menyeringai.
Sambil tersenyum menyeringai, ia menaikkan dagunya menatap Sho, Mame dengan serius. "Sho, Mame, kalian cari tahu tentang gadis itu! Lalu, bawa ke sini, dan kita beri tahu segalanya tentang kerajaan kita.. HAHAHAHAHA..."
***
BRAK!
"HUFF AKU SEBAL!!" Tsurubo Shion menendang pintu kerajaan keras-keras. Sang pangeran Sato Keigo memelototinya, dan si pendobrak pintu tak sadar jika dipelototi. Ya, Sato Keigo, Pangeran dari Kerajaan De Richie, kerajaan paling kaya, sang penggoda wanita, ya hanya menggoda saja. Dan juga Kerajaan yang paling suka semena-mena.
"HEH SHION BODOH! PINTU KERAJAANKU BISA RUSAK!" Sato Keigo mendekati Knightnya dan menjitak kepala knight kerajaannya dengan seenaknya! "YA TUHAN, PANGERAN SATO KEIGO JITAKANMU SAKIT!" Tak lama setelah itu, wizard dari kerajaan De Richie, Kimata Syoya ikut andil dalam percakapan tersebut. "Sudah kubilang berapa kali, manusia alien ini tidak bisa diandalkan!"
Shion meletakkan roti-roti hasil buruannya di meja dekat singgasana milik Sato Keigo. "Heh... tentu aku bisa diandalkan! Aku hanya kesal roti yang sudah kuincar dari kerumunan orang setengahnya diambil oleh kerajaan sombong itu, si Glamour yang tidak ada Glamour-glamournya sama sekali! Dan si penjual malah menyuruh kami patungan!"
Pangeran Sato Keigo dan sang wizard Kimata Syoyapun saling lirik-melirik. "Buahahaha itu sih, kamu yang tidak becus dalam tawar-menawar pada si penjual roti. Hahaha dia licik...!" Pangeran Sato Keigo menertawai ketidakbecusan Shion, Syoyapun ikut tertawa. Sang knight hanya bisa memasang raut wajah yang pasrah ditertawai oleh sang pangeran.
"Tapi ngomong-ngomong, ternyata kerajaan Glamour tidak setenar yang kita kira...!" Kali ini Shion menyombongkan kerajaan dimana ia mengabdi. "Kau tahu, si penjual itu tidak mengenali si otot dari kerajaan Glamour itu hahahaha..."
Pangeran Sato Keigo meninggikan dadanya, membuat raut wajah dengan senyuman menyeringainya. "Hohoho siapa dia? Gadiskah, atau Pria? Dia harus bergabung dengan kita...!!!" Syoya tersenyum tipis melihat pangeran tertawa licik, ia ikut andi berkomentar. "Hmm cocoklah kita kekurangan anggota, biar dia jadi pesuruhku hahaha...."
***
Sudah kiranya Celia, Junki, Ren dan 3 orang misterius itu berjalan beribu-ribu kilometer. Sudah cukup jauh dari keramaian kota Lapone. Mereka kini berada di padang rumput hijau yang luas dan terdapat danau yang tentram serta hutan dibelakangnya. "Hey, kita sudah berjalan cukup jauh. Aku kira ini adalah tempat yang cocok!" Ren mulai membuka suara, ia mulai kelelahan berjalan. Mereka butuh tempat peristirahatan.
Celia melihat tempat di sekitarnya. Sungguh elok lukisan Tuhan ini, Celia memejamkan matanya merasakan udara berhembus pelan di sekitarnya. "Ya, kita beristirahat di sini..!" Junki dan Ren tersenyum melihat Celia, dan langsung saja mereka membuat tenda.
Sembari Junki dan Ren membuat tenda, Celia mengeluarkan bunga Shirayuri miliknya. Lalu, Ia mengusapkan bunga itu perlahan. Dan, tiba-tiba bunga itu naik ke menyerap udara di sekelilingnya. Membuat cahaya yang terang benderang. Bunga itu tiba-tiba membesar dan melayang di udara. Bunganya mengeluarkan bangunan megah, dan meletakkannya di padang rerumputan itu.
"Ce—Celia?! Itukah kekuatanmu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY
FanficShiroiwa Ruki, pangeran dari Glamour Kingdom, sekali lewat para wanita meliriknya. Tidak ada wanita yang tidak jatuh hati padanya. Sato Keigo, pangeran dari kerajaan De Richie, kepolosannya membuat semua orang nyaman. Sekali lirik, wanita langsung j...