[1°]

54 13 3
                                    

Chapter 1
na jaemin, cerewet.

Sebenarnya Na Jaemin ini sangat malas dan bahkan juga susah untuk bangun pagi. Kecuali jika ada hal-hal yang memang dianggapnya super penting barulah Jaemin dengan sendirinya terbangun.

Pagi ini Jaemin masih sangat mengantuk. Matanya terlalu berat, terasa seperti tengah menahan beban ber-ton-ton beratnya. Tak sedikit ia menguap kala menelusuri jalan menuju halte

Jam di ponsel-nya masih menunjukkan pukul 04.57 yang tandanya masih ada tiga menit hingga bis pertama tiba di halte. Tiga menit dirasa cukup untuk Jaemin singgah sebentar ke mini market

Beruntung sudah ada yang buka, sebenarnya belum benar-benar dibuka, hanya ada beberapa pegawai toko disana yang tampak masih bersiap-siap untuk membuka toko

Jaemin masuk, tak banyak melihat-lihat karena belum banyak barang yang bisa diambil. Ia hanya mengambil beberapa kebutuhan mandi, tambahan untuk makanan instan, juga beberapa alat tulis seperti penggaris, jangkar, dan pensil jika tiba-tiba dibutuhkan

Jika ditanya sudahkah Jaemin barang? Ah, bahkan Jaemin hanya membawa satu tas punggung yang biasa ia bawa ke kampus, dan satu tas besar yang cukup untuk mengisi beberapa pasang baju, topi, dan beberapa alat atau benda yang Jaemin rasa sangat dibutuhkan. Dilihat dari awal narasi saja sudah terlintas dipikiran bahwa Jaemin ini mahasiswa yang serba simple dan tak ingin repot, apalagi berlebihan hingga menyusahkan dirinya sendiri dan orang lain.

Cukup dengan beberapa kebutuhan tambahan, Jaemin segera ke halte dan menaiki bis disana.

~•°•°•~

Rombongan mahasiswa Neo Culture University berangkat pukul sepuluh. Sebenarnya sudah ditetapkan pukul delapan mereka akan melesat, tapi yah mau bagaimana? Pukul delapan tadi bahkan belum lima puluh persen yang hadir

Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam, hingga mahasiswa angkatan Jaemin pun tiba di lokasi KKN mereka. Tempatnya tidak terpelosok, juga bukan tempat terpencil. Namun, tidak terletak di kawasan ramaj juga

Desa-desa-nya tampak elok, cukup banyak penduduknya. Melihat hal itu membuat Jaemin sedikit lega. Entah mungkin karena Jaemin suka atau rindu suasana seperti ini. Begitu damai dan teduh

Sesuai yang diberitahukan sebelumnya, mereka akan dibagi menjadi beberapa pos. Salah satu mahasiswaㅡyang kalau Jaemin tidak salah bernama Markㅡyang memegang tanggung jawab untuk mengarahkan mereka pun menyampaikan bahwa masing-masing mahasiswa akan masuk ke dalam pos yang sudah ditentukan

Akan ada total tiga pos, dan dibagi sama rata anggotanya. Jaemin sendiri masuk dalam pos tiga, bersamaan dengan Haechan. Haechan yang mendengar hal itu tampak sedikit antusias, namun merasa malas disaat bersamaan.

Namanya juga mahasiswa KKN tentu tak diberi fasilitas menginap dari kampus, mereka harus membaur dengan masyarakat setempat. Selain untuk memudahkan proses pembuatan proker mereka hal ini juga penting bagi hasil akhir mereka nanti.

Awalnya Jaemin ingin pergi sendiri, namun si ketuaㅡyang tak lain adalah Markㅡmenyuruh tiap mahasiswa setidaknya berpasangan, agar memudahkan mereka jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Dan berakhirlah Jaemin mencari atau mungkin menyewa tempat tinggal bersama Haechan

Haechan tampak antusias. Ia kerap menyapa warga yang berlalu-lalang, sesekali irama ia padukan pada langkahnya dengan senandung ria di bibirnya. Jaemin akui memang kepribadian Haechan cukup menarik dan mudah berbaur, ia juga ramah. Namun tetap saja Jaemin masih kekeuh dalam pendiriannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Little Thing Called Love • [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang