Awal Pertemuan

1.2K 35 7
                                    

Zhao Huwang saat itu tengah berjalan di hutan setelah menyelesaikan perburuanya, dia berhasil mendapatkan dua ekor ayam hutan berukuran sedang. Namun tiba-tiba terdengar suara seseorang tengah berlari mendekat padanya, sontak Zhao Huwang menoleh dan mendapati seorang gadis muda yang terlihat berusia 20-an tahun berlari dengan membawa bayi di gendonganya.

" Nak tolong bantu aku..." nafas gadis itu berat mungkin karena kelelahan dan tubuhnya juga penuh luka membuat pakainya yang sebelumnya berwarna biru muda itu justru tampak seperti berwarna merah.

"Bibi bagaimana aku bisa membantumu?" tanya Zhao Huwang bingung.

"Bawalah putraku pergi dari sini secepatnya, antarkan dia ke sekte Harimau Putih. Aku akan memberimu koin-koin emas ini untuk bekal kalian menuju sekte, giok ini akan membantumu masuk ke sekte Harimau Putih hanya dengan menunjukkannya pada mereka" ucap gadis itu menyerahkan putranya dan koin-koin emas kepada Zhao Huwang serta sebuah giok dengan ukiran Harimau yang bertuliskan Harimau Putih serta nama Liu Yuexing di sisi giok yang lain.

"Tapi bibi..."
Zhao Huwang merasa dia tidak bisa meninggalkan gadis itu sendiri di hutan melihat luka-luka di tubuhnya.

"Pergilah sekarang kumohon..." gadis bernama Liu Yuexing itu bersikeras bahkan memohon agar Zhao Huwang segera pergi meninggalkan tempat itu. Zhao Huwang sebenarnya belum terlalu mengerti alasan gadis itu sehingga menyuruh Zhao Huwang membawa anaknya pergi secepatnya, tapi dia memilih menuruti ucapan gadis itu dan segera lari meninggalkan gadis Liu yang menatapnya penuh harap.

'Bibi apapun alasanmu menyuruhku membawa putramu ke sekte Harimau Putih secepatnya, aku akan melakukan yang terbaik' Zhao Huwang berkata dalam hatinya karena merasa gadis itu pasti punya alasan yang kuat dibaliknya.

Benar saja beberapa saat kemudian setelah Zhao Huwang pergi sekelompok pendekar berpakaian merah dengan lambang serigala berukuran besar di punggunya datang.

***

Zhao Huwang terus berlari hingga tak terasa matahari sudah berada di barat dan akan segera menenggelamkan dirinya.

"Hah.. hah.. hah.. berapa lama aku berlari sampai kakiku terasa lemas hah.. hah.. " Zhao Huwang memelankan kecepatannya dan berhenti di bawah pohon besar untuk sekedar mengambil nafas sebelum kembali berlari.

Bayi di gendonganya menangis sangat keras, Zhao Huwang yakin bayi itu merasa lapar karena sejak siang tadi di belum meminum apapun.

"Stt... Diam ya bayi kecil, aku tidak punya apapun untuk kau minum jadi Sabar lah sebentar kita akan segera tiba di desa kecil di depan sana" ucap Zhao Huwang memandang bayi itu iba.

Bayi itu akhirnya berhenti menangis entah karena mengerti ucapan Zhao Huwang atau karena dia sendiri kelelahan menangis kemudian kembali tertidur. Zhao Huwang mengetahui di depan akan ada sebuah desa karena dia dulu sering singgah ke sana bersama ayahnya setiap kali ayahnya berdagang, ayah Zhao Huwang sebenarnya adalah seorang pedagang yang cukup sukses dan kaya tetapi saat sebuah wabah penyakit yang menular dan mematikan menyerang desanya banyak orang yang tewas termasuk kedua orang tua Zhao Huwang.

5 menit kemudian mereka berdua tiba di sebuah desa kecil yang Zhao Huwang maksud. Zhao Huwang segera memasuki sebuah penginapan dua lantai yang terlihat sederhana.

"Tuan muda, apa yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan pria yang menghampirinya.

Zhao Huwang melihat penginapan ini cukup ramai oleh para pedagang yang tengah singgah ke desa.

"Paman aku ingin memesan sebuah kamar dan satu setel pakaian ganti serta tolong siapkan beberapa hidangan dan antarkan ke kamarku nanti"

"Oh iya paman, apakah kau bisa merawat sebentar bayi ini dan gantikan pakaianya. Jangan lupa beri dia minum karena dari tadi siang dia belum meminum susu jadi dia pasti lapar, paman tenang saja aku membawa uang yang cukup untuk semua yang ku pesan" Zhao Huwang menunjukkan kantong yang cukup besar berisikan koin-koin emas yang ia dapatkan dari gadis bermarga Liu tadi.

Pelayan itu nampak terkejut melihat koin-koin emas tersebut. Satu koin emas saja merupakan penghasilannya selama seminggu di penginapan ini apalagi sebanyak itu, mungkin bisa digunakan oleh Zhao Huwang untuk membeli tiga penginapan sederhana seperti ini.

Penginapan itu sebenarnya cukup besar dengan bangunan dua lantai yang berisikan sekitar 25 kamar dan sebuah restoran sederhana di lantai dasar.

"Tuan muda mari saya antar ke kamar" pelayan itu mengantarkan Zhao Huwang hingga ke depan pintu kamar yang di sewanya.

Zhao Huwang segera masuk dan membersihkan dirinya kemudian mengganti pakaianya yang sudah kotor karena keringat.

Tidak lama seseorang mengetuk pintu, saat Zhao Huwang membukanya ternyata seorang pelayan wanita membawa berbagai hidangan hangat di atas sebuah nampan besar.

"Oh, terima kasih bibi..."

Ucap Zhao Huwang mengambil alih nampan di tangan pelayan wanita itu dan membawanya masuk ke dalam kamar. Zhao Huwang menyantapnya dengan lahap karena perutnya sudah sangat lapar.

"Hahh...sangat lezat... "
Zhao Huwang menyeka bibirnya kemudian pergi ke luar setelah selesai makan dan melihat-lihat keadaan penginapan yang cukup ramai malam itu.

Selesai melihat-lihat Zhao Huwang kembali ke kamarnya dan duduk di kursi yang menghadap ke jendela. Dia melihat bulan purnama yang terlihat indah saat cahaya keperakanya menyentuh dahan-dahan pepohonan.

Terdengar suara pintu kamarnya kembali di ketuk, Zhao Huwang bergegas membukanya. Ternyata pelayan laki-laki tadi yang membawa bayi kecil.

"Tuan muda ini adik kecil anda" pelayan itu menyerahkan bayi itu kepada Zhao Huwang.

"Terima kasih paman" Zhao Huwang menggendong bayi kecil itu dan kembali duduk di kursi di depan jendela.

Setelah malam mulai larut Zhao Huwang memutuskan untuk segera tidur karena besok mereka akan memulai perjalanan saat pagi tiba. Zhao Huwang membaringkan bayi itu dia tas tempat tidur dan kemudian dia ikut tidur di sampingnya.

Hai all.. Gimana menurut kalian ceritanya bagus atau gk? Komen aja yup, jangan lupa vote juga kalo mau gk maksa kok, yang penting ikhlas. Btw cerita ini udah pernah di publish di lapak sebelah dengan judul yang sama.

Ikuti terus dan pantau perkembangan dari Zhao Huwang. See you next time..

Harimau Penakluk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang