Netral

188 13 11
                                    

"Jika bisa sendiri mengapa harus dengan yang lain" ; )

Mega hitam kian tandang, Sang mentari tak lagi layak berbinar. Rasi bintang bertaburan di langit malam. Menggantung dan memancarkan anindita kebahagiaan. Tak ada rahasia, kilau itu menyelinap masuk di antara gelapnya malam. Kesedihan dalam hidup itu tak selamanya datang, pasti akan ada derai cahaya bintang yang memancarkan kebahagiaan. Mencabar anala menjadi hembusan sarayu.

"Natrium klorida,
Karbon dioksida,
Oksigen_ups
Senyawa, unsur, ion, atom" pikir seorang gadis yang tengah duduk di sebuah meja peraduan. Dengan sebuah buku yang tengah ia pegang.
Gadis berparas cantik bernama Allins_
bukan dari spesies kutu buku dengan kacamata tebalnya, bukan dari genus princess sekolah dengan segala tebar pesonanya, dan bukan dari marga The most wanted of girl. Dia adalah seorang gadis manis dengan segala sifat netral yang dimilikinya.

FIDELIA ALLINS TANER

Uh_
"Ulangan, ulangan, ulangan,
Pasti besok kelas dah kayak perang dunia tanpa suara, Dasar kelas excel! Mentingin diri sendiri...gw juga sih" kesalnya diikuti tawa kecil karena guyonan recehnya.
OO.OO
What?
"Gila, cepet banget tuh jam, pake bahan bakar apaseh kok cepet banget?"ucap gadis itu sambil menggaruk tengkuk lehernya.
"Tidur dulu dah, sapa tau nanti dalem mimpi gw dapet anugrah. Anugrah ngerjain ulangan cara cepat" sambungnya penuh harap. Sembari memposisiskan tubuhnya untuk menuju suatu alam bawah sadar yaitu mimpi. Orang suka ngehalu ya gini jadinya. Hadeh...

※-※

"Woy, cepet. Lo dah kayak putri solo aja! Mau ketemu sapa sih di sekolah?"ledek Raja kepada adiknya.
Dengan lesu, karena menunggu Allins yang terlalu lama akhirnya Raja mendaratkan tangannya untuk mengotak-atik benda pipih
berwarna hitam yang sedari tadi mengisyaratkan banyak notifikasi yang masuk.
Suara khas menyeruak masuk lewat gendang telinga Raja, jika ia tidak memakai earphone mungkin telinganya entah akan menjadi seperti apa. Suara yang bersumber dari seorang gadis yang kesulitan mengikat benda yang sering disebut rambut ekor kuda "Iya...kak, bentar. Ini rambutnya susah diiket."

Ternyata gw cantik juga ya_ gumam gadis yang memandang dirinya dari pantulan cermin. Dengan model rambut yang diikat, ya... walau gak sempurna sih. Lengkap dengan sebuah jam hitam yang melingkar indah di tangannya. Mengenakan seragam sekolah dengan almamater hitam berlis abu-abu. Ditambah rok lipit berwarna abu-abu juga. Khas SMA MILNAS. Menambah cantik bagi para pemakainya. Gadis pemilik tubuh ramping dan mungil itu melangkahkan kakinya menuju mobil yang telah terparkir di halaman rumah mereka.

※-※

Sebuah mobil hitam terparkir rapi di halaman sekolah. Sepasang kaki melangkah keluar. Berdiri dengan tegap layaknya seorang parajurit yang siap berjuang.
Gannymade Raja Moritz,
Lelaki pemilik tubuh tegap, lengkap dengan model rambut yang disisir ke kanan. Ditambah earphone yang menggantung di telinga yang sengaja ia gunakan ketika adiknya berteriak. Cukup sih, buat gendang telinga jadi bolong. Yah, mungkin ke real an dari Allins hanya bisa ditemukan oleh orang-orang tertentu. Karena Allins tipikal cewek yang lebih banyakin kerja daripada ngomong. Bisa dibilang adem.
Mungkin jika orang yang tak dikenal melihat mereka berdua jalan bersamaan, mereka tidak akan menyangka jika keduanya hanyalah adik kakak.
"Kak, udah deh gaya-gayanya, buruan ke kelas!" Seru Allins menyadarkan Raja dari lamunannya.
"Ya udah sono, bisa jalan sendirikan? Gw masih mau ke kelasnya Melody" jawab Raja seraya menyunggingkan bibir tipisnya.
"Dasar fakboy" ejek Allins sambil berlari menuju kelas tempat ia belajar.
"Awas lo ya! Adek gak tau diri" kesal Raja setelah mendengar ejekan dari adiknya itu.
Hihihi_

