CHAPTER 9

21 18 1
                                    

Happy reading☺.                                      
:
:
:

Sama seperti malam- malam sebelumnya, syura akan menikmati semilir angin yang menghembus bebas. Malam ini ia merasa sangat sedih.

"Hahahh...pantaskah kalian di sebut sebagai sahabat, sahabat itu ada di kala suka dan duka tapi kalian apa, kalian pergi ninggalin rissa yang lagi berjuang sendiri"

Perkataan dhifa terus saja teringan dalam pikirannya. Ia tak mengerti apa maksud dhifa, yang lebih ia bingunkan adalah kata berjuang sendiri. Jika ia berjuang menahan rindu tanpa komunikasi syura dan chika juga merasakannya.

"Arghh..." erang syura frustasi

"Apa yang terjadi sama lo ris, kasih tau gue, apa maksud kak dhifa" ucapnya sedikit berteriak.

"Kejadian apa yang menimpa lo ris" lanjutnya yang seketika terduduk lesu lesehan di lantai balkon kamarnya.

Tanpa syura sadari, sedari tadi sepasang mata mengintipnya. Air mata turun dengar derasnya dari mata dara.

"Kasihan sekali nasib mu dek, gue prihatin sekali sama persahabatan yang sedang kau jalani ini" ucapnya pelan bahkan seperti sebuah bisikan.

***

H

ari ini adalah weekend, dimana semua orang akan beristirahat dan menghabiskan waktunya bersama keluarganya ada juga yang menyempatkan waktunya lari pagi. Sama seperti syura sekarang, yang sudah rapi dengan kaos polos putih dengan lengan pendek serta bawahannya celana training. Rambut yang di ikat satu dengan topi yang bertengger manis di atas kepalanya dan sepatu converse  berwarna putih.

Sesudah sarapan ia segera beranjak untuk melakukan olahraga rutinnya itu saat weekend tiba. Jangan tanyakan dara, ia masih terjaga di bawah alam mimpinya dan ayah bundanya lagi asik nonton tv.

Syura joging sekitar komplek perumahanya. Setelah merasa lelah ia berhenti untuk mengatur nafas nya dan berjalan untuk membeli minuman disekitar kompleksnya. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, syura beranjak ke arah taman yang ada di dekat tempat ia beli tadi. Sesampainya disana ia segera duduk di salah saru bangku yang ada di taman itu dan segera meneguk habis  minuman yang ia beli. Seakan tenggorokannya telah basah, ia menyumpal telinganya dengan earphone yang selalu ia bawa kemana- mana dan menyetel lagu favoritenya dan memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.

Sekitar 5 menit ia memejamkan matanya, ia merasa ada yang duduk di sebelahnya ia segera membuka matanya dan melihat ke arah orang itu. Betapa kagetnya ia melihat orang itu yang ternyata adalah vibril.

Dia lagi, dia lagi dimana- mana ada dia. Batinnya

Akhir- akhir ini memang syura tak jarang ketemu dengan vibril di berbagai tempat.

"Habis lari yah" tanya vibril. Yang di balas anggukan oleh syura.

"Lo kayaknya banyak pikiran deh" tebak vibril tepat pada sasaran.

"Nggak" jawab syura ketus.

"Oh, kalau nggak mau cerita nggak papa kok. Gue siap kok jadi tempat keluh kesah lo"

Tanpa disangka syura bercerita kepadanya.

"Kenapa saat satu kebahagian gue datang, disaat itu pula masalah berkali- kali lipat datang bersamanya" ucap syura dan vibril masih setia menunggu syura mengeluarkan unek- uneknya.

3 Female Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang