"Lo! Sini maju ke depan!"
Suara yang tadinya ramai mendadak hening. Pandangan mereka semuanya tertuju pada seorang siswa beralmamater silver yang dilipat hingga siku, juga topi berlambang SMA GARUDA yang ia pakai terbalik. Mulutnya sibuk mengunyah permen karet.
"Lo yang kesini, atau gue yang kesitu?"
Semua mata tertuju pada gadis berambut cokelat yang di kuncir kuda.
"Sstt.. lo kali." Seorang gadis berponi menyenggol lengan Alena.
"Apaan sih, masa gue?" Balasnya berbisik.
"Iya lo! Siapa lagi?" Suara keras tanpa toa itu menggema di lapangan SMA GARUDA. Gadis itu terbelalak saat tahu dirinyalah yang dimaksud lelaki itu. Dengan langkah ragu Alena berjalan melewati berpasang-pasang mata yang memperhatikannya.
Setelah sampai di samping lelaki itu, Alena memasang raut cemberut. Jangan salahkan Alena, matahari siang ini memang sedang terik-teriknya.
"S-saya Kak?"
Lelaki itu tersenyum, "Lo jadi pacar gue."
Itu bukan seperti pertanyaan tapi perintah. Lelaki itu menatap Alena dengan tatapan yang aneh bagi Alena. Membuat seluruh siswa bersorak-sorai menyaksikan drama di depannya.
Muka Alena merah padam. Bukan karena tersipu, tapi karena marah sekaligus ditambah sengatan matahari. Alena mengeluarkan raut wajah yang tidak bersahabat. Tidak peduli dengan apa yang terjadi selanjutnya, gadis itu berjalan meninggalkan Leo yang masih tersenyum dengan senyum khasnya.
"Woi! Gue bakal hukum temen-temen lo lari lapangan bola sampai sepuluh kali, kalo lo ga balik kesini."
Ucapan Leo berhasil membuat Alena menghentikan langkahnya.
"Gue itung sampai tiga. Satu.." Leo mengacungkan jari telunjuknya. Alena tidak peduli. Ia masih diam ditempat. Ingin mengetahui apa selanjutnya yang akan terjadi.
"Dua.."
Seluruh siswa yang tadinya tertawa berubah menjadi riuh tak terima.
Gadis itu membalikkan badannya. Menatap Leo yang sudah mengedipkan sebelah matanya.Duh, nih orang ngapain sih?
"Ti.."
Alena memutar bola matanya. Dengan malas ia kembali ke Leo-anggota OSIS tergila di SMA GARUDA.
◾◾◾
Hai halo!
Cerita yang lahir begitu saja. Kaya tiba² muncul di otak💡(ahaa!)
Habis boring sii. Udah berapa lama ya di quarintine? Sampai lupa hari sama tanggal. Kangen sekolah juga hiks:" Oiya, bisa dibilang ini sekuel dari ARRAVIN (apaan si, sok banget ya ada sekuelnya, hehe)Jadi, gimana? Lanjut ga? Wkwk ga jawab juga gapapa. Gw udh sering ko dikacangi:')
Btw, welcome di cerita dua ratus kata~ (jeng-jeng!)
So, maksudnya tiap part nya itu ga panjang. Cuma sekitar 200 kata or lebih banyak dikit. Yaa.. ngisi kebosanan aja nulisnya👌🏽Peringatan🚫
Ini itu cuma cerita fiksi ya. Gausah ngikut², gausah aneh². Faktanya kehidupan nyata itu ga semudah kehidupan di dunia novel. Oke sip!Jangan lupa tinggalkan jejak~
Dariku,
Yang masih amatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
Teen Fiction"Lo! Sini maju ke depan!" Suara yang tadinya ramai mendadak hening. Pandangan mereka semuanya tertuju pada seorang siswa beralmamater silver yang dilipat hingga siku, juga topi berlambang SMA GARUDA yang ia pakai terbalik. Mulutnya sibuk mengunyah p...