※-※

Ulangan telah berlalu begitu saja. Sebagian siswa yang sudah selesai keluar menuju kantin hanya untuk mendinginkan pikiran mereka yang sedari tadi terkuras oleh ulangan. Menyisakan Allins dan Fanya, teman sebangkunya yang tengah asik mengotak-atik layar ponselnya. Mereka memutuskan untuk tidak pergi ke kantin walaupun rasa lapar menjajah perut mereka. Karena pasti di kantin sudah dipenuhi princess sekolah yang hobinya gangguin para cogan-cogan kelayapan. Yah, sejenis tp-tp gitu sih. Tebar pesona; )
"Nya, perpus yuk! Bosen nih gw di kelas terus" pinta Allins.
"Males dah, pergi sendiri napa? Gak akan ada yang gangguin lo. Orang lo senggol bacok gitu. Hihihi" tawa Fanya memecah suasana.
Allins mendengus kesal mendengar perkataan dari Fanya. Ia hanya bisa pasrah, dan berjalan menuju tempat yang paling ia sukai sendiri.

PERPUSTAKAAN BIOLOGI

Allins memutuskan untuk duduk di bangku pojok paling belakang. Karena tempat itu dekat dengan barisan buku Ensiklopedi. Buku yang paling disukai Allins. Ia berusaha mengambilnya dengan susah payah karena tempatnya cukup tinggi dibandingkan tinggi badannya. Sebuah tangan mendarat di buku yang ingin diambilnya itu. Tangan yang lebih besar jika dikatakan itu milik seorang wanita.
"Lo mau ngambil buku ini? Sory gw mau pinjam dulu" suara beralunkan nada berat terdengar pas di dekat telinganya.
Allins membalikkan tubuhnya dan menemukan seorang pemuda tengah berdiri di hadapannya dengan membawa buku yang sedang ia cari.
"Bawa sini buku gw!" Tangan Allins menyambar buku yang dibawa pemuda itu. Tangan mereka berdua saling tarik menarik buku yang diperebutkannya. Keributan terjadi di antara mereka hingga semua mata mengarah ke sumber suara tersebut. Semua berbisik secara perlahan, mengisyaratkan dengan bingung.
*Itukan cowok famous jurusan kimia. Kok bisa sampe sini* Bisikan-bisikan dari siswa yang berada di dalam perpustakaan tersebut.
Tak menyadari semua pasang mata memerhatikan, mereka hanya sibuk dengan sebuah buku yang direbutkannya. Dan...
Krek.
Buku itu terbelah menjadi dua. Mereka hanya saling pandang dengan isyarat menyalahkan.
"Lo yang harus tanggung jawab. Lo yang ganti ini semua" pinta gadis bermata coklat itu kepada pemuda yang ada di hadapannya.
"Males, kan barusan lo yang ngrebut itu dari gw" sahut pemuda itu menyalahkan sang gadis.
Gadis itu hanya mendesih kesal, dibawanya buku yang tak sengaja ia sobek tadi.
"Oke, gw akan ganti, tapi sama lo ke toko bukunya. Gw tunggu di halaman sekolah!" Seru pemuda itu memberikan perintah. Tak menggubris perkataan pemuda itu, Allins berlalu begitu saja karena mendengar bel pertanda masuk berbunyi.
Ini cewek adem banget ya, kayak serasa gw lagi di kutuk utara.

Gimananih menurut kalian ceritanya? Udah greget belum? Penasaran ya, siapa cowok yang ngrebutin buku ensiklopedi dari gadis pemilik mata coklat.
Terus ikutin ceritanyanya ya... pasti akan banyak hal menarik yang terjadi kok. Yang bisa buat mata nangis, yang bisa buat senyum dan masih banyak lagi deh. Jangan lupa dukungannya lewat vote sama komentar. Ditunggu ya...
Salam manis buat kalian yang setia baca cerita SAINS ini.

SAINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang